webnovel

(In)Sanity

*(R-18)!!! Yuna Akari, Sejak kecil sudah sendiri. Dia selalu sendiri dan tidak pernah ada seorang pun yang ingin bersamanya. Dia selalu di nilai aneh dan sangat Misterius dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Dia di jauhi, Tidak dicintai, dan tidak di pedulikan. Kedua Orang tuanya mencampakkannya. Orang-orang menjauhinya. Membuatnya selalu..Menyendiri. Yuna Akari memiliki masalah Mental yang sudah ada di dalam dirinya semenjak kecil, Yaitu merasakan rasa bosan yang amat cepat. JikaYuna tidak melaksanakan Hobinya setiap waktu yang sudah ia tentukan, Maka Yuna akan..Menjadi…GILA! Dan jika ada yang berani untuk menyakitinya, Yuna juga akan menjadi…GILA! Dari kecil ia sudah memiliki hati yang Kosong, Hampa, yang tidak dapat di isi oleh siapa pun. Lalu, Dia bertemu dengan seorang Malaikat. Seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong dan hampa. Seseorang yang dapat menenangkan dirinya dari masalah Mentalnya. Tapi jalan untuk mendapatkannya tidak lah mudah. Selalu saja ada seseorang yang ikut campur dengan Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang mendekati Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang menghalangi jalannya untuk mendapatkan Malaikatnya. Dan orang-orang itu membuat Yuna Akari iritasi. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan Malaikatnya. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk menghentikan orang-orang yang mencoba untuk mendekati Malaikatnya. Itupun jika dia harus.. MENYAKITI MEREKA SEMUA! Itupun jika Yuna harus… MEMBUNUH MEREKA SEMUA! ..Mereka tidak punya pilihan lain. ..Malaikatnya Harus menjadi miliknya. ..Menjadi milik Yuna Akari.

FHNorai · Horreur
Pas assez d’évaluations
41 Chs

Vol. 2 - CH. 1 - Part Four

"5 detik...Hanya dalam 5 detik tadi..."

"A-APA!?!?"

"Hanya dalam 5 detik tadi...Aku sudah mengalahkan mu~ Dan seharusnya kau sekarang sudah berada di UKS~…Tidak, tapi di rumah sakit~"

"K-KAUUUU!!! BERANINYA!!!"

"Ayo berdiri~ Sangat di sayangkan jika aku harus mempermalukan mu sekali saja~

"TCH!!!!!!"

"Ayo berdiri, Pangeran~ Kau tidak ingin terlihat memalukan dengan kalah seperti itu bukan~"

Setelah melepaskan Jun, aku mulai meledeknya untuk memancing emosinya.

Bagiku, memancing emosi lawanku itu cukup berguna. Mereka akan lebih mudah kehilangan konsentrasi dan lebih mementingkan emosi mereka, dengan begitu aku mendapatkan sedikit keuntungan dalam jalannya pertandingan.

Tapi…

Akan beda ceritanya jika yang ku lawan itu sangat mudah untuk tidak terprovokasi dan cukup tenang..Maka caraku sebelumnya tidak akan berhasil.

Jun kemudian berdiri dengan tegak dan mengambil posisi bertarungnya kembali.

Tidak berhasil ya.

Harus ku akui..

Jun…Kau petarung yang handal.

Jun tidak terprovokasi oleh ejekan ku sebelumnya, Justru kali ini dia terlihat cukup tenang dan sifat arogannya seolah-olah langsung hilang dalam sekejap.

Wasit mendekatinya untuk melihat kondisi Jun.

"Kau tidak apa?"

"Tidak apa. Aku masih bisa lanjut"

"Baik! Lanjutkan!"

Jika sudah begini..Tidak ada gunanya menggunakan taktik psikologis ku.

Sisanya adalah pertarungan yang sesungguhnya..

Akan ku hajar Jun sampai dia-

Di saat aku ingin mengambil posisi bertarung atas, tanpaku sadari, Jun melesat dengan sangat cepat ke arahku sampai dia berada tepat di depan wajahku.

Aku terkejut. Jun kemudian melepaskan pukulannya ke arah wajah ku. Dengan cepat dan reflex ku yang lumayan, aku menghindari pukulannya dengan cara memiringkan kepala ku ke kanan.

WUSH!

Pukulannya sangat amat kuat. Aku dapat merasakan angin yang di hasilkan oleh kekuatan tangan dan pukulannya.

Semua orang di belakangku dapat merasakan anginnya.

Semua orang terkejut melihat kekuatan Jun yang meningkat.

"W-Wow…."

"Itu mengejutkan…"

"Niko bisa merasakan anginnya…"

"Tadi Zuka sekarang Jun…"

"Grrrrrr…Apa-apaan si pirang ini! Ternyata dia kuat!"

