Nyonya Smith sama sekali tidak terlihat emosi ketika duduk di hadapan Detektif Scope. Berbeda dengan Marry yang menggendong Jason–dia terlihat cemas dan gelisah. Dua wanita yang terpaksa dipanggil oleh Detektif Scope karena dua lelaki mereka mengulang perkelahian di kantor polisi–sehingga terpaksa dimasukkan dalam sel.
"Kenapa tidak Tuan masukkan di satu sel yang sama?" ucap Nyonya Smith dingin. "Biar Andre dihajar sekalian, biar jera. Dia selalu seenaknya saja menghadapi setiap masalah."
Detektif Scope hanya meringis mendengar permintaan Nyonya Smith. Wanita itu seperti ibu tiri saja bagi Andre Smith. Selalu mengawasi ke mana dia pergi dan tak henti menelpon bila terlambat pulang. Andre sempat memprotes Detektif Scope saat hendak menghubungi Nyonya Smith untuk membayar jaminan. Membuat detektif itu meyakini bahwa dua ipar itu saling tidak akur–mungkin berkaitan dengan pembagian warisan mendiang suami Nyonya Smith.
Sedangkan Marry lebih membutuhkan penjelasan logis kenapa suaminya bisa berada di balik jeruji besi. Sembari menggendong putra mungilnya, dia berusaha keras untuk tampak tenang meski wajahnya berbalut ribuan pertanyaan.
"Nyonya Marry Hall, semalam suami anda apa berpamitan untuk menemui Linda Hall?" tanya Detektif Scope.
Marry mengangguk. "Dia setiap malam selalu mengunjungi Linda dan memastikan dia baik-baik saja. Sebenarnya kami ingin dia tinggal bersama kami, tapi saran dari anda lebih baik dia tinggal sendiri untuk proses penyembuhannya dan belajar untuk mandiri. Jadi suami saya bertugas mengawasinya."
Detektif Scope mengalihkan pandangan ke arah Nyonya Smith yang masih melipat tangan dan meninggikan dagu. Berada di kantor polisi sepagi ini telah membuatnya harus meninggalkan ketiga anaknya untuk week end. Hal yang akan mengusiknya bila ada orang yang mengetahui dia masuk dan keluar dari Kantor Polisi.
"Nyonya Smith, apa anda mengetahui hubungan Andre Smith dengan Linda Hall?"
"Mereka terapis dan pasien."
"Tidak ada yang lebih dari itu?" tanya Detektif Scope tanpa berkedip. Dia ingin mengetahui setiap reaksi fisik dosen di hadapannya. Naluri detektifnya berkata lain, meski Nyonya Smith menunjukkan sikap seolah kesal dan tak peduli pada Andre–adik iparnya.
"Saya hanya mendapat laporan dari asistennya–Erin. Seharusnya saya menemui dia hari ini, karena informasi dari anda cukup mengganggu saya."
Detektif Scope mengangguk. "Peter Hall memberi keterangan, bahwa Andre Smith berusaha merayu Linda Hall, menyalahgunakan profesinya untuk kepentingan pribadi. Bila hal ini terbukti, kami bisa memutuskan hubungan kerja sama dengannya. Dan bukan tidak mungkin, bila ada laporan sejenis, ijin praktek Andre akan dicabut."
Nyonya Smith mendengus. Sejatinya, jantungnya sudah tak bisa diperintahnya untuk tidak berdebar kencang karena menahan marah. Jadi kecurigaannya benar. Kalau tidak, mana mungkin Peter Hall selaku wali dari Linda Hall bisa memukulnya di depan kamar apartemen wanita itu–hingga mereka berdua digelandang ke Kantor Polisi.
"Kurasa, Peter Hall sudah melakukan tindakan yang benar." Nyonya Smith menoleh ke arah Marry yang juga menoleh ke arahnya. "Seperti yang dia katakan, Peter tidak ingin kejadian yang dialami Linda terulang lagi."
"Bagaimana Nyonya Marry?"
"Aku ingin bicara dengan suamiku," ucap Marry, "Meski tindakannya dibenarkan, tapi aku tidak suka dengan caranya menyakiti orang lain. Dan … aku tidak bisa membayar jaminan. Namun, bila dia harus berada dalam sel– …"
"Aku yang akan membayar jaminan mereka berdua," sela Nyonya Smith. "Biar masalah ini segera selesai dan tidak berlarut-larut. Apa aku bisa pulang sekarang?"
