webnovel

Tergoda

W A R N I N G 21+

Cerita ini mengandung adegan dewasa dan unsur seksual. Maka bijaklah sebelum membaca.

Selo menatap wajah cantik Jessika dengan intens. Dia begitu damai ketika tertidur. Selo sampai tidak tega untuk membangunkan gadis itu. Gadis malang karena semasa hidupnya tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Selo mengelus rambut Jessika dengan lembut. Dia menatap betapa indahnya ciptaan tuhan.

Jessika adalah pantulan gadis yang sempurna. Dia adalah ibarat seorang dewi yang menjelma menjadi seorang manusia. Selo lalu mengecup kening gadis yang kini telah menjadi miliknya. Dia mengecup lembut kening itu lalu mengecup bibir mungil yang ranum itu. Selo melumat habis bibir Jessi yang semanis madu. Seolah selo begitu sedang melumat sarang madu. Selo membelitkan lidahnya agar bisa mengambsen semua gigi Jessi dan membelit lidah Jessi dengan romantis.

Suara decakan bibir yang menyatu. Terdengar begitu merdu. Ciuman itu begitu panas. Sehingga membangunkan si pemilik bibir. Jessi perlahan membuka matanya. Dia langsung menyadari bahwa dirinya sedang di lahap habis oleh seorang pria tampan. Siapa lagi kalo bukan Selo. Selo terus melumat bibir merah muda itu. Membuat Jessi tidak tahan dan membalas ciuman Selo.

Selo terkejut ketika Jessi membalas senyumanya. Selo menyadari Jesi telah terbangun dari mimpi indahnya. Dan mendapati dirinya sedang melahap habis bibir sang gadis. Melihat reaksi Jessi yang membalas ciuman Selo. Selo menjadi bersemangat. Selo lalu mulai melepaskan kecupan bibirnya. Mereka menarik nafas sesaat. Dan membiarkan gadis itu menarik nafas juga.

Mata mereka saling memandang. Baru kalo ini Jessi melihat Selo yang begitu bernafsu. Pasalnya mereka belum pernah berciuman seperti itu. Dan ini adalah ciuman pertama Selo dan Jessi. Ciuman pertama yang panas. Karena biasanya Selo hanya mengecup kening Jessi saja.

Mata mereka masih saling beradu. Sorot mata yang berkabut sudah ada di depan mata Jessi. Mata selo tak henti memandangi wajah cantik model remaja itu. Lalu Selo langsung memngecup leher Jessi. Selo tidak memberikan tanda merah. Katena Selo sadar betul Jessi akan ada dalam masalah jika dia melakukanya.

Tangan selo mulai masuk ke dalam kaos ketat Jessi dan memainkan payudara sebelah kiri Jessi sedang sebelah kanan Selo beri tanda kismark.

"Ah.. " Jessi merasakan geli yang luar biasa ketika Selo mulai mengulum niple payudaranya.

"Selo aku gak kuat!" Jessi mengeliat merasakan kenikmatan ketika Selo memainkam payudaranya. Selo semakin menjadi. Ruangan itu ruangan makan yang tertutup. Sehingga mereka bebas melakukan apapun disana. Selo mulai memposisikan paha Jessi menekuk dan Jessi membuka kakinya. Selo lalu menindihnya. Jessi dan Selo masih mengenakan pakaian lengkap. Selo hanya menindihnya saja.

Selo tidak berani untuk berbuat lebih dari itu. Padahal Selo sudah sangat bernafsu. Jessi yang sebelumnya sudah pernah bercinta dengan Sean. Dia sudah merasa sangat tergoda oleh gesekan yang Selo berikan. Selo menindih Jessi dan terus mengecup dan mengulum payudara Jessi. Jessi sudah tak tahan. Akhirnya dia berteriak ketika tiba-tiba saja ada cairan hangat menembus celana dalamnya.

"Selo." Ucap Jessi sambil memejamkan matanya ketika dia klimaks hanya dengan isapan lembjt dari bibir Selo. Selo meraba Mis v milik Jessi yang kini celana dalamnya sudah basah. Jessi hanya bisa memejamkan matanya. Sedang Selo sudah sangat tegang dan bernafsu. Selo lalu mengarahkan tangan Jessi untuk bermain bersama adiknya. Jessi tersentak tetapi karena Selo menginginkanya maka Jessika mulai memainkan benda yang sudah tegang itu.

