"Dan juga mereka masih muda, Yah. Yang seharusnya mereka punya privasi jadi nggak punya karena saking banyaknya orang di apartemen," mendengar hal itu, Gunawan pun akhirnya mengangguk. Toh dia juga pernah muda.
"Perkasa, seperti Ayah saat muda dulu, kan, Bun?" tanya Gunawan pada istrinya.
Mirna tampak terkekeh, kemudian dia mengangguk malu-malu.
*****
Pagi ini, Yoga sudah duduk berempat dengan Pak Cipto, Fabian, dan Hardi. Ada banyak menu sarapan yang sudah Pak Cipto pesankan untuk bosnya itu. Kemudian bosnya menyuruh yang lainnya ikut serta juga. Karena dia tahu, kalau Hardi pasti tidak makan. Bahkan, saat sahabatnya ini masih akur dengan istrinya pun, sahabatnya jarang sarapan.
"Pengertian banget lo, Ga. Tahu aja kalau gue nggak sarapan," celetuk Fabian, yang bahkan sudah melahap hampir tiga menu sarapan yang ada di meja.
Yoga hanya diam, dia melirik sahabatnya yang tampak makan dengan mimik wajah datarnya itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com