Veno terdengar berdesah sangat panjang, mungkin ia sudah mencapai puncaknya seperti aku tadi. Dia pun mencabut miliknya itu lalu mengajak aku untuk duduk. Ia tersenyum sembari mengusap puncak kepalaku, sementara aku menatap miliknya yang masih tertutup kantung itu. Tadi ku lihat miliknya berdiri, namun sekarang sudah tidak. Lucu sekali.
"Kenapa kamu melihat ke sini?" tanya Veno. Aku menggelengkan kepalaku.
Ku lihat dia mencabut kantung panjang itu. "Bisakah kamu mengulumnya?" tanya Veno yang membuat aku terkejut. Aku kembali menggeleng dan ku katakan jika aku tak bisa melakukan hal itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com