"Apa kau iri atau takut tersaingi oleh Anko yang dilatih olehku?" tanya Mafu memastikan.
"Tidak juga kok." Jawab Neon dengan wajah begitu datarnya, dia berarti memang tidak punya rasa iri.
"Hanya saja, jika tidak kulakukan dengan cepat maka aku akan tertinggal dari yang lainnya." Jawab Neon dengan sungguh-sungguh.
Tapi, buktinya hanya dengan sekali latihan saja, dia bisa naik level se-drastis ini.
Apa mungkin dia ini seseorang yang menyandang gelar jenius juga?
Lalu, Mafu pun tersenyum tipis saat menatap Neon sambil menepuk pelan pundaknya yang tampak sedih itu, "Kau tidak perlu berpikir seperti itu ... justru kupikir kaulah yang perkembangannya jauh lebih cepat daripada yang lain."
"Eh~ benarkah?" tanya Neon yang kemudian mengubah gaya bicaranya dengan agak manja pada Mafu.
Tetapi Mafu perlahan mengubah ekspresinya yang tadinya optimis dengan senyum tipisnya kini dia memandang gadis belia itu dengan tatapan malasnya, "Dan kau juga terlalu cepat bahagia."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com