"Ah Jes, lebih cepat!" Ucap Selo memejamkan mata. Dia merasakan sebuah kenikmatan ketika tangan Jesi mulai mengelus dan memberikan kocokan pada adiknya. Jessi melakukanya sesuai instruksi dari selo. Dan akhirnya sebuah lahar panas menyambut dan mengotori tangan Jessi. Selo memejamkan mata ketika kini dia merasakan sensasi kenikmatan yang tiada dua.

Selo tidak mau menyentuh Jessi karena takut ketagihan. Karena mendengar ucapan teman sekolahnya. Bahwa dia yang sudah pernah bercinta dengan perempuan. Maka dia akan ketagihan dan selalu ingin melakukan itu secara terus menerus. Makanya kalo sampai itu terjadi. Maka selo takut Jessi sampai hamil. Sedangkan mereka masih sekolah. Jesi dan selo bahkan baru berusia enam belas tahun. Walau memang sebentar lagi mereka akan segera berulang tahun yang ke tujuh belas.

"Sayang, nikmat sekali!" Ucap Selo sambil merebahkan tubuhnya yang lemas. Sedang Jessi mengelap tanganya dengan tisyu. Tanganya terasa lengket dan Jessi sepertinya harus mencuci tangan.

"Iya Sel, aku ke kamar mandi dulu ya!" Ucap Jessi. Lalu Selo mengangguk. Sementara Jessi ke kamar mandi. Selo membersihkan cairan yang menyiprat ke sofa dan selangkanganya. Selo baru merasakan making out. Dia benar-benar sudah nakal. Padahal Selo dan Jessi tidak saling mencintai. Tetapi mereka malah berbuat seperti itu.

Selo mengenakan celananya kembali dan bergantian ke kamar mandi bersama Jessi. Setelah itu mereka lalu melanjukan agenda mereka yaitu makan. mereka makan dengan sangat banyak. Senyum dan tawa mereka begitu manis. Jessi bahkan begitu manja kepada Selo semenjak kecil. Selo selalu menjadi sosok dewasa untuk Jessi.

Setelah makan, lalu mereka hanya sekedar duduk. Jessi menyandarkan kepalanya pada bahu Selo. Mereka. Begitu lelah. Tetapi mereja cukup puas. Mereka salinh memuaskan tanpa harus bercinta. Padahal mereka masih anak SMA.

"Sel, kamu sudah mulai nakal ya sekarang ." Ucap Jessi pelan.

Selo mengecup kening Jessi dengan lembut.

"Aku tergoda oleh kecantikanmu!" Ucap Selo pelan.

"Kamu nakal ya!" Jessi terkekeh.

"Iya, aku nakal, tidak apa-apa, toh kamu adalah miliku seorang!" Ucap Selo dengan senyuman manisnya.

"Iya seluruh dunia tahu bahwa aku milikmu Sel!" Ucap Jessi sambil memejamkan matanya dan memeluk erat tubuh Selo.

Mereka lalu memutuskan untuk pulang ke hotel. Sesampainya di hotel ternyata Papa Damian sudah menunggu Selo dan Jessi. Jessi langsung memeluk Papanya tersayang.

"Sayang, apa harimu menyenangkan?" Ucap Papa sambil mengelus putri bungsunya. Jessi mengangguk dan duduk di pangkuan sang Papa.

"Om, Jessi tadi menagis!" Ucap Selo.

"Loh kenapa, kamu apakan?" Papa tersenyum.

"Selo hanya mengajak dia ke rumah hantu, ternyata Jessi sangat ketakutan." Tutur Selo terkekeh.

"Yatuhan anak manja ini tidak suka yang berbau-bau hantu Sel, apa kamu sengaja!" Papa Damian tersenyum.

"Begitulah om!" Ucap Selo dengan senyuman manisnya.

"Uwh kalian berdua mengejek aku kan!?" Jessi mulai manyun. Dan akhirnya Papa dan Selo hanya bisa tersenyum dengan senang melihat Jessi merajuk seperti itu.

Bersambung

Catatan Author

Hai sayang maaf aku up sangat lama, aku begitu sibuk jadi sepertinya aku akan up 4 hari sekali.. jadi sampai jumpa hari minggu ya:* babay.

Salam sayang dariku 

Lee_ Evangelin Harvey

Chapitre suivant