Dirga terdiam dan menatap kearah Martin, "Lah iya, bagaimana kita menjelaskan hal itu sama Ayah? Pasti Ayah bakal marah banget deh sama kita," ujar Dirga mulai bingung. "Sudahlah, kita jelaskan saja sejujurnya, pasti dia tidak akan marah kok sama kita," ujar Martin berusaha tenang padahal sudah ambyar otaknya cari cara.
Mereka berdua pun makan di kantin rumah sakit, tiba-tiba handphone Martin berdering. Wajah Dirga dan Martin langsung memucat saat melihat panggilan itu. Dengan jari gemetar, Martin mengangkat telepon itu. "I-iya halo A-ayah?" ujar Martin.
"Kalian sedang ada dimana sekarang? Ayah sudah sampai di rumah sakit ini," ujar Santoso.
"Tunggu sebentar A-ayah, aku akan segera ke tempat Ayah. Sekarang A-ayah ada dimana?" tanya Martin.
"Lagi di tempat parkir, cepat! Jangan pakai lama!" Martin mematikan handphonenya dan menghela nafas pasrah, "Matilah kita sebentar lagi, siapkan mental dan batinmu Kakak," ujar Martin bangkit dari tempat duduk.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com