webnovel

papa

Papa Mirella yang sejak tadi mendengar pembicaraan istri dan putrinya juga merasakan tidak percaya dengan ucapan sang anak. 'Ya Tuhan....apa yang sudah aku lakukan,,dari dulu aku adalah monster bagi putriku sendiri' batin sang papa sedih. Sedari kecil Mirella tidaklah seperti Mirna, juga Malvin yang senang bermanja padanya,, Mirella adalah putrinya yang selalu menjaga jarak dengan dirinya. Jangankan bermanja, bahkan meminta dibelikan mainan juga tidak pernah, putrinya itu selalu bermain dengan mainan bekas sang kakak, bahkan sang putri juga tidak akan ragu memberikan mainan yang baru dibelikannya pada sang kakak. Meski sekarang dirinya sudah mengetahui alasan sikap putri ke duanya itu. Dirinya benar - benar menyesal dengan segala yang terjadi. Namun ternyata bukan hanya waktu kecil dirinya membuat sang putri tidak bahagia, bahkan sampai sang putri dewasa dirinya jugalah biang ketidak bahagiaan sang putri.

"Mira...." pangilnya pada sang putri . seketika perhatian sang istri juga sang putri tercurah padanya. " papa" pangil sang putri sembari tersenyum. "jika kamu....mau berpisah dengan Daniel....akan papa usahakan" katanya dengan menghembuskan nafas berat.

"apa maksud papa,,jangan sembarangan bicara!" kata sang istri marah. "ma....papa hanya ingin anak Kita bahagia" katanya lirih. " bahagia....bahagia papa bilang,, bagaimana kalau kebahagiaan Mira adalah Daniel,,bagaimana,,jangan lakukan Hal yang akan papa sesali lagi nanti" kata sang istri Sambil berlalu meninggalkan mereka. "papa hanya ingin anak papa bahagia,,papa tidak ingin menjadi monster bagi putri papa sendiri,,tapi nyatanya....papa akan selalu jadi monster bagimu,,maafkan papa Mira" kata sang papa sambil mengusap kepala Mirella.

Mirella menahan air matanya. perkataan sang papa membuat hatinya tambah tidak karuan.

"papa akan lakukan apapun untuk kebahagiaanmu,,untuk menebus kesedihanmu dimasa kecilmu dulu" kata sang papa lagi. Mirella memejamkan matanya. dirinya diam. sebelum akhirnya ditatapnya wajah sang papa yang masih gagah diusianya sekarang. hanya sebentar dirinya langsung menunduk lagi. " Mira baik - baik saja, Masa kecil Mira juga baik - baik saja, Mira juga bahagia...dulu,,maupun sekarang " kata Mirella lagi.

perkataan Mirella membuat sang papa bertambah rasa bersalahnya. Sang putri bahkan mengatakan dirinya baik - abik saja agar dirinya tidak mereasa bersalah. andaikan saja dulu dirinya mencari tahu, kenapa putri keduanya selalu saja tidak ada disetiap moment , andai saja dulu dirinya mau sebentar saja menolehkan kepalanya kebelakang, keadaan mungkin tidak akan seperti sekarang.

Entah sejak kapan papa Mirella memang selalu bermimpi Masa kecil putri ke duanya itu. didalam mimpinya, dirinya melihat dirinya bersama dengan istri juga kedua anaknya yang lain sedang menonton bersama, nampak mereka tertawa hangat dengan penuh kasih sayang disana, namun....disudut belakang seorang gadis kecil memandang dengan tersenyum melihat kehangatan itu. "papa,,maaf ya...Mira ingin nonton juga,,tapi Mira janji,,Mira akan menonton dari jauh biar papa tidak bisa melihat Mira" kata gadis kecil itu.

"pa....Mira baik - baik saja, jadi papa tidak perlu merasa bersalah untuk segalanya yang terjadi pada Mira,,karena itu bukan salah papa" kata Mirella. perkataan Mirella membawa kembali pikiran papanya. " untuk Masa kecil Mira....Mira bahagia kok pa,,Mira Punya sahabat seperti Miska, Rio, Bian, Dani,,Mira juga Punya adik lucu seperti Alvin, Mira juga Punya kakak yang selalu memberikan apa yang dia Punya pada Mira, Mira juga Punya mama juga papa seperti kalian" ucap Mirella lagi.

"Punya papa seperti papa bukankah kebanggaaan juga bukan kebahagiaan bagimu" kata sang papa lirih. " papa tidak tahu,,Mira selalu bangga sama papa, Mira juga selalu memamerkan papa pada teman - teman Mira, mereka akan selalu iri kalau Mira bercerita tentang papa" kata Mirella lagi. "tapi semua yang kamu katakan pada temanmu adalah kebojongan" imbuh sang papa lagi.

"tidak pa,,Mira jujur kok,,papa penguaaha yang hebat, papa juga sangat sayang sama keluarga, papa juga selalu membelikan kami mainan..." kata Mirella lagi. " tapi ketika kamu mengatakan itu,,pasti sebenarnya kamu memyembunyikan tangismu kan,," sang papa benar - benar semakin merasa bersalah. " Dan....mainan apa yang papa belikan untukmu,," kata sang papa lagi.

"tidak pa,,Mira bahagia kok melihat kalian tertawa bahagia, melihat kalian sehat semua, Mira bahagia...kenapa papa bilang mainan apa?,,semua mainan Mira kan papa yang beli,,karena papa tidak mau melihat wajah Mira yang nakal, jadinya papa selalu menitipkannya pada kakak" kata Mirella lagi.

sang papa langsung memeluk putrinya. Kurang beruntung apa dirinya memiliki putri yang sedemikian hebatnya. seorang putri yang begitu baik hati. "ya Tuhan....terbuat dari apa hatimu nak..." kata sang papa sambil mengusap air matanya

Chapitre suivant