webnovel

BAB 9 – PERJODOHAN

Perayaan Ulang tahun Tuan Besar Wilson sangat meriah, pesta diadakan sampai tengah malam. Beberapa kolega yang datang sebagian besar untuk mendapatkan koneksi kedepannya, untuk keuntungan keluarga mereka masing-masing.

Saat di hadapan banyak orang Yohanna menjaga jarak dari William guna tidak menarik perhatian banyak orang dan menimbulkan pembicaraan tidak pantas tapi apa yang dilakukan William benar-benar membuat semua orang tidak bisa merkata-kata lagi.

"Tuan Wilson sangat beruntung memiliki putri yang sangat cantik, tidak lama pasti akan mendapatkan lamaran dari keluarga yang sangat layak" ujar seorang parubaya dengan tawa elegan dia adalah Ayah dari Patrcia kepala keluarga Weasley

"Anda terlalu memuji Tuan Weasley" sahut James dengan senyum tapi Yohanna hanya duduk diam di sebelah Ayahnya tanpa peduli apa yang mereka bicarakan

Patricia melihat kearah Yohanna dan tersenyum sinis, 'Dia bahkan tidak bisa berbaur dengan bangsawan lainnya bagaimana mungkin dia di jodohkan dengan putra mahkota' pikir Patricia meremehkan

Tapi senyum Patricia hilang saat melihat William menaruh sepotong cake dia depan Yohanna sembari tersenyum dan bergumam 'Makanlah' lalu pergi tanpa menunggu balasan dari Yohanna yang kini terlihat bingung hanya menatap William yang berjalan menjauh darinya

"Sepertinya Putra tertua dari Tuan Scott tertarik dengan Putri Anda Tuan Wilson" ujar Tuan Weasley sembari menguncang gelas wine yang ada di tangannya sehingga membuat riak di cairan berwarna merah itu

"Putriku berteman baik dengan William sejak mereka kecil, itu bukan sesuatu yang perlu dibahas" bantah James sedikit acuh

"Tapi kini mereka bukan anak kecil lagi, sepertinya bukan hanya saya yang akan meragukan bahwa kedekatan mereka hanya sebatas teman" sahut Tuan Weasley yang mempunyai pemikiran tersendiri. Putrinya sangat menyukai William tapi sebaliknya William sepertinya tidak pernah melihat kearah Putrinya. Jadi akan lebih baik jika William di jodohkan dengan Yohanna agar dia bisa mendapat kesempatan lebih besar untuk bisa berbesan dengan keluarga kerajaan. Posisi Putra Mahkota lebih menjanjikan dari pada Putra Pemimpin Pasukan Internal yang hanya seperti orang suruhan.

"Terima kasih atas perhatian Anda Tuan Weasley" putus James agar tidak ada lagi pembicaraan lebih lanjut yang bisa menimbulkan skandal jika dirinya salah dalam menanggapinya

Setelah pesta usai James dan Yohanna tidak diijinkan kembali ke rumah Dinas dan terpaksa menginap di rumah Utama.

Keesokan harinya Tuan besar Wilson mengungkapkan apa yang diinginkan keluarga Kerajaan untuk membicarakan tentang perjodohan antara Putra Mahkota dengan Yohanna. Mendengar James terlihat sangat tidak nyaman

"Yohanna bahkan belum genap 19 tahun" ujar James tegas kepada Ayahnya

"Ini hanya perkenalan, mereka tidak akan langsung menikah" sahut Tuan besar Wilson "Jika mereka cocok maka akan diadakan pertunangan terlebih dahulu sebelum rencana pernikahan" lanjutnya sembari menyesap teh dari cangkirnya

"Ayah, apakah kamu bahkan tidak mendengar kabar lain?" tanya James kemudian

"Kabar kedekatan Yohanna dengan Putra pertama Keluarga Scott?" timpal Tuan besar Wilson santai "Itu hanya hubungan pertemanan antar anak kecil, sekarang mereka sudah dewasa jadi bisa membedakan apa yang harus mereka lakukan" lanjutnya terlihat tidak senang dengan kabar itu

"Bagaimana jika mereka berpikir untuk menjalin hubungan lebih dari pertemanan?" selidik James. Dia lebih menyetujui hubungan Yohanna dengan William daripada Putra Mahkota atau bahkan Jonathan.

"Sebaiknya kamu memperhatikan itu dari sekarang agar tidak terjadi hal seperti itu di masa depan" timpal Tuan besar Wilson tidak senang

"Akan lebih baik jika aku membawanya pergi agar sesuatu yang ayah khawatirkan itu tidak terjadi" tungkas James lalu berdiri dari kursinya "Kami akan pergi besok malam" lanjut James lalu meninggalkan Ayahnya

"Kamu mencoba mengajari Putrimu menjadi seorang mengecut sepertimu?" timpal Tuan besar Wilson marah "Hanya bisa kabur dari maslah tanpa berani menghadapinya" lanjutnya tanpa melihat kearah James yang kini mengencangkan kepalan tangannya.

"Pernikahan itu Yohanna yang akan menentukan" sahut James tidak ingin putrinya menderita karena perjodohan

"Aku membesarkannya dan dia harus membayarnya sekarang, menggantikan tanggung jawab Ayahnya yang dimasa lalu memilih membawanya kembali untuk menghindari pernikahan dengan wanita yang sudah di tentukan" ujar Tuan besar Wilson membuat James tidak bisa mengatakan apapun lagi.

