webnovel

Cuma tidur saja

Jessika berhasil menuruni anak tangga. Wajahnya sedikit pucat dan jalannya benar-benar lambat seperti kura-kura.

Gadis itu seolah berjalan di atas duri. setiap langkahnya memperlihatkan rasa sakit yang terpendam. Jessi harus berusaha untuk terlihat sehat dan kuat dihadapan para tamu undangan yang sedang merayakan pesta pertunanganya.

Ayah Damian memperhatikan putri bungsunya itu dan berjalan ke arah Jessi. Papa menuntun Jessi untuk duduk.

"Kamu sakit sika?" ucap ayah dengan cemas.

"Perutku ayah, sepertinya aku datang bulan, ayah," ucap Jessika dengan pelan.

Jessi sangat takut Papa-nya tahu keadaan yang sebenarnya.

"Ya sudah duduk saja!" kata papa pelan Jessi mengangguk menuruti ucapan sang ayah. Lalu ayah menyambut para tamu kembali. meninggalkan Jesi dalam wajah cemasnya.

"Sika kamu mau makan?" Ajak Selo sambil menyuapi Jessika makanan ringan. Jessika menggangguk dan memakan suapan dari tunanganya. Pikiran Jessika berkecamuk. Wajahnya pucat pasi.

Isi hati Jessika.

Aku kembali ke pesta kami. Dimana mereka semua mengucapkan selamat atas pertunanganku dan Selo. Aku sungguh malas kembali.

Selangkanganku terasa amat sakit tak terkira. Ini hari terberat dalam hidupku, dimana aku hari ini bukan gadis lagi. Aku kini sudah bukan perawan lagi.

Aku bukan orang kuno yang akan bunuh diri karena keperawanan ku hilang. Tetapi tetap saja ada rasa sesal dalam hatiku ketika aku tau bukan Selo yang mengambil keperawananku melainkan kakak iparku sendiri Sean. Iya dia Sean kakak iparku.

Sean berengsek dia kekasih semingguku. Dan sekarang dia malah menjadi simpananku. Dia ingin sekali membatalkan pertunanganku dengan Selo.

Oh Tuhan jangan sampai. Karena pertunagan ini adalah amanat dari almarhum ibu. Aku harus menuruti wasiat ibu. Aku tidak boleh mengecewakan almarhum ibuku.

Debaran hatiku serasa berbeda. Kini serasa ada yang hilang dan jiwaku terasa tak tenang. Setelah aku sadar aku tadi bergumuh dengan Sean tanpa pengaman. Aku menjadi gadis nakal sekarang. Sean itu menyebalkan.

Tapi tak kupungkiri kalo Sean lebih tampan dari Selo. Kalo saja aku berhak memilih aku akan memilih Sean saja. Tetapi perjodohanku adalah wasiat terakhir dari almarhum ibu.

Aku tidak ingin membatalkannya. Dan aku juga sudah merasa sayang terhadap Selo karena kami memang sudah di dekatkan sedari bayi.

Aku melihatnya. Sean menatapku tajam saat Selo menyuapi aku makan. Dia spertinya sangat cemburu. Ah ...  kamu sendiri yang memilih menjadi simpananku. Tau rasa deh aku akan bikin kamu makin cemburu dan mutusin aku.

Aku menyenderkan kepalaku di bahu Selo.

"Sika kamu sakit banget ya?" ucap Selo lembut.

"Hmm ... aku ingin tiduran sebenernya, Sel."

"Nanti ya, sekarang tidur di pundaku saja, oke," ucap Marcello manis. Lalu mengecup keningku dengan lembut.

Cup.

Kecupannya hangat. Dan aku begitu tersentuh.

Dia adalah tunanganku Selo, Dia Selo ku. Aku akan berusaha mencintainya.

Jessika END.

Pagi itu Jessi merasa sangat tidak enak badan. Setelah semalam bergumuh bersama Sean. Jessi merasa badanya remuk.

Dia merasa sangat malas untuk bangun dan hanya ingin tertidur saja. Mamah sama Malika sudah berangkat ke Amerika untuk belanja.

Sedang ayah ada di ruang kerjanya. Kebiasaan libur papanya yaitu berada di kamar pribadi alias ruang kerjanya.

Dering telepon membangunkan pikiranya. Setengah tidur setengah bangun. Malas sekali sekedar mengangkat telepon. Ternyata itu adalah telepon dari Sean.

