Meta tampak tergugu mendengar cerita itu keluar dari mulut Sisi, tak pernah dia bayangkan jika cewek muda seperti Sisi memiliki cobaan yang bahkan lebih berat dari pada dirinya. Meta tak pernah tahu jika masih ada orang yang lebih menderita dari pada dia. Tapi kenapa, dia terus-terusan saja merasa jika dirinyalah yang paling menderita di dunia ini. Seharusnya dia bersyukur, bisa hidup meski harus tertatih tapi orangtuanya masih lengkap. Dan dia juga seharusnya bersyukur bisa melihat orangtuanya meski salah satu di antara begitu ia benci. Meta kemudian tersenyum getir. Sama halnya dengan Rayan, yang masih sebayi itu juga telah merasakan hal yang menyakitkan baginya.
"Sorry, ya, Si. Aku bener-bener nggak tahu kalau Ibu kamu udah meninggal. Dan aku turut prihatin dengan hal itu. Terus sekarang kamu di kampong ada siapa? Ayah masih kan?" tanya Meta lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com