Dicky pun akhirnya mau mengikuti Mama Riri ke belakang.
"Mas Dicky tunggu sebentar di sini ya," kata Mama Riri.
Mas Dicky pun mengangguk. Bukan langsung duduk, tapi ternyata pandangannya tertuju pada album foto yang berada di bawa meja. Dia meraih dan langsung membukanya.
Sementara itu, Mama Riri kembali mengetuk pintu kamar Hanifa.
"Nak ... keluar sebentar ya sayang," ajak Mama Riri setelah mengetuk.
"Apa sih Ma? Hanifa capek, ngantuk," sahut Hanifa dengan suara malas dari dalam kamarnya.
Mama Riri membuka handel pintu yang ternyata tidak dikunci dari dalam oleh putrinya.
"Sayang ... ada yang mau kenalan tuh di depan," kata Mama Riri setelah di dalam.
"Kenalan? Sama Hanifa?" sahut Hanifa dengan wajah penuh tanda tanya. Bagaimana bisa teman papanya pingin kenalan sama dia.
"Iya ... sedang di ruang keluarga sekarang," ucap Mama Riri lagi.
"Ha? Cowok apa cewek sih emangnya Ma?" tanya Hanifa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com