"Ternyata benar…"

"Hm…Ada apa, Rezuki?"

"Sifat aslinya…Baru saja keluar"

Walaupun aku terkejut…Sedikit…Aku memasang wajah tenang dan tetap konsentrasi. Aku tidak merendahkan pertahanan ku sama sekali.

"5 detik…"

"Hm?"

"5 detik...Hanya dalam 5 detik tadi...Pertandingan selesai~"

Jun membalikan perkataanku sebelumnya tadi kepadaku.

Tidak merasa kesal, aku justru merasa bersemangat.

"Hooh...Sepertinya aku sedikit meremehkan mu, Jun"

"Hmph...Semua orang memang seperti itu~"

Jun melepaskanku dengan mundur beberapa langkah kebelakang.

Dengan cepat, Wasit menghampiri ku dan menanyakan kondisi ku.

"Kau tidak apa?"

"Aku baik"

"Lanjutkan!"

Dengan begitu...Kondisi pertandingan justru berbeda dari yang sebelumnya.

"UWWWWWWAAAAAAAAAAAA!!!"

Semua penonton berteriak dan bersorak dengan sangat meriah.

Mereka semua meloncat-loncat dan berteriak tidak karuan.

Beberapa dari mereka merinding dan beberapa dari mata mereka bercahaya.

"Luar biasa!"

"Tidak ku sangka ini ternyata menyenangkan juga!"

"Ayo berjuang kalian berdua!"

Sorakan demi sorakan dan dukungan dari murid-murid yang tidak ku kenal...Meningkatkan semangat bertarung kami berdua.

"Ini dia!"

"Sifat asli Wakil kapten akhirnya keluar!"

"Dia selalu memperlihatkan sifat Arogannya untuk membuat lawannya emosi. Tapi sekarang..Wakil kapten kembali ke wujudnya yang sebenarnya"

"Zuka dalam bahaya. Hahaha"

"Tidak ada yang bisa lepas dengan mudah jika Wakil kapten sudah mulai serius"

Sepertinya semua anggota eskul Karate sudah mengetahui hal ini.

Jun sama seperti ku. Dia juga menggunakan taktik permainan Psikologis untuk membuat musuhnya emosi dan kehilangan konsentrasi.

Hmph...Ternyata Jun merupakan lawan yang berarti juga..

Kalau begitu...

Tunjukkan seluruh kemampuan mu, The Prince of Karate, Jun!

"Ternyata...Si pirang itu...Boleh juga"

"Lihat Zuka..Dia tidak pernah terlihat se-serius ini dalam pertandingan kecil-kecilan seperti ini"

"Menyalakan api semangatnya memang susah dan lama"

"Ummmmmm...Ayo Zuka jangan mau kalah!"

"Sudah kuduga...Jun ternyata tidak seperti yang di nilai orang lain"

"Enaknya jadi dirimu, Rezuki"

"Benar. Dapat merasakan perasaan orang lain itu sangat menguntungkan"

"Sudah ku bilang kalau ini terkadang tidak begitu menyenangkan"

"Tapi..."

"Ada apa?"

"Bukannya dalam Karate di larang untuk memukul ke arah kepala"

"Memang..Tapi itu di dalam Karate dan ini bukan Karate sekarang..Melainkan MMA"

Kembali pada pertarungan ku dengan Jun. Aku merancang strategi baru kembali dari awal.

Pertama aku ingin melawannya di bawah, dikarenakan Bela diri Karate itu tidak terlalu kuat di bawah jadi aku dapat membuatnya kewalahan dan aku bisa menyelesaikannya dengan TKO maupun Submission.

Tapi....

Sepertinya jati diri Jun yang sebenarnya sudah mulai terlihat. Dia bisa saja melukaiku barusan, walaupun aku tahu kalau aku tidak akan KO dengan pukulannya barusan tapi yang tadi itu cukup berbahaya. Tidak tahu apa yang akan terjadi benar seperti perkiraanku atau bahkan seperti perkiraan Jun.

"Zuka sangat hebat. Tidak ku sangka kalau aku harus lepas dari akting ku yang arogan. Yaa, lagipula aku tidak bisa bertarung secara arogan. Itu bukan gayaku dan tidak pernah berhasil untukku. Bersifat seperti itu justru dapat merugikan ku. Aku hanya bisa seperti itu baik sebelum pertandingan dan sesudah. Kapten..Kenapa kau meminta ku seperti ini..Dasar kau, Senpai"

"Saatnya cari strategi baru. Aku harus berhati-hati dengan Takedown dan Tacklenya. Di lihat dari kecepatan dan kekuatannya, dia sepertinya lebih diunggulkan jika berada di bawah. Berarti dia mengincar TKO dan Submission. Itu berarti aku harus terus memberikan tekanan di atas supaya dia tidak bisa menjatuhkanku dan mengambil keuntungan lebih. Yosh, aku bisa melakukan ini. Aku hanya harus berhati-hati"

Apa yang akan ku lakukan sekarang?