Detektif Scope dan Marry menatap Nyonya Smith yang langsung berdiri dan merapikan blazernya. Wanita itu menunjukkan ketidakbetahannya berlama-alam di Kantor Polisi. Sedangkan Marry semakin merasa tak berdaya di hadapan wanita karir tersebut.
"Terima kasih, Nyonya Smith. Aku berjanji Peter tidak akan mengulangi lagi tindakannya," ucap Marry ikut-ikutan berdiri.
Nyonya Smith menarik sudut bibirnya. "Tentu saja. Sebaiknya kau awasi suamimu, jangan terlalu sering kau biarkan menemani Linda. Andre saja tidak tahan untuk tidak merayunya. Bukankah demikian Detektif Scope?"
Nyonya Smith berlalu dengan detak sepatu memenuhi ruangan. Meninggalkan Marry yang seolah-olah baru dibangunkan dari tidur. Peringatan untuk menjaga suaminya sendiri dari Linda Hall. Mustahil Peter berbuat seperti Andre Smith. Dia lelaki yang baik dan perhatian pada keluarganya. Sangat sayang pada Jason dan selalu penuh cinta pada dirinya.
Namun, sudah naluri wanita untuk mudah termakan oleh selintingan yang mengusik rasa cemburunya yang selama ini tertidur. Dia kembali duduk dan menghadap Detektif Scope yang membereskan berkas di mejanya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Detektif?" tanya Marry sembari mendekap Jason.
Detektif Scope melirik Marry. Nyonya Smith memang keterlaluan, hingga melontarkan praduga pada Marry. Dia pasti tidak ingin melihat orang lain lebih senang darinya–karena sejak awal Marry tampak membela Peter dalam melaksanakan tugasnya melindungi Linda Hall.
"Mereka saling dorong, dan … yah, begitulah laki-laki. Mempertahankan pendirian tidak bisa dengan kata-kata."
"Maksud anda Peter, kan?"
Detektif Scope mengendik bahu. "Peter dan Andre. Mereka sama-sama bersikukuh menjalankan tugasnya, demi Linda Hall."
"Anda yakin? Apa bukan karena … mereka memperebutkan Linda Hall?"
Detektif Scope melihat keliatan cemburu di sepasang mata Marry. Ada satu pernyataan yang tidak ingin Detektif Scope ungkapkan di hadapan dua wanita yang dipanggilnya pagi ini. Bahwa seorang lelaki tidak akan nekad melakukan kekerasan, bila tidak sedang memperjuangkan sesuatu. Harga diri atau wanita yang dicintainya.
"Mereka berdua merasa harus menjalankan tugasnya masing-masing. Sama-sama keras kepala, padahal bila bekerja sama akan sangat membantu Linda untuk memulihkan ingatannya."
"Aku tidak percaya mereka berdua berkelahi hanya karena itu."
Detektif Scope melebarkan tangan. "Yah, aku tidak bisa menggali lebih dalam karena itu yang mereka sampaikan padaku. Dan aku tahu, memang itu tugas mereka selama tiga bulan ini–yang belum nampak hasilnya. Semua orang harus bersabar saat ini. Kejadian ini, aku yakin akan sangat mempengaruhi Linda. Dia akan semakin menutup diri dan kasusnya akan semakin sulit menemukan jalan keluar. Semua penyidikan sudah buntu karena para pelaku sudah tewas kecuali satu orang. Anda tahu sendiri bagaimana polisi sudah mengusahakan yang terbaik. Kini harapan satu-satunya, Linda bisa mengingat kejadian malam itu dan kami menyelesaikan tugas dengan segera. Banyak kasus lain yang menunggu. Jadi, saya mohon kerjasamanya."
Marry tampak tidak mengindahkan penjelasan Detektif Scope. Ada yang mulai tersulut dan membara di dadanya.
"Menurut anda, apa suami saya juga merayu Linda, seperti Andre Smith?"
Detektif Scope terdiam beberapa saat. Dia tidak berwenang menyampaikan pendapatnya tanpa didasari data yang akurat. Tapi kali ini dia ingin mencoba sesuatu. Sesuatu yang barangkali bisa membuka jalan untuk mendapatkan petunjuk. Meski harus ada yang dikorbankan.
"Jika anda bertanya pada saya pribadi–sebagai lelaki normal … saya akui Linda memang cantik dan seksi," ucap Detektif Scope hati-hati. "Setiap hari bersamanya, saya tidak yakin bisa menahan diri–apalagi bila Linda … tidak masalah dengan lelaki manapun."