webnovel

Cemas

Sean tidak bisa tenang. Dia tidak bisa hanya berdiam diri saja. Hawa panas kini sudah merasuk ke dalam jiwanya. Entah apa yang harus dia lakukan saat ini. Sean begitu cemas. Dia tak mau Jessi berduaan saja dengan Selo. Sean ingin menyusul Jessi ke ausi. Tapi dengan allasan apa dia menyusul kesana.

Apa yang harus dia katakan kepada Selo. Dan papanya Jessi nanti. Nasibnya seperti ini hanya bisa menunggu dengan cemas. Selo seperti kucing kepanasan. Dia mondar mandir seperti setrikaan.

"Jessi aku merindukan, apa yang kamu lakukan disana dengan Selo?" Sean mulai mempertanyakan perbuatan Jessi. Dia dengan mode cemburunya dan masih cemas.

"Sean ,kamu kenapa sayang?" tanya Mama Erika menyapa sang putra.

"Tidak apa-apa ma, Sean hanya jenuh saja, seharian di rumah!" ucap Sean menjawab ucapan sang Mama.

"Belanja yuk temani Mama!" Ajak sang Mama.

"Ayo ma, kita belanjanya ke Ausi saja, terus kita pulang besok sore!" Ucap Sean dengan senyuman bahagia karena merasa ada jalan untuk bisa menemui Jessi di Ausi.

"Idih kenapa jauh sekali, belanja saja apa meski harus ke luar negri?" Mama terkekeh melihat putra sulungnya bersikap agak aneh.

"Ma, kita kan bisa sambil menengok Selo, apa Mama tidak rindu padanya?" Ucap Sean memeluk sang Mama dari belakang. Sean mencoba membujuk Mamanya agar mau pergi ke Ausi juga.

"Iya ya, Mama kangen sama Selo, yasudah Sean kita bersiap, kita ke ausi sekarang!" Ajak Mama. Sean begitu senang ketika Mama mau berangkat ke Ausi. Sean sudah sangat cemas dengan Jessika. Sean tidak tenang dan cemas membiarkan Jessi berdua dengan Selo.

Sean berfikir hanya dia saja yang berhak atas Jessika. Tidak ada yang lainya. Bahkan Selo sendiri tidak berhak atas tubuh Jessi. Sean sangat cemas dengan Jessi dan Selo. Sean takut membayangkan Selo dan Jessi. Bagaimana kalau Selo menyentuh Jessi. Sean pasti akan sangat terpukul.

"Pokonya Selo tidak boleh menyentuh Jessi sedikit pun!" Ucap Sean dalam hatinya. Sambil terus berkemas.

"Sean, apa kamu sudah siap?" tanya Mama, berteriak dari lantai bawah.

"Oke ma tunggu!" jawab Sean. Dan beberapa menit kemudian Mama dan Sean langsung berangkat. Mereka ke bandara dan segera terbang ke Ausi.

Mama langsung memberi tahu Selo bahwa mereka sedang dalam perjalanan. Dan Selo begitu senang karena Mamanya berkunjung.

Sesampainya di Ausi. Hari sudah sangat larut. Selo langsung memeluk sang Mama degan kerinduanya. Selo memeluk Sean juga. Namun ya Sean tidak suka di peluk. Mereka akhirnya beristirahat. Karena perjalanan memang sangat melelahkan.

Mereka tidur dengan sangat lelap.

Sampai akhirnya pagi pun tiba.

Mama sudah cantik dengan dandanannya. Siapa yang menyangka kalau Mama Erika adalah ibu dari dua anak bujangan. Mereka kebetulan menginap di hotel yang sama dengan Jessika. Mereka memutuskan untuk sarapan bersama di resto hotel. Jessi sangat senang bertemu dengan Mama Erika.

Mereka memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing. Papa Damian juga ikut sarapan bersama.

