Enjoy
and
happy reading
guys
Di pagi hari yang cerah sosok perempuan dengan utaian rambut bergelombang dibagian ujungnya yang berwarna krim coklat muda dan mata merah jambu dengan kulit putih, tersenyum lebar berjalan kearah kelasnya. Tetapi langkah terhenti ketika seorang pria yang populer di sekolah menghampirinya.
"Permisi Gyanni,ini coklat untukmu." Uluran tangannya memberikan sebatang coklat mewah
"Ah sorry, aku gak suka coklat." Tolak perempuan yang bernama Gyanni dengan senyum. Tentu dengan senyum fakenya
Gyanni pun melanjutkan jalannya dengan memamerkan senyum indahnya. Namun teriakan seseorang membuat senyumnya sedikit memudar.
"Gya."teriak seseorang yang diketahui dari suara pastinya seorang perempuan
'ah si cempreng itu lagi' batin Gyanni bergumam menebak
Tiba-tiba tangan seorang merangkul pundaknya dengan spontan tanpa rasa bersalah. "Pagi gya." Ucap orang itu dengan seragam yang terkesan tomboy yang merangkulnya dengan senyum bahagia
"Krsyti."panggil gya datar pada orang yang merangkulnya dengan tatapan tajam membunuh memberi sebuah kode.
"Ah sorry." Kekeh gadis itu mengelus tengkuknya dengan senyum kecil.
Mereka berdua pun melanjutkan jalan menuju kelasnya yang terasa sangat jauh karena orang-orang menghampiri Gya hanya untuk menyapanya. Dan dia hanya bisa membalasnya dengan senyum termanisnya.
"Hei Gya, kenapa kamu selalu menampakan senyum itu kepada mereka? Padahal mereka tidak tau seberapa mengerik--." Ucapan Kristy terpotong oleh lirikan mata Gya yang begitu menusuk jantung.
"Gak ada urusannya dengan mu!." Lanjut Gya datar lalu kembali menghadap kedepan dan mempercepat jalannya.
'baiklah, ditinggalkan lagi!!' gerutu batin Kristy kesal yang tertinggal di belakang Gya. Dia pun melanjutkan langkahnya berusaha menyamakan langkah kaki Gya yang cepat itu.
Kristy berhasil menyamakan langkah kakinya dengan Gya tapi tiba-tiba seorang gadis dengan rambut coklat serta warna mata yang senada pula telah berada disampingnya dahulu.
"Gya, pr kamu udah siapkan? Dan jangan lupa hari ini kamu piket!." Sahut gadis itu tanpa basa-basi lalu menaikkan kacamatanya.
"Udah kacamata." Balas Gya masih dengan tatapan menuju kelas yang dari tadi tak kunjung sampai
"Cyntia, nama aku C.Y.N.T.I.A" sahut gadis yang bernama Cyntia itu dengan penuh penekanan di setiap kata karena tak terima di panggil kacamata.
"......"
Akhirnya perjalanan yang panjang itu pun berakhir dengan penuh perjuangan untuk selalu tersenyum. Ya tersenyum? itu lah yang dilakukan Gyanni ketika bertemu dengan orang yang tidak mengenal nya lebih dalam. Ada pepatah mengatakan 'tak kenal maka tak sayang' tapi itu tak berlaku untuk Gya dan teman-temannya. Kenapa? Karena jika kau mengenal Gya maka senyum manis nya itu tak berlaku untuk mu, 180° berbeda.
•••••••☁️☁️☁️•••••••
Gyanni POV
'Akhirnya aku sampai ke kelas juga. Mengesalkan jika terus tersenyum diluar dan tak menampakkan sifat asli ku.huh...' gumamku dalam hati
Dikelas aku hanya terduduk diam menatap langit yang indah. Menurutku menatap langit lebih indah dari pada menatap pria tampan. Aku terbuai oleh lamunanku yang menenggelamkan ku di dalam imajinasi. Tapi itu tak berjalan mulus sesuai yang aku kira.
"Hei Gya, piket sono! Kamu kira ini sekolah bapakmu apa?." Ya ucapan itu yang menggangguku, dia Cyntia gadis berkacamata, rambut sebahu berwarna coklat yang tiba-tiba datang menyuruhku piket.
