webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

Viper 8

Keesokan paginya, Kate keheranan ketika ia mengecek media sosial miliknya dan tidak menemukan apapun disana selain unggahan-unggahan foto biasa. Ia lalu memeriksa akun-akun gossip untuk melihat apakah video yang ia berikan pada Lucio sudah tersebut atau belum. Kebingungan Kate semakin bertambah ketika ia sama sekali tidak menemukan video dirinya bersama William semalam.

"Apa-apaan ini? Kenapa Lucio belum memberikan video itu," gerutu Kate. Ia pun segera meraih ponsel yang ada di meja nakas sebelah tempat tidurnya dan menghubungi Lucio.

Satu kali nada panggil.

Dua kali.

Tiga kali.

Sampai akhirnya nada panggil tersebut berhenti, Lucio tidak kunjung menjawab teleponnya. Kate menatap ponselnya sambil mendengus kesal. Ia kemudian kembali mencoba untuk menghubungi Lucio. Hal yang sama terjadi, Lucio tidak menjawab panggilan teleponnya.

"Kemana makhluk itu?" gumam Kate. Ia menghela nafas panjang dan mencoba untuk menenangkan dirinya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com