webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

Quel Charmant 3

Tanpa terasa satu jam sudah berlalu sejak William duduk di tepi pantai bersama pengawalnya. "Maaf mengganggu kesenanganmu, tapi sudah waktunya kita kembali," ujar pengawal William.

William tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Kalau kita lewat dari waktu yang diizinkan bukan hanya aku yang berada dalam masalah," ucapnya sembari bangkit dari pasir yang ia duduki.

Tanpa banyak berbasa-basi, William dan pengawalnya segera pergi meninggalkan pantai. Suasana di sekitar pantai masih sangat ramai ketika William pergi. Sepertinya orang-orang memang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berjemur di pantai. Setelah menyeberang jalan, William dan pengawalnya kembali masuk ke bangunan yang menjadi tempat rehabilitasi William.

"Merci, sudah menemaniku, Eddie," ujar William pada pengawalnya.

Eddie; pria yang mengawal William, menganggukkan kepalanya. "Aku akan menemani Anda lagi lain kali."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com