Mas Huda pun mengeluarkan dompetnya untuk kemudian langsung berjalan menuju kasir.
"Sudah nih, buruan bungkusin dong Ra. Kok udah mendung gini ternyata," pinta Mas Huda sambil melihat suasana di luar pintu kaca.
"Ya ... kalau misalnya hujan ya, nanti di sini aja dulu. Nggak usah pulang. He ... he," sahut Kak Rara bercanda.
"Kesenengan kamu nanti Ra," sahut Mas Huda.
"Ye ... siapa juga? Kamu kali yang kesenengan ngelihatin saya," sahut Kak Rara dengan percaya dirinya.
"Udah diam dulu, nanti kalau salah masuk berabe jadinya," ucap Kak Rara.
"Kalau salah masuk ya pasti rasanya beda to yaa ...," sahut Mas Huda mulai bercanda lagi ke Kak Rara.
Sontak mata Kak Rara langsung membola menatap ke wajah Mas Huda yang dilihatkan cekikan entah apa yang ada didalam pikirannya.
"Sudah ... makanya buruan! Keburu hujan dibilangin kok kamu ini malah bercanda saja!" suruh Mas Huda.
Kak Rara tampak gemas sendiri. Siapa yang minta cepat, siapa juga yang gangguin aja.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com