Jessika malas berbicara dengan kekasihnya itu. Setelah apa yang dia perbuat semalam padanya. Menyisakan rasa sakit di hati dan tubuhnya. Bahkan menyisakan tanda merah yang banyak di tubuhnya.

Sepuluh panggilan tak terjawab. Jessika mengabaikan telepon dari Sean dan memilih memejamkan mata untuk tidur kembali. Tiba-tiba saja ada pesan masuk. Dari siapa lagi kalo bukan dari Sean.

"Sayang apa kamu masih tidur. Aku sudah kangen lagi sama kamu ... aku tak tahan ingin memeluk dan menciummu lagi."

"Huh, menyebalkan," ucap Jessika kesal.

Jessika tidak membalas pesan Sean. Dan Sean mengirimi lagi pesan padanya.

"Sayang kalo kamu tidak bangun, aku yang masuk ya."

Sms dari Sean sontak membuat Jessi terkejut.

"Jangan Sean aku saja yang turun!" balas Jessi.

Lalu Jessi berlari keluar rumahnya dan membuka pintu. Terlihat Sean sudah bersandar dengan santai di mobilnya.

"Hai Sayang. Kamu seksi sekali, kamu sengaja ya menggodaku?"  lirih Sean dengan senyum manisnya.

Jessi baru tersadar bahwa dirinya berlari keluar kamar dengan hanya menggunakan kaos seksi dan celana pendek hampir mirip seperti celana dalam. Tapi berbahan katun.

"Ahh, kamu," kata Jessi terhenti lalu pergi masuk kembali ke kamarnya dan berganti baju.

Kini Jessi sudah mengenakan celana yg agak panjang dikit. Walau pun memang masi short pan. Ya 20 cm dari lutut.

Sean tersenyum manis mendapati kekasihnya datang.

"Ada apa?" Jessi terlihat kesal.

"Kangen saja."

"Aku cape kak ...  semalam pestanya sampai jam 11 malam. Aku ingin tidur," seru Jessika memelas.

"Ayo kita tidur!" ajak Sean.

"Ih, Keterlaluan gak puas apa semalam menyiksa aku?" ucap Jessi sangat pelan namun Sean mendengarnya dengan jelas.

"Tidur saja, Sayang. Aku janji."

"Aku tidak percaya, kamu pasti bohong?" Jessi mendengus kesal.

"Percaya deh, Sayang. Yuk," ajak Sean sambil menarik tangan Jessi dan langsung mengajak Jessi masuk kedalam mobilnya.

Kini Jessi sudah ada didalam mobil. Sean memacu kecepatan sedang.  Dan kini mereka sampai di sebuah apartemen. Mereka pun turun dan berjalan menuju ke apartemennya Sean.

Sean menekan tombol kunci dan terbuka. Sean masi terus menggenggam tangan Jessi dan kini mereka duduk di sofa.

"Mau sarapan?" ajak Sean.

"Tidak kak, ayolah Kak Aku ngantuk," lirih Jessi masih kesal.

"Oke ayo kita tidur Sayang," ajak Sean sambil membawa Jessi menuju kamarnya.

Jessi awalnya ragu untuk tidur tetapi rasa lelahnya mengalahkan semuanya. Dan Jessi akhirnya merebahkan badanya di kasur milik Sean. Benar saja tidak butuh waktu lama Jessi terlelap.

Sean tersenyum manis melihat kekasihnya tertidur. Lalu Sean pun ikut berbaring sambil memeluk Jessi dengan posesif. Sean mencium wangi tubuh Jessi yang kini sudah membuatnya candu.

Rasa cintanya terhadap Jessi sungguh membuat Sean terasa gila. Sean benar-benar mencintai Jessi. Sean menatap wajah Jessi yang tengah tertidur dengan lelap.

Wajah yang begitu cantik dengan mata yang biru membuat Sean semakin mencintai gadis itu.

"Aku akan mengisi hidupmu dengan penuh cinta dan kasih, karena itu perutmu harus isi bayiku dulu agar kita bisa selalu bersama, Sayang," ucap Sean dalam hatinya sambil tak lekat memandangi wajah cantik Jessi yang tak membuatnya jemu.

Mata Sean terpejam merasakan wangi tubuh Jessi  Dan  kini Sean mengikuti Jessi ke dunia mimpi. Mereka berdua tertidur sambil berpelukan. Dan terbuai dalam dunia mimpi.

Bersambung.

Chapitre suivant