webnovel

We're Still 17

Lula membenci Rendra. Satu hal yang semua orang tahu penyebabnya adalah karena Rendra berhasil merebut posisi Lula sebagai peringkat pertama di satu angkatannya. Lula tidak pernah menyangka, bahkan teman-temannya sekalipun tidak menyangka bahwa Rendra bisa merebut posisi Lula yang menjadi kandidat satu-satunya yang berhasil mempertahankan peringkat pertamanya selama tiga semester. Rendra tak berminat untuk merebut posisi Lula sebenarnya. Hanya saja, Rendra sedikit penasaran dengan gadis itu. Apa yang membuat Lula begitu berambisi mendapat peringkat satu? Sebegitu berhargakah hingga membuatnya membenci Rendra yang telah merebutnya?

wegein · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
6 Chs

Awal

Aku membanting tas sekolahku ke sembarang tempat. Masa bodoh. Aku tak peduli jika di dalam tasku itu ada tempat pensil yang berisi beberapa alat tulis kesukaannku yang mungkin sekarang akan ada yang patah atau semacamnya. Hal yang sedang aku pikirkan sekarang hanya satu. Rendra. Rendra Adiprana.

Lelaki itu memang menyebalkan. Bagaimana bisa dia mendapat peringkat satu se-angkatan? Padahal aku sudah belajar lebih giat dari sebelumnya. Rendra malah hampir tak pernah terlihat belajar sama sekali, bagaimana anak itu bisa mengalahkanku, cewek satu-satunya yang berhasil meraih peringkat pertama satu angkatan selama tiga semester berturut-turut.

Dan sekarang Rendra mengambil gelar itu dengan gelar barunya; 'Rendra, si cowok tengil yang berhasil menggeser posisi Lula  di peringkat pertama satu angakatan'. Bukankah gelar itu menyebalkan? Entah siapa yang memberikan gelar itu pada Rendra di laman website sekolahku, tapi itu benar-benar membuatku kesal.

Bagaimana bisa, Rendra, cowok yang jarang terlihat belajar, yang sehari-harinya hanya melempar bola juga berlari mengelilingi lapangan bisa mendapatkan peringkat yang hanya bisa dicapai olehku? Aku benar-benar curiga pada anak itu.

Oke, bernafas Lula. Tarik... Hembuskan...

Hilangkan pikiran negatif.

Pokoknya, di tahun ketiga sekolahku nanti, Aku tak akan pernah membiarkan Rendra merebut posisiku lagi. Tak akan pernah.