Jam istirahat telah tiba di SMA Harapan Bangsa. Semua penghuni dari masing-masing kelas berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Tidak terkecuali dengan Vania dan kedua temannya yang baru saja keluar dari kelas 11-IPA-1 itu.
Namun masih terlihat di dalam kelas Raka dan kedua temannya, serta Justin masih duduk di bangku mereka masing-masing. Ke empat siswa itu masih menyelesaikan menyalin tulisan yang ada di papan tulis depan kelas.
"Akhirnya selesai juga," ucap Rizki sembari meregangkan kedua tangannya untuk merilekskan otot tubuhnya.
"Yang bener aja Bu Maya nyuruh nulis sebanyak itu. Ck, hampir patah tangan gue," keluh Dimas.
"Mati aja sono lo. Ngeluh aja hidupmu, kayak nggak ada bahagia-bahagianya sama sekali," ketus Rizki dengan jahilnya.
"Emang hidup gue nggak bahagia," sahut Dimas bercanda.
"Di amin kan malaikat tau rasa lo," ucap Raka menyela. Dimas membelalakkan matanya sempurna, "tega banget sih lo ngomong begitu sama temen sendiri," sahutnya tak suka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com