Mendengar perkataan Yui tersebut, Asuna, Lisbeth dan Silica mulai menuju kearah Yui dan mulai memeluknya sambil mencoba menenangkannya.
"Apakah Yui pantas bahagia?" kata Yui kepada mereka.
"Tentu saja Yui-chan, mengapa kau berbicara seperti itu?" tanya Asuna.
"Karena Yui adalah sistem yang sebenarnya harus membantu menangani mental player yang memasuki game ini. Namun sampai saat ini, Yui hanya bisa memperhatikan mereka tanpa bisa menolong mereka semua" kata Yui.
"Yui sangat kesepian ditempat itu. Yui hanya mengawasi semua orang dari dalam tempat yang gelap dan melihat mereka terbunuh satu persatu. Namun setelah melihat kalian berempat, Yui seakan sangat ingin bersama kalian dan disinilah Yui, seorang anak kecil yang sangat bahagia menghabiskan waktu bersama kalian. tetapi apakah Yui pantas mendapatkan perlakuan ini?" lanjutnya.
Mendengar ini ketiga wanita itu mulai melepaskan pelukan mereka dan mencoba untuk menyangkal semua perkataan Yui sebelumnya dan mencoba menenangkannya.
"Tapi, Yui hanyalah sebuah sistem. Yui tidak bisa melakukan yang Yui inginkan dan sebuah sistem hanya harus mengikuti aturan yang harus diikutinya." balasnya.
Mendengar ini Zen yang terdiam sedari tadi mulai maju kearah Yui dan menaruh tangannya diatas kepalanya.
"Yui bukanlah sebuah sistem. Yui adalah Yui, seorang anak perempuan yang imut dan bidadari kecil dalam kehidupan kami. Jadi Yui bisa melakukan apapun yang Yui mau, karena sekali lagi Yui bukanlah sebuah sistem tetapi anak dari Papa dan mama - mamamu ini" kata Zen sambil mengelus kepala Yui.
Mendengar ini Yui mulai menangis, air matanya sekarang turun sangat deras melalui pipinya. Zen yang saat ini mengelus kepala Yui hanya membiarkan Yui yang menangis untuk mengeluarkan apa yang disimpannya didalam benaknya selama ini.
Bukan hanya Yui, ketiga wanita yang berada dikelompok Zen juga ikut menangis karena mereka sangat sedih dengan apa yang dialami Yui selama ini.
"Jadi apa yang Yui inginkan?" tanya Zen setelah melihat Yui yang sudah tenang.
Mendengar ini Yui mulai menghapus air mata yang mengaliri pipinya dan tersenyum.
"Zen Papa, Asuna Mama, Lisbteh Mama, Silica Mama, bisakah Yui bersama dengan kalian, menghabisi waktu bersama kalian dan bersenang senang bersama kalian?" kata Yui dengan senyum yang terukir diwajah imutnya dengan setetes air mata diujung matanya.
Mendengar ini Asuna, Lisbeth dan Silica langsung memeluk Yui. Zen sendiri yang masih didepan Yui terpaksa ikut didalam pelukan mereka dan Zen mulai mengikuti perlakuan mereka kepada Yui.
"Yui akan selalu bersama dengan kami, jadi Yui tidak perlu khawatir" kata Asuna.
"Baik Papa, Mama" kata Yui.
Mereka semua akhirnya melepaskan pelukan mereka satu sama lain setelah mereka sudah sangat lama menikmati momen kebersamaan mereka tersebut.
"Baiklah apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zen
.
.
"Papa Bangun. Bukannya hari ini Papa akan mengikuti Nishida-san memancing hari ini" kata Yui yang saat ini berada di sebelah kasur Zen mencoba membangunkannya.
"Huaammmm... Selamat Pagi Yui" jawab Zen yang terbangun atas tindakan Yui itu.
"Cepatlah Papa, Yui sudah tidak sabar pergi kesana" katanya selanjutnya.
"Baiklah - baiklah" kata Zen dan mulai beranjak dari tempat itu.
