Melihat Yui yang jatuh pingsan Zen, Asuna, Lisbeth dan Silica langsung melarikannya kerumah mereka dan mengistirahatkannya dikamar yang ditempati Zen dan Asuna. Ketiga wanita itu sangat khawatir akan keadaan Yui saat ini.
"Mungkin sekarang waktu yang tepat memberi tahukan mereka tentang kebenaran Yui" kata Zen didalam hatinya setelah melihat keadaan Yui ini.
"Apakah kalian semua punya waktu?" tanya Zen kepada ketiga wanita yang ada didepannya.
"Ada apa Zen?" tanya Lisbeth
"Mari kita berbicara di ruang keluarga dan biarkan Yui beristirahat sejenak." Kata Zen selanjutnya.
Lalu ketiga wanita itu mengiyakan permintaan Zen dan mereka semua akhirnya meninggalkan ruangan itu dan menuju ruangan keluarga dirumah ini.
"Jadi apa yang akan kau bicarakan kepada kami Zen?" tanya Asuna setelah semua orang dirumah itu duduk dan mulai memperhatikan Zen.
"Sebenarnya aku mengetahui identitas asli dari Yui" kata Zen kepada mereka bertiga.
Ketiga wanita itu yang mendengar perkataan Zen ini amat sangat terkejut.
"Lalu mengapa kau tidak memberitahu kami Zen?" tanya Lisbeth kemudian.
"Apakah keluarganya menghubungimu Zen-san?" tanya Silica yang menganggap Yui akan diambil dari mereka oleh keluarganya.
"Benarkah seperti itu Zen? Apakah keluarganya memintanya kembali?" tanya Asuna.
"Tenanglah, Yui akan selalu bersama kita" jawab Zen.
"Lalu, apa mahsutmu kamu mengetahui identitas Yui, Zen?" tanya Lisbeth.
"Karena aku mengetahuinya. Yui adalah sistem dari game ini" kata Zen
Mendengar ini para wanita masih mencoba mencerna perkataan Zen ini didalam pikirannya.
"Apa mahsutmu Zen-san?" tanya Silica.
"Coba pehatikan baik – baik, seorang anak perempuan yang tidak mempunyai kursor pada karakternya, lalu tidak mengingat apapun dan terlebih lagi dapat berinteraksi kepada kita, tanpa terhalang sistem seperti karakter NPC lainnya. Menurutmu siapakah Yui kalau bukan semua itu?" tanya Zen
Mendengar semua itu, ketiga wanita itu mulai mencerna perkataan Zen, namun masih terdiam mencoba mendengar perkataan Zen selanjutnya.
"Dan apakah kau perhatikan perilakunya yang selalu melihat keatas dan mulai melambaikan tangannya keatas seakan dia sedang berinteraksi dengan sesuatu, dan yang terakhir ini adalah yang terparah hingga dia tidak sadarkan diri." Lanjut Zen.
"Jadi mahsutmu, Yui adalah sistem game ini? Namun mengapa dia berada disisni?" tanya Asuna kemudian.
"Untuk itu aku tidak mengetahuinya, mungkin dia akan memberitahukan kita jika dia sudah mengingat semua ingatannya" jawab Zen.
"Namun untuk apa kau memberitahukan semua ini Zen, bukannya dia akan baik – baik saja bersama kita?" tanya Lisbeth.
"Begini, kalau benar dia adalah sistem game ini, menurut kalian apa yang terjadi jika kita menyelesaikan game ini?" tanya Zen kepada ketiga wanita tersebut.
Ketiga wanita tersebut langsung tertegun akan perkataan Zen ini, karena mereka mengetahui apa yang dimahsut oleh Zen.
"T-Tapi Zen-san bukannya hari itu masih lama? Kita masih berada di lantai 75?" kata Silica.
"Betul, tetapi bagaimana jika aku bilang bahwa game ini akan berakhir setelah boss lantai 75 ditaklukkan?" kata Zen.
"APA!!" teriak ketiga wanita itu.
Ketiga wanita itu amat sangat kaget akan perkataan Zen tersebut dan mulai beranjak dari tempat duduk mereka dan mulai mendekat kearah Zen.
"Tenanglah, duduklah terlebih dahulu" kata Zen.