Ayo pilih strategi dengan tepat diriku...

Sepertinya aku akan melakukan tekanan saja. Aku akan berusaha terus menerus sampai dia terjatuh dan akan ku ambil kesempatan itu dengan baik. Mungkin aku juga harus menggunakan dua bela diri ku yang lainnya-...Tidak, itu tidak perlu.

Kami berdua masih terdiam dan tidak bergerak sama sekali. Walaupun begitu, para penonton tetap bersorak dengan keras dan meriah. Mereka terus bersorak dan bersorak tanpa henti tidak mempedulikan kalau kita berdua tidak melakukan apa-apa dan sedang memikirkan strategi...Juga menunggu siapa yang bergerak lebih dulu.

Lalu setelah beberapa detik berdiam diri, aku dan Jun memasang kuda-kuda kembali. Aku memasang kuda-kuda seperti sebelumnya tapi kali ini lebih keatas dan Jun memasang kuda-kuda sama seperti sebelumnya juga.

"OOOOOHHHHHH!!!"

Semua penonton bersorak takjub. Akhirnya mereka bisa melihat sedikit pergerakan dari kami berdua. Mereka mengartikan kalau akhirnya pertarungan akan di mulai kembali.

"Dari tadi mereka berdua terdiam"

"Bagaimana menurut mu, Rezuki? Apa yang sedang mereka berdua lakukan?"

"Menunggu"

"Begitu ya...Gimana?"

"Kau ini...Mereka berdua menunggu..Siapa yang akan maju lebih dulu"

"Apa menurut mu Zuka akan maju lebih dulu seperti yang sebelumnya?"

"Tidak. Kali ini Zuka...Akan mengambil posisi bertahan"

"Mmm!? ZUKAAAA JANGAN MERENDAH! TETAP PADA KE AGRESIFAN MU SAJA!"

Haaaahhh...Sara kau ini...Melawan Jun itu tidak seperti yang ku perkirakan sebelumnya, dasar kau ini..Moodbooster yang paling aku suka~

Aku menunggu Jun untuk melakukan pergerakan terlebih dahulu tapi sepertinya Jun juga lebih memilih untuk menunggu aku yang bergerak.

Di tengah ketegangan kita berdua...Akhirnya salah satu dari kami mengambil gerakan pertama.

Kali ini, Jun yang mengambil langkah lebih dulu.

Dia bergerak ke arah ku dengan cepat dan melepaskan pukulan dengan kekuatan yang pasti ke arah ku.

Dengan mudahnya, aku menghindari pukulan itu dengan menghindar ke samping. Jun terus melemparkan kombinasi demi kombinasi ke arah ku dan aku hanya dapat menghindar sampai salah satu pukulannya hampir mengenai wajahku dimana aku sedikit telat untuk menghindar dan harus menahannya dengan kedua lenganku.

Pukulan yang berhasil ditepis itu membuat para penonton bersorak lebih keras mengetahui akhirnya ada satu pukulan yang mengenai ku.

"Ayo maju Zuka! Jangan bertahan terus!"

"Itu tidak mudah"

"Hmmm?"

"Jun sangat cepat. Sepertinya Jun salah satu tipe petarung yang mengandalkan kecepatannya ketimbang kekuatannya. Yaa, dilihat dari bentuk fisiknya, Jun memang tidak mempunyai kekuatan pukulan yang lebih dan lebih tepat untuk mengambil kecepatan ketimbang kekuatan"

"Tapi...Pukulan yang barusan yang berhasil di hindari Zuka pertama kali itu...Bukannya terasa sangat kuat?"

"Memang. Tapi bukan karena Jun memiliki kekuatan yang lebih di dirinya..Melainkan dia menggunakan kecepatannya untuk menghasilkan kekuatan yang cukup"

"B-Begitukah..."

"Rezuki...Kau kelihatannya tahu banyak mengenai bela diri"

"Aku hanya pintar menganalisis"

"Jika kau sepintar ini, seharusnya kau berada di Kelas 2-A, bukan"

"Aku tidak mementingkan hal itu"

"Benar juga..Rezuki, kau selalu mengosongkan beberapa jawaban saat ujian, bukan. Apa karena kau tidak ingin berada di kelas 2-A"

"Sebenarnya, itu karena aku tidak ingin disamakan oleh mereka yang di bilang yang paling unggul dan yang paling pintar. Aku hanya ingin seperti biasa saja. Tenang dan nyaman"

"B-Begitukah...."

