webnovel

X-Code

Ainlanzer memiliki kemampuan bertarung yang tinggi, daya analisa yang kuat, serta daya tangkap yang cepat. Hal itu membuat alam semesta memberinya banyak ujian. Ditambah dengan kode genetik yang unik, membuatnya terpilih menjadi calon 'Utusan Perdamaian'. Ia yang baru saja bergabung dengan Pasukan Independen Cerberus, harus menghadapi sosok Grief -Sang Pengkhianat. Grief dan pasukannya -Abaddon, membawa malapetaka bagi Cerberus juga bagi seluruh daratan Logard. Bersama dengan para sahabatnya -para Pasukan Cerberus, Ain harus menghadapi krisis yang tengah melanda tiga wilayah Logard: Rovan, Munkan dan Zinzam. Pertemuannya dengan Grief, juga dengan Tiash -gadis bangsawan dari Kota Para Dewa, Elyosa- menjadi awal perjalanannya di daratan Logard. Ujian pertama untuk Sang 'Utusan Perdamaian' baru saja dimulai...

Neura_D · Ciencia y ficción
Sin suficientes valoraciones
312 Chs

Serangan Balik Cerberus

Lobi Centra Head dipenuhi oleh puluhan orang anggota Cerberus yang berada di Rank-S. Sedangkan pasukan dan akademisi Cerberus lain sudah diungsikan ke lantai B3. Tidak hanya di Centra Head saja, di seluruh cabang Cerberus juga diberlakukan hal yang sama. Beberapa pasukan, terutama para Akademisi yang belum siap untuk bertarung, dikumpulkan di lantai B3. Para pasukan tengah mengadakan rapat di ruang Briefing, sedangkan para Akademisi berada di ruang perlindungan.

Pasukan Rank-S memakai helm khusus yang berfungsi untuk menyamarkan identitas mereka. Selain para Maestro, pasukan dengan Rank-S lain tetap menjaga kerahasiaan identitas dengan alasan keselamatan.

Saat itu mereka tengah menunggu kedatangan para Omega di sana. Kemudian, ruangan lobi berubah gelap. Beberapa Probe, robot berbentuk bola dengan kecerdasan buatan, muncul dari atas dan melayang ke arah depan. Probe-probe itu mengeluarkan seberkas cahaya ke satu titik di depan, memunculkan hologram yang membentuk sosok beberapa manusia berjubah dengan topeng menutupi wajah.

Hal itu tidak asing lagi bagi mereka yang memiliki peringkat 'S'. Karena sebenarnya, selama ini mereka belum pernah bertemu secara langsung dengan para Omega. Mereka hanya bertemu dengan hologramnya saja di setiap pertemuan.

Terlihatlah 7 hologram di hadapan mereka. Ketujuh orang itu adalah Omega, pemimpin tertinggi Cerberus.

Setelah sedikit berpidato, perwakilan dari Omega yang berdiri di tengah menjelaskan secara rinci misi kali ini.

Mereka diberi misi untuk memimpin serangan, sekaligus pertahanan Cerberus dalam perang melawan Abaddon yang akan mereka hadapi.

Omega meminta mereka membentuk kelompok untuk ditugaskan di setiap cabang.

Terakhir, Omega membeberkan kalau inti dari tugas mereka adalah menunggu sekaligus membuka jalur bagi 'Kelompok Khusus', yang akan menyerang langsung ke dalam Agrrav.

Omega tidak memberitahukan siapa 'Kelompok Khusus' yang dimaksud. Tapi Heim yang tengah berada di sana mengetahui dengan baik siapa saja 'Kelompok Khusus' yang disebut oleh Omega.

Setelah itu, mereka pun dipersilakan pergi untuk mempersiapkan segalanya.

Heim terdiam sejenak dengan perasaan gelisah. Ia mencemaskan keselamatan mereka, para penduduk Elyosa, yang kini tengah berada di Right Head. Ia takut kalau sampai keberadaan mereka terungkap dan diketahui oleh Omega.

"Semoga saja, Maestro Right Head tidak memberitahu para Omega soal penduduk Elyosa itu," pikirnya, yang sebelumnya gagal untuk mencegah Marlat membawa penduduk Elyosa menghadap Maestro dari Right Head.

Di tengah lamunan, ia dikejutkan oleh seseorang yang menyapa dari belakang.

Terlihat dua orang sudah berdiri di belakang Heim. Tentu saja keduanya mengenakan helm untuk menutupi identitas mereka. Tapi Heim sudah mengetahui identitas di balik helm tersebut.

Sesama pasukan dengan Rank-S memang tidak saling mengenal satu sama lain. Tapi, banyak juga dari mereka yang sudah saling kenal. Biasanya untuk mereka yang memang sudah dekat dari dulu, sebelum sampai di tingkat S.

"Heim, jangan bilang kalau 'Kelompok Khusus' yang disebutkan tadi itu... Ain?" tanya pria yang menyapa Heim.

"Maafkan aku, Master Orland," jawab Heim dengan nada pelan. Kepalanya tertunduk. Sedikit rasa bersalah menghantuinya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Heim. Bukan keputusanmu untuk memberi misi berat itu pada Ain," jawab Orland sembari menepuk pundak Heim. Pria itu tersenyum, walaupun senyumannya tidak dapat dilihat oleh Heim.

Seorang gadis yang ikut mendampingi Orland angkat bicara, "Jadi, bagaimana sekarang?"

"Aku dan Master Orland akan bertugas di Left Head. Jadi aku percayakan Right Head padamu, Vabica."