Rencana Ayahnya untuk menjodohkan Yohanna dengan Keluarga Kerajaan tidak lepas dari kesalahan yang pernah dia lakukan di masa lalu yang dengan ceroboh membawa Yohanna yang masih bayi kembali ke rumah keluarganya guna mencegah perjodohannya dengan putri dari keluarga kerajaan yang tak lain adalah Adik dari Raja sekarang yaitu bibi dari putra mahkota.

Saat itu keadaan sangat kacau, keluarga Wilson dalam ambang kehancuran. Jika bukan karena Jasa Tuan besar Wilson mungkin saja mereka sekarang dibuang ke daerah pengasingan dengan gelar penghianat

Yohanna menyalakan Ponselnya tapi tidak mendapatkan pesan apapun, Jonathan mengacuhkannya. Setelah hampir 5 menit ponselnya aktif terlihat layarnya berkedip dengan nama Jonathan di layarnya

"Belum tidur?" tanya Jonathan setelah nada sambungnya berhenti karena Yohanna menerima panggilan telponnya menginggat ini sudah sangat larut karena perbedaan waktu tempat Yohanna lebih awal 5 jam dari pada di negaranya

"Belum" jawab Yohanna singkat lalu hening diatara keduanya

Di sisi lain Jonathan terliat putus asa dengan wajah tanpa semangat karena tidak bisa melihat gadis yang dia cintai beberapa hari ini.

"Bisakah kamu menyalakan kamera? Aku ingin melihat wajahmu" gumam Jonathan

"Besok aku akan kembali" ujar Yohanna enggan dengan permintaan Jonathan karena dia kini hanya memakai piama

"Hanya sebentar, setelah itu kamu boleh menutupnya" bujuk Jonathan menyedihkan

"Baiklah" ucap Yohanna setelah memastikan tubuhnya tertutup selimut dengan baik

Mereka hanya beberapa menit menyalakan camera ponsel untuk Video call tanpa mengatakan apapun kemudian memutuskan sambungan itu dan terlelap dalam mimpi masing-masing.

"Selamat pagi" sapa Yohanna saat melihat neneknya yang tengah berjemur di taman samping mansion mereka.

"Selamat pagi sayang, sudah selesai berolah raga?" sahut Ny. Wilson ramah "Kemarilah, temani Nenek minum teh" lanjutnya sembari lambaikan tangan kepada Yohanna yang kini berjalan mendekati wanita yang banyak keriput di wajahnya tapi tidak mengurangi kecantikan yang dia miliki

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanya Ny. Wilson setelah melihat pelayan yang menuangkan Teh di gelas Yohanna pergi menjauh

"Sangat nyenyak" jawab Yohanna dengan senyum

"Nenek mendengarnya dari Ayahmu, kalian akan pergi malam ini" ujarnya dengan wajah sedih

"Iya Nenek. Aku akan ketinggalan pelajaran jika terlalu lama mengambil libur" sahut Yohanna ragu

"Bisakah kamu melanjutkan sekolahmu disini? Nenek sangat kesepian jika kamu pergi" bujuk Ny. Wilson tapi Yohanna terlihat ragu untuk menjawabnya

"Jika kamu tidak ingin tinggal karena perjodohan itu, Nenek akan membujuk Kakekmu untuk membatalkan perjodohanmu dengan Putra mahkota" Lanjutnya serius

"Apa?" respon Yohanna kaget mendengar apa yang di ucapkan Neneknya bahkan dirinya tidak mengetahui rencana itu sama sekali

"Jika kamu lebih menyukai Putra dari keluarga Scott nenek akan bicara pada Kakekmu untuk mempertimbangkan itu" bujuk Ny. Wilson lagi membuat Yohanna tercengang untuk kedua kali

"Nenek, aku tidak ingin tinggal bukan karena itu. Dan mengenai William, bukankah Nenek sudah mengetahuinya bahwa kami sudah berteman sejak kecil? Aku sama sekali tidak berpikir ada hubungan lebih dengannya" jelas Yohanna penuh kesabaran

"Benarkah? Nenek berharap kamu bisa menjalani pernikahan dengan seseorang yang sudah dekat denganmu seperti William" respon Ny. Wilson kecewa membuat Yohanna tidak tahu bagaimana harus meresponnya

Pada siang hari Yohanna menghubungi William datang ke kediaman keluarga Wilson karena Kakeknya mengundangnya untuk makan siang bersama.

"Jika kamu sibuk kamu tidak harus memaksakan diri untuk datang" ujar Yohanna melalui sambungan telepon berharap William benar-benar tidak bisa datang

"Tidak apa-apa, 10 menit cukup untuk mengemudi kesana dari tempat pelatihanku" jawab William yang kini mengemasi barang-barangnya dengan senyum

"Oke, aku sudah mengingatkanmu" gumam Yohanna pelan karena kakeknya berada tak jauh darinya lalu memutuskan sambungan telepon tersebut

"Dia akan datang?" tanya Tuan besar Wilson

"Iya" jawab Yohanna ragu, sepertinya dia sudah mengetahui maksud kakeknya mengundang William datang saat melihat kearah Neneknya yang tersenyum padanya dengan sembunyi-sembunyi mengangkat jempol tangannya. Yohanna menghela nafas karena tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat makan siang nanti.

William sampai di kediaman keluarga Wilson bahkan sebelum 10 menit seperti waktu yang ditentukan. Ini adalah kali pertama Yohanna benar-benar enggan bertemu dengan William, saat seorang pelayan memanggilnya karena William sudah berada di depan.

"Wah… kamu benar-benar datang lebih awal" ujar Yohanna saat melihat William sudah duduk di ruang tamu

"Ini adalah undangan pertama yang aku terima dari Tuan besar Wilson jadi aku tidak akan terlambat" respon William sembari berdiri saat melihat Yohanna menghampirinya di ruang tamu