webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

Glass Shatters 8

Esmee melenguh pelan ketika akhirnya ia tersadar. Ia tidak ingat kapan ia tidak sadarkan diri. Esmee hanya bisa mengingat ketika dirinya terjatuh dan berguling di tangga sampai ke lantai bawah. Kening Esmee berkerut ketika ia mencium bau asap di sekelilingnya. Esmee berusaha untuk bangkit namun ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Kau sudah bangun?" ujar Marquez yang duduk di hadapan Esmee.

Esmee mendongakkan kepalanya dan menatap Marquez yang sedang duduk sambil memegang sebotol bir di tangannya. Sementara tubuh Esmee tergolek di lantai. Marquez duduk di kursi kayu yang sengaja ia letakkan di hadapan Esmee dan menatapnya sambil menyeringai.

"Hmpf—" Esmee ingin mengumpat pada Marquez namun tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ia juga tidak bisa bangkit karena kaki dan tangannya diikat oleh Marquez.

Marquez mencondongkan tubuhnya dan menatap Esmee lekat-lekat. "Kau mau berteriak memanggil kekasihmu?"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com