"Salam Ayah! Salam ibu!" kata Farel menyapa Raja dan Ratu yang tengah tersenyum, menatapnya bangga. Jelas saja - apa yang Farel lakukan sungguh mencerminkan seorang kesatria sejati, tak heran mereka mendidik Farel begitu keras.
"Kau sudah bangun, putra ku? Dimana menantuku?" tanya Raja mempersilahkan Farel untuk duduk bersama mereka di sebuah kursi dengan meja bundar. Hari memang sudah siang, namun hal itu tak membuat Raja dan Ratu bangkit dari duduknya, sedari pagi mereka berada disini— untuk menyaksikan hukuman mati yang akan diberikan pada Moritz dan juga Abi dihadapan para rakyatnya.
Jika kalian bertanya kemanakan rakyat dimensi Garnet? Terpaksa mereka semua pun harus dihukum mati. Bukan mereka kejam atau tidak bertoleransi kepada rakyat Abi, hanya saja— jika dimensi Arles membiarkan rakyat Garnet hidup, sudah dipastikan para panatik akan menyerang balik dengan menyusun strategi, dalam artian melakukan pembalasan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com