"Ini emang sekolah punya keluarga aku kali." Balasku santai masih menatap langit yang menyejukkan hati.
"......."
'diam?ya sudah lah. Paling gak itu cukup untuk menutup mulutnya yang cerewet itu' pikirku menarik seutas bibir membentuk senyum kemenangan
Suasana kembali terasa canggung, aku benci suasana ini. Aku memang suka tenang tapi tidak untuk saat ini. Ku edar kan padangan ku mencari topik untuk dibahas dengan Cyntia yang masih membeku berdiri di depan ku. Padahal tempat duduk tak jauh dari tempat dia berdiri.
"Cih... Kemana si ceroboh itu?." Tanyaku mencairkan suasana
"E-eh Xylri?." Sahut Tia bangun dari lamunannya itu lalu mengedarkan pandangan keseluruhan ruang kelas yang berbasis dinding putih dengan penyejuk serta layar monitor dari masing-masing meja. Sekolah biasa? Tentu bukan, sekolah ini milik keluargaku yang sudah dikembangkan sesuai zaman. Sekolah yang berfasilitas terlengkap di negara ku dan hanya anak-anak sanggup yang pantas masuk. You know lah.. tapi masih saja ini memuakkan menurutku, tidak ada yang menarik.
"Iya."jawab ku santai pada cyntia
"Oh, mungkin saja dia sedang menolong nenek-nenek menyebarang jalan." Ucap Cyntia sinis melihat bangku kursi yang kosong tidak jauh darinya dan aku.
"Huh, setidaknya dia lebih menarik dibanding kau Tia. Telfon dia suruh cepat datang, aku tidak bawa handphone." Sahut ku kembali menatap langit
"Terlalu rajin untukku membawa barang itu. Suruh krys saja." Saran cytia yang di sambung anggukan ku
"Risty dipangg----." Teriak Tia terhenti ketika ada yang membekap mulutnya begitu cepat.
"Jangan panggil aku Risty atau kau akan menyesal." Bisik Kristy di telinga Cyntia dengan penuh ancaman
Aku yang menyadari itu menatap tajam Krysti yang tiba-tiba muncul seketika.
Author POV
"Risty dipangg----." Teriak Tia terhenti ketika ada yang membekap mulutnya begitu cepat yang ternyata itu Krysti.
"Jangan panggil aku Risty atau kau akan menyesal." Bisik Krysti di telinga Cyntia dengan penuh ancaman
Gyanni yang menyadari itu menatap tajam Krysti yang tiba-tiba muncul seketika. Seolah berkata 'lepaskan Tia!kau kenapa menggunakan itu?!!'
Krysti yang merasa ditatap seolah ingin membunuh oleh Gya hanya memutar bola matanya dan melepaskan mangsanya tersebut begitu saja
"Huh."lega Tia dan membalikkan badannya menuju tempat duduknya
"Krys, sekali lagi kau begitu aku jadikan perkedel nanti." Ancam Gya tenang
"Hehehe maaf Gya, ada apa?." Sahut Kristy sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali
"Hm, telfon Xylri." Ujar Gya kembali menatap ke langit
Tut Tut Tut Tut
*Bunyi telfon ya itu*
"Hadeh gak dijawab Gya." Memasukan hpnya Kembali ke saku "udah palingan tu anak telat lagi." lanjutnya sambil sedikit tertawa kecil
"Hm."ucap Gya singkat
Tiba-tiba tanpa sadar guru yang mengajar pada hari itu masuk ke kelas.
"Hei,itu yang disana balik ketempat duduk."tunjuk guru itu.
Merasa dirinya di tunjuk Kristy kembali ketempat duduknya di ujung dekat tembok paling belakang. Sedangkan Gya sebaris dengan Kristy tapi diujung dekat jendela. Cyntia? Anak berkacamata itu tentunya duduk di dua baris depan Gya.
Pelajaran pun dimulai tapi Gya masih tetap menghadap ke langit sedangkan murid yang lainnya sudah sibuk membuka layar monitor. Tiba-tiba seorang datang dengan nafas yang terengah-engah mengetuk pintu kelas.