Ketiga wanita itu lalu mulai menenangkan diri mereka dan mulai kembali duduk ditempat mereka sebelumnya.
"Bisa jelaskan apa mahsutmu Zen?" tanya Asuna.
"Aku mempunyai sebuah hipotesa, dan jika hipotesaku ini adalah benar, maka kita akan menyelesaikan game ini saat berhasil mengalahkan boss lantai 75." Kata Zen.
"Bisakah kau menjelaskan hipotesamu itu Zen?" kata Lisbeth kemudian.
"Maafkan aku Lis, tetapi semakin sedikit yang mengetahui informasi ini, semakin besar keberhasilan hipotesaku tersebut." Kata Zen
"K-Kalau begitu Y-Yui dan P-Pina akan.." kata Silica yang mulai mengeluarkan air matanya.
"Dan kamu mempunyai rencana untuk Yui kan Zen? Makanya kau memberitahukan ini semua kepada kami" tanya Asuna yang mulai terlihat air mata membasahi pipinya sambil berharap.
"Tentu, tetapi aku harus melenyapkan Yui dari sistem game ini untuk menyelamatkannya" kata Zen.
Mendengar semua ini ketiga wanita itu langsung tertegun dan akhirnya tidak bisa menahan tangisan mereka. Mereka sempat menanyakan cara lain kepada Zen, tetapi Zen hanya membalas mereka bahwa itu adalah cara satu – satunya.
"Lalu kapan kau akan melakukannya Zen?" tanya Asuna yang mulai tenang.
Ketiga wanita tersebut akhirnya mulai menerima rencana Zen ini agar mereka bisa melihat Yui kembali dan tidak ikut hilang jika game ini terselesaikan.
"Mungkin 2 hari lagi" kata Zen.
"Namun bagaimana caramu membuat Yui menghilang dari sistem ini Zen" tanya Lisbeth kemudian.
"Aku mempunyai rencana, tetapi maafkan aku, aku tidak bisa memberitahukannya kepada kalian. Yang hanya bisa aku katakan hanya percayalah kepadaku Asuna, Lisbeth, Silica" kata Zen.
"Sebaiknya rencanamu berhasil Zen, kalau tidak aku akan tidak pernah lagi memepercayaimu." Kata Lisbeth.
"Baiklah." Jawab Zen
Lalu suasana rumah itu mulai sunyi karena tidak ada salah satu dari mereka yang membuka pemibicaraan.
"Baiklah semua, mari kita membuat dua hari kedepan sebagai hari yang indah yang akan dikenang Yui" kata Asuna.
Kedua wanita yang mendengar perkataan Asuna ini mulai mengangguk akan perkataan Asuna sebelumnya dan mulai membuat rencana apa yang akan mereka lakukan untuk membuat Yui menjadi senang.
Zen sendiri saat ini sedang tersenyum melihat ketiga wanita didepannya itu, Saat ini dia hanya ingin semua yang dia rasakan saat ini, tidak akan pernah menghilang darinya.
"Baiklah Irene, bisakah kau mengembalikan ingatan Yui sekarang agar dia bisa menikmati hari – harinya bersama mama – mamanya dengan ingatan yang utuh" kata Zen.
[Baiklah Kak.]
Lalu Irene mulai memasuki sistem game ini sekali lagi dan mulai mengembalikan ingatan Yui dan memulihkan semua autoritasnya didalam game ini dan juga memastikan bahwa sistem Yui tidak akan terdeteksi sebagai anomali aneh yang akan menghilangkannya dari game ini.
[Sudah selesai Kak, saat ini Yui sudah tersadar didalam kamarnya.] kata Zen,
"Terima kasih Irene" jawab Zen.
[Sama – sama Kak]
"Baiklah mari kita melihat keadaan Yui" kata Zen kepada ketiga wanita itu yang masih memikirkan rencana mereka.
Lalu mereka semua mulai kembali kekamar dimana Yui berada. Saat mereka membuka pintu, Yui terlihat sedang duduk ditepi kasur dengan air mata dipipinya dan mulai menghadap mereka.
"Zen-san, Asuna-san, Lisbeth-san, Silica-san, Ingatanku sudah kembali"