Sean sesekali mencuri pandang kepada Jessi. Jessi hanya pura-pura tidak melihat saja. Sean sangat merindukan Jessi. Hatinya berdetak tak karuan. Dia sangat ingin memeluk dan mencium gadisnya itu.

"Selo sayang ayo makan yang banyak!" Ucap Mama sambil menambahkan lauk pada putra bungsunya. Selo terseyum dengan mulut penuh makanan. Selo sangat merindukan mamanya. Selo sekolah jauh karena cita-citanya biar bisa jadi kapten pilot yang keren. Setelah lulus SMA pun Selo masih harus kuliah di luar negri lagi. Dia sangat ingin menjadi seorang pilot. Dan Mama papa pun sangat mendukung.

Sedang Sean sendiri sudah menjadi model dan celebritis sama seperti Jessi. Dan selama ini juga Sean yang selalu menemani Jessi dalam kesepiannya. Jessi pamit sebentar untuk ke kamar kecil. Jessi masuk ke dalam kamar kecil dan disana dia mencuci mukanya. Hatinya berdebar begitu kencang ketika harus makan bersama seperti itu.

Dimana ada tunangan dan kekasih gelapnya makan bersama dalam satu meja. Membuat dirinya tak karuan. Jessi terus menghela nafas dengan sangat berat. Tiba-tiba saja seseorang menarik tubuh mungil Jessi dengan cepat dan memeluknya dengan erat.

"I miss you!" Bisik seorang pria dengan mesra.

"Sean." Jessi terkejut karena kini dirinya sudah berada dalam pelukan sang kekasih.

"Aku merindukanmu, aku cemas, sampai aku tidak bisa tidur, aku teris memikirkanmu aku bisa gila kalau seperti ini terus." Sean lalu mengecup bibir mungil sang kekasih dengan mesra. Jessi mendorong tubuh Sean.

"Sayang?" Sean mengerutkan dahinya.

"Kak, aku takut ketauan orang, lagian ini di dalam toilet wanita, kamu ingin kita tertangkap paparazi?" Jessi mulai cemas.

"Aku tidak tahan aku sungguh merindukanmu!" ucap Sean menatap sang kekasih dengan penuh rasa cinta.

"Kamu tidak boleh seperti ini, ada Mama Erika, ada Papa Damian, dan ada Selo, apa yang akan terjadi jika semua ini terbongkar, sudahlah aku tidak mau sepeti ini!" Jessi berkata dengan ketus.

"Sayang maafkan aku, tapi aku benar-benar cemas dan sangat merindukanmu." Ucap Sean dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lepas Sean!" Ucap Jessi penuh penekanan.

"Aku akan melepaskanmu jika kamu menciumku!"ucap Sean sangat berharap.

Jessi berdecak kesal. Dia menghela nafas panjang dan mulai mencium Sean. Sean langsung membalas ciuman dari kekasih yang amat dia rindukan. Kecemasan Sean kini terbayar dengan kecupan mesra dari kekasihnya. Sean meremas payudara Jessi dengan lembut.

"Ah, sudah!" Leguh Jessi. Sambil mendorong Sean. Lalu Jessi keluar dengan segera dari kamar kecil itu. Meninggalkan Sean yang kebingungan karena di luar masih banyak wanita. Sean harus menunggu sampai toilet sepi baru bisa keluar.

Jessi duduk di samping Selo dan memakan kembali sarapan paginya.

Sedang Sean masih belum kembali. Jessi sangat kesal dengan tingkah sean. Bisa-bisanya dia masuk ke dalam toilet perempuan. Itu sungguh membuat hatinya sangat takut , takut tertangkap paparazi. Namanya juga celebriti pasti selalu di ikuti oleh wartawan. Di sini memang bukan di Indonesia. Tetapi Jessi masih takut ada wartawan yang mengikutinya

Beberapa saat kemudian Sean pun berhasil keluar dari toilet perempuan itu dan Sean kembali duduk di hadapan sang kekasih dan melanjutkan makannya lagi.

🌺🌺🌺

Bersambung

Chapitre suivant