webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

Le Petit Prince 15

Esmee sedang menggosok giginya ketika William masuk ke kamar mandi. Ia tertawa pelan melihat William yang berjalan dengan mata yang masih setengah membuka.

"Bonjour," sapa Esmee.

"Bonjour," sahut William sembari berjalan melewati Esmee dan mengarah ke wc.

Esmee melanjutkan menggosok giginya sementara William melangkah ke bawah shower. Sesekali Esmee melirik William yang sedang membasuh badannya di bawah pancuran air. Esmee merasa ia tidak pernah bosan menatap tubuh William meskipun ia sudah sering melihatnya tanpa busana.

Begitu William mematikan pancuran air, Esmee menghampirinya sambil membawakan handuk. William menerima handuk yang dibawakan Esmee dan segera mengeringkan tubuhnya.

"Matamu bisa keluar kalau kau menatapku seperti itu," ujar William yang disusul dengan tawa pelan.

"Kau belum menceritakan apa-apa semalam. Kau bilang banyak yang mau kau ceritakan padaku," sahut Esmee.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com