webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
278 Chs

Hari Pertama Jadi Suami-Istri.

Pukul 08:00 WIB.

Putri masih tertidur di atas kasur, sedangkan Adit baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Ia menatap istrinya yang terlihat sangat kelelahan karena melayaninya hingga pukul 3 subuh. Belum lagi jam 6 pagi tadi, Adit meminta melakukannya lagi dan akhirnya Putri hanya bisa tidur beberapa jam saja.

Cup!

Adit mengecup dahi sang istri, sontak membuat Putri terbangun dari tidurnya. "Kok bangun? Tidur aja lagi, kamu tidur baru beberapa jam sayang.." ujar Adit.

Putri duduk dan langsung menggelengkan kepalanya, "aku mau mandi, terus mau bantu bibi.." balas Putri.

"Bibi paling udah selesai masak, sekarang udah jam 8 pagi sayang.." lanjut Adit.

Putri terkejut dan menatap jam yang ada di samping kasurnya. "Astaga, kok kamu gak bangunin aku sih? Aku jadi gak enak sama bibi, gak bantuin dia masak.." ucap Putri.

Adit terkekeh, "gapapa kali sayang, udah sana mandi aku tunggu di bawah ya.." balas Adit.

"Ambilkan handuk," minta Putri.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com