Kembali pada pertarungan ku dengan Jun. Jun masih mendapatkan posisi yang lebih unggul, dia berhasil memojokanku dan terus-menerus melemparkan kombinasi yang cepat. Aku bisa saja mematahkan kombonya tapi aku menunggu serangannya yang dapat menguntungkan ku nanti.

Setelah Jun terus-menerus melemparkan kombinasi demi kombinasi kepada ku, serangan dari Jun yang ku tunggu-tunggu akhirnya datang. Jun mengangkat kaki kanannya, berusaha untuk menendang bagian kiri badanku. Mataku langsung fokus dan tajam, aku tidak memilih untuk menangkap tendangannya yang cepat melainkan aku menargetkan kaki kirinya.

Walaupun tendangannya itu sedang dan cepat, dengan lincahnya dan sigap aku berhasil menundukan seluruh tubuhku kebawah.

"APA!?!?!"

Jun terkejut melihat apa yang berhasil kulakukan. Tapi sepertinya bukan Jun saja yang terkejut melainkan semua orang yang hadir.

Setelah aku berhasil memposisikan diriku sangat bawah daripada kaki Jun, aku menarik kaki kiri Jun dan menyeruduknya dengan pundakku membuat Jun terjatuh dan kami berdua sekarang berada di posisi bawah lagi.

Semua orang bersorak sangat meriah melihat kondisi sekarang berbalik.

"Bagus!"

"Zuka mendapatkannya!"

"Sekarang mereka ada di posisi keunggulannya Zuka"

"Hebat...Yang tadi itu sangat rendah"

"Apanya?"

"Apa kau tidak melihatnya dengan jelas? Tendangan Jun itu cukup rendah dan hanya sejajar dengan perut, tapi Zuka dapat menundukkan badannya dengan sangat cepat langsung kebawah seolah bukan apa-apa"

"Apa itu reflex Zuka?"

"Ya...Dan juga kecepatannya"

"Itu artinya..."

"Itu artinya Zuka lebih cepat daripada Jun"

"Cih! Lagi!"

Jun terkejut akibat Takedown ku yang begitu mendadak.

Karena tadi aku hanya berhasil mendapatkan kaki kirinya dan bukan keduanya, kini aku berada di atas bagian kiri Jun dan tidak sepenuhnya mendapatkan posisi paling atas dan paling dominan. Tapi di bawah masih tetap menjadi keunggulanku.

Aku berusaha mencari posisi yang tepat untuk menyerang dan mengambil keuntungan tapi sepertinya Jun mulai memahami cara berlindung di posisi bawah. Di saat aku bergerak, Jun juga ikut bergerak untuk menyamai gerakan, ritme, dan kecepatan agar aku tidak dapat mengambil keunggulan di bawah.

"Ayo Zuka! Hajar dia!"

"Sekarang Zuka tidak dalam kondisi melemparkan pukulan, bodoh"

"AKU TAHU ITU!!! Aku hanya berusaha untuk menyemangati Zuka saja!"

"Cari kata-kata yang lebih tepat kau bisa"

"Kalau begitu...Zuk-"

"Tidak. Lebih baik kau diam dulu saja untuk sesaat"

"KENAPA!?"

Wasit mendekati kami berdua agar dapat mengamati kami lebih jelas.

Untuk melawan balik, Jun tidak hanya bergerak mengikuti irama pergerakanku tetapi ia juga mulai memukulku dengan pelan dan pasti ke arah badanku. Pukulannya tidak kuat dan tidak keras tapi itu cukup untuk mempersulitku sampai aku memutuskan untuk melepaskan dia nanti. Tapi aku masih tetap berusaha untuk mencari posisi yang tepat dan mengambil keputusan.

Semakin kepojok, walaupun tidak ada ring Octagon yang menghalangi, tapi ada wasit yang meminta kami berdua untuk tidak melewati batas maka kalau kita berdua melewatinya nanti, Wasit akan menghentikan sementara dan meminta kita berdua untuk berdiri lalu melanjutkannya kembali. Itu yang paling tidak ku inginkan, di kondisi yang sekarang sudah sangat sulit untuk mentakedown Jun.

Jun masih terus memukul dan aku masih terus berusaha bergerak kebagian atas. Incaran ku adalah berada di posisi paling menguntungkan yaitu posisi paling atas sama seperti sebelumnya yang pertama kali, tapi sepertinya aku harus mengincar posisi 'Itu'. Di hitung dari kecepatan Jun bergerak, aku bisa mengakalinya dan mendapatkan posisi menguntungkan yang lainnya.

