"RAYAAA!" Bimo berlari kecil menghapiriku dengan wajah sumringahnya, aku pun menoleh senang padanya.
Aku segera berdiri menyambutnya yang kini sudah ganti baju sambil menenteng tasnya, cahaya senja yang kian menggelap membuat Bimo tampak lebih bersinar di mataku. Dia mengacak rambutku senang ketika baru saja sampai di hadapanku.
"Lama gak nunggunya?" tanyanya kemudian. Aku menggeleng.
"Enggak! Aku juga baru berhasil keluar, tadi di tolongin Samsul."
"Ditolongin kenapa?" Wajahnya berubah kuatir.
"Iya tadi desek-desekan banget Bim, aku sampe sesak nafas, terus di tarik Samsul keluar." jawabku.
"Ya ampun, masih sesek sekarang?" kini ia sedikit merunduk untuk melihat wajahku lebih dekat.
Aku menggeleng, "Udah enggak, udah enakan kok. Hehe."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com