"Ada apa, Ain?" tanya Riev dengan heran. Ia merasa kalau Ain masih menyimpan rahasia –yang mungkin tidak boleh diketahui oleh Agna dan Vabica.
Tentu saja perkiraan Riev memang benar. Ada beberapa hal yang harus Ain sampaikan, tapi tidak boleh diketahui oleh Vabica dan Agna.
"Sebelum itu, aku ingin memperkenalkan seseorang terlebih dahulu. Narach, keluarlah."
Ucapan dari Ain menjadi komando bagi Narach untuk menampakkan wujudnya. Riev dan Kiev terkejut melihat sosok seorang pemuda yang tiba-tiba saja berdiri di belakang Ain.
"Narach!" pekik Zaina dengan rasa terkejut –yang membuat gadis itu sampai berdiri dari kursinya.
"Yo! Halo kak Zaina! Lama tidak berjumpa~" sapa Narach dengan senyum lebarnya.
"Maaf, Zaina. Tapi untuk sekarang, tunda dulu reuni kalian. Ada hal penting yang harus aku sampaikan," pinta Ain pada Zaina. Gadis itu tersenyum sambil mengangguk pelan, lalu kembali duduk di kursinya. Ia merasa begitu berterima kasih pada Ain yang sudah menepati janjinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com