Jun terus bergerak mencoba untuk bebas sambil memukulku terus-menerus..Dan disinilah kesalahannya menguntungkan ku. Sepertinya Jun sudah mulai sedikit frustasi, dia bergerak dengan sedikit paksaan dan lama-kelamaan benar-benar memaksa untuk bebas. Saat Jun menggerakkan tubuhnya ke kiri untuk mendorongku, aku justru mengangkat tubuhku sedikit tinggi dengan sekejap dan Jun tidak memperhitungkan tekanan yang dia berikan.

Akibatnya, Jun sedikit terlepas dariku dan secara spontan Jun justru terguling sedikit ke kiri dan aku langsung menekan tubuh bagian belakang Jun dengan tubuhku agar Jun tidak dapat bergerak kembali dan mengambil kesempatan untuk berdiri.

"Cih!!! Aku terjebak!"

Dapat kau.

Aku tersenyum kecil saat rencanaku berjalan sesuai rencana.

"OOOOOOHHHHH!!!"

Semua orang kembali terkejut oleh pergerakanku yang cepat dan melihat kondisiku yang menguntungkan.

"Bagus Zuka!"

"Dengan posisi seperti itu, Jun tidak dapat bertahan dan melawan balik"

"Zuka bisa memukul kepala Jun dari belakang sampai wasit melompat dan menghentikan pertandingan"

"Sepertinya bukan itu yang Zuka incar"

"Bukan?! Jadi Zuka mengincar Submission dari belakang?"

"Mungkin"

Di posisi seperti ini, dimana tubuh bagian atasku ada di bagian kiri Jun dan tubuh bagian bawah ku ada di bagian kanan bawah Jun, aku bisa melakukan banyak hal. Pindah posisi ke bagian belakang atas lalu melakukan Submission seperti Rear Necked Choke atau memukul Jun terus sampai wasit menghentikan pertandingan dan dinyatakan TKO.

Tapi...

Bukan itu yang ku incar.

Aku memiliki target di pertandinganku yang satu ini.

"Aku tidak menyadari ini atau bahkan tidak terlalu tahu teknik seperti ini. Ternyata Senpai benar, aku masih kurang banyak pengetahuan mengenai dunia MMA. Jadi itu yang dia maksud untuk mengawasi Zuka dari kemarin. Dia ingin aku belajar banyak dari Zuka. Tapi Senpai...Ini cukup sulit..Menghadapinya saja sudah sangat sulit"

Pertama aku menipu Jun dengan cara berpura-pura untuk memukulnya dan dia memakannya. Jun langsung menutupi seluruh kepalanya dengan kedua lengannya tapi aku langsung menghentikan pukulan palsuku dan mencoba untuk bergerak.

Jun mengantisipasi itu dengan cara bergerak dengan cepat untuk membatalkan transisi ku untuk berganti posisi. Sampai akhirnya aku berencana untuk...

..Melepaskan Jun.

Aku berdiri sedikit dan Jun mengambil kesempatan ini untuk kembali berdiri dengan cepat, namun rencananya ku batalkan dengan cara menyandung salah satu kakinya sampai akhirnya dia terjatuh kembali dan aku menekannya kembali.

"Cih! Dia hebat!"

Aku terus-menerus melakukan hal yang sama sampai Jun kembali frustasi dan kelelahan. Pergerakan Jun kini menjadi semakin lambat dan aku dapat merasakan nafasnya yang sudah mulai kelelahan. Jun sudah mulai kelelahan dan mulai melemah.

"Kelihatannya rencana Zuka berhasil. Tinggal menyelesaikannya saja"

"Ada apa? Apa rencana Zuka?"

"Membuat Jun kelelahan"

"Bagaimana bisa?"

"Dalam pertandingan bela diri seperti ini, Grappling dan Ground and Pound itu yang paling melelahkan untuk lawan yang menerimanya. Mereka di kunci dan dipaksa untuk banyak bergerak untuk berhasil terbebas dari kuncian. Terutama jika mereka salah satu yang tidak ahli bertarung di bawah maka akan sangat sulit untuk mereka untuk bebas atau bahkan memenangkan pertandingan. Dan jika sudah seperti ini, itu artinya saatnya penyelesaian"

"Jadi, jadi..Zuka pastinya akan mengincar Submission, bukan"

"Tidak"

"Hah?"

"Dia mengincar salah satu cara lain dalam menyelesaikan pertandingan"

"Dengan cara?"

"Ada 3 cara, Pertama KO, Kedua Submission, dan ketiga TKO. Yang Zuka ingin ambil adalah..KO"

"Bukannya di posisi seperti ini Zuka hanya akan mendapatkan TKO"

"Sudah ku bilang, bukan. Ada cara lain untuk menyelesaikan pertandingan dan juga...Ada cara lain untuk melakukan KO walaupun kau di posisi seperti ini...Tanpa menggunakan pukulan"

Jun sudah mulai sangat kelelahan. Saat aku berusaha melakukan hal yang sama, Jun tidak bisa bangkit kembali dengan cepat melainkan dengan sangat pelan. Kalau begitu, sebelum 4 menit berlalu, walaupun pertandingan ini tidak di berikan waktu, aku ingin mengakhirinya di bawah 5 menit.