"Permisi,maaf pak baru datang." ucapnya yang mendapat tatapan dari penduduk kelas
"Maaf ? Ini sudah telat berapa menit? ." Bentak pak guru itu marah
"Saya minta maaf pak." Sahut gadis itu berharap belas kasih
Di satu sisi Gya yang merasa ketenangannya terganggu akhirnya ikut campur.
"Kamu,berdiri di depan ke--." Perintah pak guru tersebut terpotong melihat salah satu murid nya mengangkat tangan" ya ada apa Gyanni?" Sambung pak guru melihat murid yang mengangkat tangan ialah Gyanni
"Mm maaf pak, biar saya saja yang tanganni masalah Xylri. Bapak tak perlu khawatir." Ucap Gya santai sontak mengundang sudut pandang mata termasuk Krysti dan Cyntia
' hah apa apaan itu?' batin Cintya kesal sambil menatap tajam Gya dan Ylri
Disaat yang sama pun Kristy menatap tajam kedua sahabatnya itu, yah walaupun mereka menjadi sahabat karena entah kenapa satu sekolah terus. Takdir kah itu oh ya tuhan?
"Kamu yakin Gyanni ? " Tanya pak guru memastikan
"Ya." Jawabnya singkat di penuhi senyum manisnya itu. Menampakkan senyum itu membuat mereka tidak tau siapa sebenarnya kita kan? Hanya lihat dari depan saja itu tidak cukup.
"Baiklah Xylri kamu duduk." Pinta pak guru Menyuruh murid yang terlambat itu duduk yang ternyata itu Xylri salah satu sahabat Gya
•••••••☁️☁️☁️•••••••
Tringg
Bel berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas.
"Gya" panggil seorang yang berada di sampingnya yang pastinya terdengar suara perempuan
"Hem" jawab Gya singkat sambil sibuk mengotak atik layar monitornya
"Haish cuek amet sih." Sahut gadis itu sambil memajukan bibirnya
"Iya Ylri" jawab Gya membalikan badannya menatap seorang gadis dengan rambut berwarna kuning keemasan dan mata berwarna ungu yang ternyata Xylri salah satu sahabat Gya
"Makasih ya soal tadi, aku terlambat karena ada sedikit kendala." Ujar Xylri tersenyum ramah
"Kau tak perlu tunjukan senyum mu itu! " Sahut Gya sambil memutar bola matanya
"Eh kau sendiri senyum ketika dengan orang lain, tiba dengan sahabat sendiri tak pernah kau perlihatkan." Protes Xylri memajukan bibir dan memalingkan mukanya
"Kapan kita pernah menjadi sahabat?." Tanya Gya santai
"E-eh.. kau ini ----."
"Hei! Kalian berdua ,ayo kita ke kantin" potong Krysti datang menghampiri Gya dan Ylri
"Sudah ayo cepat! Aku sudah lapar ini." Sahut Cyntia datang lalu menarik tangan Gya dan Ylri menuju ke kantin
Mereka berempat pun pergi kekantin dan memesan menu makan hari ini. setelah itu mereka duduk di tempat yang tersedia. Tidak ada yang memulai pembicaraan hanya ada suara ribut murid yang asik bergosip.
"Krys" panggil Gya memecahkan keheningan
"Ya?" Jawabnya singkat sambil asik mengunyah makanannya
"Sekali lagi kau tak bisa mengatur kekuatanmu, aku akan buat latihan kalian sengsara! " Ancam Gya pelan namun pasti dengan tatapan menusuk pada Kristy.
Mendengar itu yang lain juga menatap tajam ke arah Krysti. Mereka tidak mau latihannya semakin sulit, latihan yang biasa saja sulit apa lagi di tambahkan kata sengsara itu. Kristy yang merasa hawa di sekitar mulai suram menghentikan kegiatan makannya.
"Kenapa kalian menatap ku begitu?" Tanya Krysti tanpa rasa bersalah
"Kau tau ancaman Gya itu tidak pernah main-main tau! Bisa bisa kita dibuatnya seperti -----."
•
☁️
•
☁️
•
☁️
•
1486 word
Vote nya jangan lupa ya guys and coment kalo ada salah kata
Maaf ya kalo cerita nya membosankan tapi aku janji bakalan seru kok.
Bye, ketemu di part berikutnya