Perdebatan antara David dan beberapa penagih hutang itu masih terus berlangsung hingga Farel angkat bicara, "Ada apa ini?" Seperti biasanya, suara yang tegas nan penuh wibawa.
Sontak seluruh antensi mengarah padanya, jelas saja kini Alea dan Farel semakin menjadi pusat perhatian.
"Tuan Arles… Maaf karena telah membuat kerusuhan di acara anda." Salah satu diantara mereka menjawab setelah membungkukan tubuhnya hormat.
Jika mereka semua yang berada disini tau akan rencana seorang Mr Arles yang sengaja melangsungkan hal ini, apa mereka akan kecewa? Dan entah kebetulan atau memang Farel selalu tau prihal keluarga calon istrinya hingga membuat David, Elisa dan Fricila mendapatkan sesuatu yang begitu memalukan disini.
"Tak apa, lanjutkan saja." titah Farel membuat Alea membelakan matanya tak percaya. Apa-apaan Farel ini? Mengapa pria itu begitu kejam?
Sebelum orang itu kembali buka suara, Fricila dengan tak tau malunya berjalan mendekat ke arah Farel dan Alea. Jelas saja Farel tau jika Fricila akan melakukan hal itu. Fricila pasti akan mengambil keuntungan dalam setiap kejadian, namun Farel akan memastikan jika itu tak akan pernah terjadi.
"Alea!" panggilnya membuat orang-orang merasa penasaran akan hubungan apa yang Fricila miliki dengan calon istri seorang pengusaha besar.
Seolah menyadari tatapan penasaran yang semua orang layangkan padanya, Fricila tersenyum bangga, "Dia adik ku."
Farel terkekeh, "Jangan mengarang Nona Alexander, calon istri ku tak mungkin memiliki kakak pembuat hutang seperti mu, Mr Alexander, bagaimana ini? Mengapa anak mu mengatakan hal itu--
Farel tampak menggantungkan ucapannya membuat seluruh tamu undangan semakin dibuat penasaran, dikecupnya kening Alea singkat, menandakan jika Alea memang miliknya dan hanya untuknya.
"Sungguh tidak sopan," sambung Farel pada akhirnya.
Yakinlah, jika David benar-benar tengah menahan malu dan amarah yang begitu menggebu-gebu. Demi mengalihkan atensi semua orang ia buka suara, "Berapa hutang anak ku?"
Sakit rasanya kala Alea mendengar hal itu keluar dari mulut David, jelas-jelas Alea anaknya, mengapa David begitu antusias menyatakan jika Fricila memang anaknya?
"Tujuh ratus miliar."
Deg!
Jelas saja itu bukan nominal yang rendah, mungkin jika hanya satu miliar atau paling tinggi sepuluh miliar, David masih bisa melunasinya, namun jika ratusan miliar? Ah— Ingatkan David jika ini hutang pribadi seorang mahasiswa yang entah dipakai untuk apa. Bayangkan saja, apa yang Fricila beli dengan uang sebanyak itu?
"Alea, apa kau mau menolongku?" bisik Fricila begitu pelan, nyaris tak terdengar.
Alea hanya memutar bola matanya malas, tentu saja Alea tak akan membantu Fricila sekalipun dirinya mau.
Semua tamu undangan mulai berbisik-bisik, membicarakan hutang anak dari Mr Alexander. Ah, itu begitu memalukan apalagi melihat David yang hanya diam. Bagaimana dengan Elisa? Wanita itu diam-diam pergi dari kerumunan meninggalkan David dan Fricila tentunya, wanita itu mungkin terlalu malu.
"Bagaimana Tuan Alexander? Apa kau akan melunasinya?" Pertanyaan itu kembali terlontar kala David tak kunjung buka suara. Dapat dilihat dengan jelas jika semua orang begitu menantikan jawaban Mr Alexander.
Kali ini Fricila mengguncangkan tangan Alea, "Ayolah Alea, kau memiliki uang. Pria di sampingmu itu--
"Berhenti mengganggu istriku Nona Alexander." desis Farel tak suka.
Cukup sudah, David tak dapat menahan rasa malunya lagi, David mendongakan kepalanya, "Berikan saya waktu hingga esok, akan saya lunasi hutang anak saya. Ayo Sila kita pulang."
***
PLAK!
"MAS!" pekik Elisa kala dengan tak berperasaannya David menampar Fricila. Fricila masih diam sembari meringis memegangi sebelah pipinya yang terkena tamparan kuat ayah tirinya.
"DIAM ELISA! KAU BAHKAN MELARIKAN DIRI TADI!" balas David sudah tak tahan lagi dengan drama dua wanita yang tak ada habis-habisnya.
"TAPI DIA ANAK KU—
"KALO DIA ANAK MU, MENGAPA TAK KAU ATASI SEMUA ORANG YANG MRNAGIH HUTANG!?" tukasnya membuat Elisa bungkam. Ayolah, mereka masih harus memikirkan siapa yang akan membayar hutang itu?
Ketiganya kini berada di sebuah hotel yang akan mereka tempati beberapa hari ke depan ini. Sebenarnya David tak akan datang, jika bukan undangan khusus dari Mr Arles secara langsung, tak menyangka jika dirinya akan menghadapi hal paling memalukan di acara milik pengusaha terkenal, yang sialnya— dia merupakan seorang ria yang membeli anaknya.
"KATAKAN PADAKU! UNTUK APA KAU MRMINJAM UANG SEBESAR ITU!??" teriak David semakin murka.
Fricila yang memang merasa bersalah dengan uang yang ia pinjam dan semakin merasa bersalah karena telah menyembunyikan ini dari Elisa maupun David.
Namun, jika kalian berpikir Fricila akan meminta maaf dan mengutarakan rasa bersalahnya, kalian salah.
"Cukup, Pah! Ini semua gara-gara Papah yang pelit!" tegas Fricila dengan memakai kalimat santainya.
Elisa yang menyadari suasana semakin mencengkram, menghampiri Fricila, "Sudahlah sayang... Tidak usah dipikirkan, biarkan ini jadi tanggung jawab Papah—
"APA YANG KAU KATAKAN ELISA!" Sungguh David tak habis pikir dengan perilaku Elisa, ia menyesal karena telah menikahi Elisa, ia pikir Elisa dan anaknya adalah wanita yang baik, namun ternyata? Keduanya sama.