Jun Itsuki..Kau mendapat pengakuan dariku. Kau lumayan kuat...Tapi di sini lah pertandingan kita akan selesai. Izinkan aku untuk mengambil kemenangan darimu.

Saat aku berdiri, Jun juga ikut berdiri dengan pelan. Tubuhnya penuh dengan keringat dan nafasnya sudah mulai sangat berat. Aku dapat merasakan kalau Jun tidak dapat berdiri dengan tegap akibat lelah yang dia alami.

Kami berdua masih setengah berdiri dan dengan beberapa hentakan, kami berdua bisa berdiri kembali, tapi bukan itu yang ku incar. Aku masih membiarkan keadaan seperti ini sambil mengumpulkan cukup tenaga di kedua kaki, perut, dan juga lenganku.

Dengan kekuatan yang pasti, aku mengangkat Jun sedikit tinggi dan memiringkan badannya sampai kepalanya berada di samping. Kaki Jun masih menyentuh matras sedikit, aku kembali mengmpulkan sedikit tenaga kembali di lengan, perut, dan kakiku lalu di waktu yang tepat...

Aku menyandung kedua kaki Jun dengan kakiku dan mengangkat Jun sedikit ke atas sampai badannya menyambing dan sejajar dengan dadaku lalu membanting kepala Jun dengan sangat keras ke atas Matras.

BAM!

Suaranya sangat keras. Kepala bagian atas Jun membentur matras dengan sangat keras membuatnya langsung kehilangan kesadaran dengan seketika.

Semua orang terkejut melihat pergerakan yang kulakukan.

Mata mereka semua terbuka lebar dan mulut mereka menganga..Terutama teman-temanku..Kecuali Rezuki yang tersenyum senang.

Wasit langsung berlari dengan cepat menghampiri Jun memeriksa keadaannya. Aku melepas Jun dan membiarkan wasit memeriksanya.

"T-Tidak mungkin!?"

Wasit terkejut melihat kondisi Jun. Dia kemudian berdiri tegak dan melambaikan tangannya ke atas udara lalu berteriak-

"Pertandingan Selesai! Pemenangnya adalah Ichika Shizuka!!!"

Wasit mengumumkan selesainya pertandingan dimana aku...

Memenangkan Pertandingan ini dengan KO.

Semua orang masih terkejut dan tidak menyangka hasilnya. Lebih tepatnya mereka tidak pernah membayangkan kalau cara seperti ini yang akan kulakukan untuk mengakhiri pertandingan. Semuanya juga tidak dapat mempercayai kalau aku dapat mengangkat Jun dan membantingnya ke atas matras dengan sangat keras.

Tapi setelah keheningan..Datanglah sorakan yang meriah.

"WOOOOOOOWWWW!!!"

"MENAKJUBKAN!!!"

"ITU HEBAT SEKALI!!!"

"PERTANDINGAN YANG MENGASIKAN!!!"

"KALIAN BERDUA HEBAT!!!"

"T-Tidak mungkin!?!?!"

"W-Wakil Kapten...K-Kalah"

"Terutama dengan cara Slam seperti itu"

"A-Apa-apaan...Zuka ini?!"

"Tidak dapat...Di percaya"

Team Karate terkejut dengan hasil akhir pertandingan. Yaa, aku tidak menyalahkan mereka. Lagi pula mereka pastinya akan mendukung perwakilan dari mereka, bukan.

"H-Hebat..."

"Lihat, 'kan. Itu yang ku maksud dengan cara lain dalam meng-KO lawan mu"

"Hebat...Zuka sangat hebat..."

"Bukan hanya itu..Dia mengangkat orang yang lebih berat darinya dan juga berbeda jenis kelamin darinya. Untuk tinggi mereka memiliki tinggi yang sama sih"

"R-Rezuki...Bisa kau jelaskan"

"Mudah saja. Dari awal Zuka memang mengincar cara seperti ini. Dia membuat Jun kelelahan dan kehilangan tenaga lalu karena Jun tidak dapat mengatur pergerakan dan berat tubuhnya akibat kelelahan, Zuka dapat mengumpulkan tenaga untuk mengangkat Jun dan membantingnya ke matras. Ditambah Jun yang kelelahan dan tidak dapat melindungi diri, membantingnya adalah cara yang tepat untuk mengakhiri pertandingan"

"Tapi...Kenapa Zuka tidak mengincar TKO atau Submission? Zuka bisa saja melakukan itu, bukan"

"Memang. Tapi seperti yang aku bilang sebelumnya..Zuka tidak mengincar itu. Zuka mengincar cara ini untuk menyelesaikannya"

"Memangnya kenapa?"