Sudah dua hari Yui mengembalikan ingatannya. Dan sudah dua hari sudah dia menjalani hari – harinya dengan sangat bahagia. Dua hari ini Zen serta semua anggota kelompoknya selalu bermain bersama dengan Yui.
Tawa Yui bisa terdengar memenuhi kediaman ini selama dua hari ini. Terlebih karena tingkahnya yang sangat imut, semua orang yang tinggal dirumah ini sangat senang manghabiskan waktu bersamanya.
Saat ini Yui sudah berada dipunggung Zen dan bersiap pergi menuju danau dimana mereka akan mencoba memancing sebuah monster.
"Ayo Asuna Mama, Lisbeth Mama, Silica Mama, cepatlah sedikit" katanya yang berada dipunggung Zen.
"Baiklah – baiklah" jawab Asuna berjalan menuju kearah mereka berdua bersama Lisbeth dan Silica.
"Lets Go" kata Yui.
Mereka berlima akhirnya mulai menuju tempat dimana akan diadakan pemacingan ini. Mereka sangat terkejut setelah tiba sampai disana, dikarenakan sudah banyak orang yang berada disini.
"Ah selamat pagi Zen-kun, Yui-chan." Kata pria paru baya tersebut yang mengajak Zen dua hari yang lalu.
"Pagi Paman / Nishida-san" jawab mereka berdua.
"Apakah kau sudah siap Zen-san" kata pria itu dan dibalas anggukan oleh Zen.
Akhirnya acara itupun dimulai dengan pidato pembuka oleh Nishida dan mengumumkan acara sebenarnya yang akan mereka lakukan untuk saat ini.
Zen lalu menurunkan Yui dan menyuruhnya berdiam bersama mama mamanya. Zen lalu menuju arah pria tersebut dan bersiap untuk mencoba memancing monster tersebut. Pria itu sudah melemparkan umpannya kedanau tersebut dan sekarang sedang menunggu umpannya dimanakan untuk saat ini.
Para penonton disini sudah mulai tenang seakan mereka juga sedang mencoba tidak menggangu konsentrasi dari pria paru baya tersebut. Lalu tiba – tiba umpan yang mereka berikan tadi sudah dimakan.
Joran dari pria tersebut sudah sangat melengkung dan langsung mengoperkannya kepada Zen.
"Hyaaaaaa" teriak Zen dengan sekuat tenaga menarik joran tersebut.
Namun sialnya monster yang mereka pancing sebelumnya merupakan sebuah monster amfibi dan langsung berlari menuju para player yang menonton acara ini. Semua orang mulai berhamburan mencoba melarikan diri.
Asuna yang melihat ini hanya mencoba menyuruh kedua rekannya untuk menjaga Yui dan mengeluarkan senjatanya dan menyerang monster tersebut.
Sorakan terjadi dimana – mana setelah Asuna mengalahkan monster tersebut, bahkan Nishida dan Zen yang sebenarnya menjadi bintang diacara itu tidak dihiraukan oleh player yang berada disitu.
"Wow.. Asuna Mama sangat kuat" kata Yui yang mulai menepuk tangannya.
Namun kegembiraan mereka tidak bertahan lama setelah mereka mendapatkan sebuah pesan dari kelompok pengambil alih.
.
.
Zen, Asuna, Lisbeth dan Silica sekarang sedang menatap seorang anak perempuan didepannya yang sedang memakan makan malamnya dengan sangat lahap. Mereka saat ini hanya menikmati momen ini, karena ini adalah momen terakhir mereka sebelum Yui meninggalkan mereka.
"Hati – hati makannya Yui" kata Asuna yang berada disebelahnya.
Mendengar ini Yui hanya tersenyum dan kembali memakan makanannya itu.
Saat Yui sudah menghabiskan semua makanannya, dia sangat bingung dengan apa yang dilihatnya saat ini. Sekarang Papa Mamanya sedang menatapnya dengan tatapan sendu.
"Papa? Mama?" katanya.
"Yui bisakah kamu mengikuti Papa?"