webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

Tourner Dans Le Vide 8

Sehari sebelum Luca dijemput oleh William untuk jadwal pertemuan mereka, bocah laki-laki itu duduk sambil tersenyum-senyum sendiri di balik jendela kamarnya. Luca memperhatikan burung yang ada di luar jendela kamarnya. Sesekali ia mengetuk-ngetuk kaca jendelanya hingga membuat burung-burung itu menoleh padanya.

"Apa kalian juga terbang di atas lautan?" tanya Luca sambil menatap burung-burung yang mematuk jendelanya.

Senyum di wajah Luca terkembang mengingat besok dirinya akan kembali dijemput oleh William. "Papa berjanji membawaku untuk melihat laut. Apa kalian pernah melihat laut? Seperti apa rasanya terbang di atas lautan?"

Luca terus tersenyum-senyum sambil bergumam sendiri dan menatap burung yang ada di luar jendela kamarnya. Perhatian Luca teralihkan ketika ia mendengar suara ibunya yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang di luar kamarnya. Ia terkesiap begitu mendengar pintu kamarnya terbuka.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com