"Rencana awal Zuka adalah untuk mempermalukan Jun dengan cara seperti ini. Membuatnya lelah dan tidak berdaya lalu mengakhirinya dengan membantingnya. Tapi itu semua berubah mendadak..Zuka tidak jadi menggunakan strategi pertama untuk mempermalukan Jun..Tapi Zuka kembali menggunakannya..Bisa di bilang kalau Zuka kehabisan strategi untuk melawan Jun dan akhirnya terpaksa untuk menggunakan cara pertama untuk mengakhirinya"

"Jadi Jun mendapat pengakuan Zuka?"

"Yaa...Kurang lebih seperti itu. Zuka mulai menghormati Jun dan menganggapnya salah satu petarung yang layak dia lawan. Dari yang sebelumnya meremehkan menjadi menghargai"

"Begitukah...Sepertinya aku sudah tidak membenci Jun lagi"

"Aku juga"

"Niko juga"

"Kalian ini...Kalian mengikuti apa yang Zuka lakukan dan rasakan, Ya...Yaa, aku juga sih"

"Oh...Dan omong-omong, apa kalian tidak menyadari sesuatu?"

"Hmm?"

"Tidak...Sama sekali tidak"

"Ternyata kalian memang tidak menyadari itu"

"Apa itu Rezuki?"

"Beritahu kami"

"Dari awal..Zuka sama sekali tidak melemparkan pukulan"

"...B-Benar juga....."

"Kecuali yang pertama kali...Yang itu tidak bermaksud dan hanya untuk memprovokasi Jun"

".....H-Hebat....."

"Z-Zuka mengalahkan lawannya tanpa melemparkan satu pukulan sedikit pun"

"Apa-apaan Zuka ini...Aahahahaha...Dia benar-benar kuat"

Aku mendekati wasit dan Jun. Jun sedang diperiksa oleh team medis bersama si wasit. Kelihatannya Jun baik-baik saja, dia sudah mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan sekarang dia sedang duduk.

"Bagaimana kondisi disana?"

Aku bertanya kepada wasit mengenai kondisi Jun.

"Oh, Zuka. Bantingan mu itu sangat keras mengakibatkan gegar otak ringan pada kepala Jun. Tapi ini tidak terlalu buruk dan Jun dapat sembuh dalam waktu 1 minggu kedepan. Biasanya mereka dapat sembuh dalam waktu 3 sampai 4 minggu tapi kali ini Jun sedikit beruntung"

"Kondisi yang lainnya?"

"Tidak lebih dari itu. Tidak ada tengkorak yang retak ataupun kerusakan pada otak. Ini masih batas normal untungnya"

"Baguslah kalau begitu. Oh, dan Omong-omong..Maaf sebelumnya, aku lupa siapa namamu"

"Benar juga. Kita mungkin belum pernah saling ketemu tapi aku cukup mengenal mu..Dari rumor..Dan beberapa orang ada yang tahu dan tidak tahu mengenai namaku. Namaku Shinichi, Panggil aku Shin"

"Shin ya. Salam kenal. Aku cukup kenal ayah mu"

"Ohoho, begitukah. Yaaaaaa...Ayah sangat terkenal di beberapa promosi bukan, Hehe~ Tapi kali ini aku tidak tahu promosi mana ayah bekerja. Apa kau tahu?"

"Tidak"

Sebenarnya aku tahu tapi aku harus merahasiakannya.

Aku kemudian melihat ke arah Jun yang kini sedang berusaha berdiri dengan bantuan team medis.

"Kau tidak apa?"

"Aku baik-baik saja"

Kepala Jun di tempelkan dengan sekantung es batu yang dingin untuk mengatasi pusing dan sakit di kepalanya.

"Yang tadi cukup menyenangkan. Kau mendapat rasa hormat dan pengakuan dariku"

Aku mengulurkan tanganku mengajaknya berjabat tangan. Tapi, Jun justru melihatnya dengan tatapan yang serius.

Dia kemudian menurunkan tubuhnya rendah. Melihat kejadian itu, aku langsung menghentikannya dengan tanganku.

"Apa yang kau lakukan?"

"Janji tetap janji. Taruhan tetap taruhan. Aku sudah bertaruh untuk mengaku lebih lemah darimu dan mempertaruhkan harga diriku"

"Benarkah?"

"Mmm?! Apa yang kau maksud?!"

"Benar juga...Aku tidak ingat kalau kita pernah bertaruh...Hmmm...Hey kalian..Apa aku pernah bertaruh dengan Jun?"

Aku memanggil teman-teman ku dan bertanya kepada mereka.

"Tidak pernah!"

"Kami sama sekali tidak ingat!"

"Aku bahkan tidak mendengarnya sama sekali!"

"Taruhan apa!?"

"Tidak!"

Aku kemudian melihat ke arah Jun kembali.

"Kau dengar mereka"

Jun melihat ku sebentar lalu tertawa sedikit.

"Kau memang seorang pangeran Jun. Kau berusaha untuk menepati janji mu Tapi anehnya aku tidak pernah ingat~"

"Haaaaaaahhhh~ Zuka...Aku minta maaf dan berterima kasih padamu"

"Mm"

Kami berdua akhirnya saling berjabat tangan. Semua orang bertepuk tangan dan bersorak untuk kami berdua.

"Hiks! Hiks!...Pangeran ku~"

"Dia memang hebat~ Hiks! Hiks!"

"Rela mempertaruhkan dirinya dan mengingat janjinya. Hiks! Hiks!"

"AKU TARIK KEMBALI KATA-KATAKU! mereka masih saja menjengkelkan! Aku akan lompat ke arah mereka dan menghajar mereka satu-persatu"

"Hentikan...Biarkan saja"

Di tengah sorakan ini..Dari jauh, kami semua mendengar tepuk tangan yang menghampiri kami.

"Hebat, hebat! Pertandingan yang luar biasa"

Team karate dan Jun langsung terkejut dan memanggilnya-

"K-KAPTEN!?!?!?!"

"Yo, Jun. Kau berjuang cukup keras, bukan~"

Itu dia, Kenichi. Kapten dari team Karate, orang yang paling kuat di team karate, dan murid laki-laki terkuat di Sekolah.

Tubuhnya sangat besar dan penuh dengan otot. Rambutnya sangat pendek berwarna hitam dan matanya tajam seperti elang seolah-olah matanya hanya tertuju pada satu tujuan. Yaitu kemenangan.

"S-Senpai...M-Maksudku Kapten..Sejak kapan kau ada disini?"

"Dari tadi. Tapi aku ingin melihat dari jauh supaya tidak menghancurkan konsentrasi mu"

"Kapten darimana saja?"

"Ohhh...Aku harus membantu beberapa guru mengurus beberapa hal"

"Mengurus...Beberapa hal?"

"Yaaa...Lagi pula...Sedikit lagi aku akan lulus, bukan. Aku harus bersiap-siap~"

"B-Benar juga...."

Terlihat raut wajah sedih keluar dari Jun.

"Kau Zuka benar, 'kan"

"E...Ya. Aku Zuka"

"Ahahaha...Luar biasa...Kau orang pertama selain diriku yang dapat mengalahkan Jun. Aku ucapkan selamat"

"Terima kasih banyak"

Yang pertama selain dia..Itu artinya aku orang kedua yang berhasil mengalahkan Jun dan itu artinya juga, Jun tidak pernah kalah melawan siapapun selain Ken. Jun benar-benar lumayan kuat.

"Yaaaa...Tidak ku sangka kalau kau akan mengakhirinya dengan cara seperti itu. Slam, bukan. Sudah lumayan jarang sekarang orang-orang menggunakan cara seperti itu. Kau sangat hebat dapat melakukannya kepada Jun yang lebih berat darimu"

"Yaa...Itu semua butuh perjuangan. Menghadapi Jun tidak semudah yang kuduga"

"Hahahaha~....-"

Sekejap tatapan Ken menjadi sangat tajam dan serius..Begitu juga dengan nada bicaranya.

"-...Tapi...Yang pertama itu bukannya beda lagi ceritanya!" Katanya.

Aku berusaha untuk tetap tenang dengan memasang wajah datar dan membalas.

"Yang itu...Memang berbeda"

Setelah Ken terus menatapku dengan tajam. Sifatnya yang tenang kembali seperti sebelumnya.

"Iahahhahahahaha~ Kau memang kuat, Zuka. Bagaimana kalau kau bergabung dengan Eskul Karate. Kemampuan dan kekuatanmu sangat kami butuhkan di team karate perempuan. Bagaimana? Kau juga tidak mengambil eskul lainnya, 'kan"

"Hmph...Maaf, tapi aku harus menolaknya. Eskul...Bukan ketertarikan ku"

"Begitu ya...Sangat di sayangkan. Kalau begitu, bagaimana kalau kapan-kapan kita bertanding. Kita selesaikan permasalahan rumor mengenai siapa yang paling kuat di antara kita di sekolah ini. Kau pastinya akan menerimanya, bukan~"

"Hmph...Kalau itu...Pastinya akan ku terima"

"Baiklah! Aku tunggu tantangan darimu, The Sadistic, Ichika Shizuka!"