webnovel

Kita berpisah...

Haruka sangat kesal dengan perlakuan Takeshi pada dirinya, dia tidak mempercayai kata-katanya tentang bayi ini, seharusnya dia mempercayai kata-katanya mengapa Takeshi begitu ragu pada dirinya, sudah jelas wajah anak ini bukan berwajah Asia melainkan memiliki wajah Eropa.

"Maafkan aku sayang..? Aku hanya ingin memperjelas dan menghilangkan keraguanku..? aku hanya curiga kau berkhianat padaku..? memiliki kekasih lain lalu kau melahirkan anaknya tanpa sepengetahuanku..?" jawab Takeshi bicara memang tegas dan jelas dia tidak ingin menutup-nutupi perasaannya karena keraguannya ini.

"Aku sangat kecewa padamu..! seharusnya kau mendukungku..? aku sendiri masih bingung akan ku apakan anak ini..?" ucap Haruka yang masih kesal dengan perlakuan kekasihnya itu, meskipun kini sudah jelas bahwa Maureen bukan anak kandung dari Haruka.

"Ku mohon maafkan aku..? kita harus membuat semuanya menjadi jelas..? mari kita pikirkan bagaimana membesarkan anak ini bersama.?" ucapkan kasih dia mengajak Haruka untuk membesarkan Maureen.

"Apa kau yakin dengan kata-katamu itu..? bukankah anak ini akan menjadi beban bagimu..? kentampanan dan kecerdasanmu, sangat mudah bagimu untuk menarik perhatian wanita manapun untuk kau peristri..?" tanya harga sangat kecewa.

"itu tidak jadi masalah..? kita bisa membesarkan bayi ini..?" jawab Takeshi, Dia sangat mencintai harokat tapi gadis ini sudah sangat kecewa pada dirinya.

"Takeshi aku mohon sepertinya aku tidak bisa meneruskan hubungan ini, aku butuh waktu untuk menenangkan diriku apalagi kejanggalan yang kuhadapi..? Aku tidak tahu harus berbuat apa dengan baik ini tapi paling tidak aku berjanji aku tidak akan menelantarkan nya..? kau kubebaskan kumohon pergilah dari sini..!" ucap harokah dengan berat hati dia ingin mengakhiri hubungannya dengan Takeshi.

"Haruka ada apa denganmu kita sudah lama menjalin hubungan ini ke jenjang pernikahan..? semua rencana kita tentang masa depan Apa kau sudah melupakan itu..?" tanya Takeshi dia menjadi sangat ketakutan kalau hubungannya akan berakhir begitu saja karena kesalahpahaman.

"Tentu saja aku mengingat segalanya hubungan kita harapan Kita tapi aku terlalu kecewa denganmu pakai sih ternyata kau sangat kolot..! Aku tidak percaya di akhir hubungan ini aku baru mengetahui seperti apa sifatmu yang sebenarnya..? aku terlalu naif kupikir kau akan menerima apa adanya keadaan pasangannya..? maafkan aku Takeshi Aku tidak ingin melanjutkan hubungan ini..?" ucap Haruka dengan berat hati dia membuka pintu apartemen kecilnya itu, agar tak kasih keluar dari sana pakai sisa akan tidak memiliki tulang keluar dengan lesunya dan patah hati.

"Haruka..? Apa kau tidak memberiku kesempatan..?" tanya Takeshi sekali lagi di depan pintu apartemen milik Haruka itu.

"Cukup..? kumohon lupakan semuanya..! kau akan mendapatkan wanita yang lebih baik dariku..?" ucap Haruka, dia menutup pintu apartemen itu sambil melihat ke celah lobang kecil untuk mengintip, dia masih melihat Takeshi ada di depan pintunya sambil menatap pintu itu, dia sendiri tersungkur duduk bersandar di belakang pintu itu.

Menangisi semuanya betapa kecewanya ketika dia mendapati Takeshi melakukan tes DNA, "hahaha...Apa dia pikir aku terlalu murahan..? tidur dengan lelaki manapun lalu melahirkan anak..? kau salah menilaiku..?" ucap Haruka, kata-kata umpatan itu masih didengar oleh Takeshi yang berada di depan pintu dia pun dengan gontainya berjalan pelan lambat lawan menuruni anak tangga, dia pun tersungkur duduk diantara anak tangga itu menangisi semua yang dilakukannya, tapi semuanya telah terjadi Dia tidak mungkin membujuk Haruka yang sudah bulat tekadnya itu.

"hahaha.... bodoh...!! hahaha....Kau bodoh Takeshi..!!" umpatan Takeshi pada dirinya sendiri dia tertawa dengan pipi basah, seorang pria tidak bisa menangis di depan kekasihnya atau siapapun l, terkecuali dia benar-benar mencintai wanita itu, seharusnya dia bisa melakukan itu diam-diam tanpa tergesa-gesa dengan begitu Haruka tidak akan tersinggung.

"Haruka aku masih sangat mencintaimu Aku akan selalu menunggumu berubah pikiran..?"ucap Takeshi sambil menuruni anak tangga lalu memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya hari sudah sangat terang kini, Dia hanya bisa langsung pergi ke laboratorium kampus, di mana dia selalu meneliti tentang temuannya, jauh di lubuk hatinya ada Haruka hanya gadis itu yang dia cintai, yakin suatu saat nanti Haruka akan berubah pikiran dan mendatanginya.

LIMA TAHUN KEMUDIAN...

Beberapa tahun kemudian Maureen dititipkan ke tempat pengasuhan anak Haruka begitu bekerja keras untuk membesarkan bayi seorang diri kini bayi yang ditemukannya itu sudah berusia 5 tahun dan duduk di bangku taman kanak-kanak.

"Maureen..?? Maureen...? ayo kita pulang...?" panggil Haruka pada Mauren yang masih kecil gadis ini sangat cantik semua orang begitu menyayanginya, sekolahnya melihat Maureen seperti warga asing saja yang tinggal di sini.

"ibu...?" jawab gadis kecil ini yang berlarian ke arah Haruka dan memeluknya.

"katakan pada ibu apakah gadis kecil ibu sudah lapar..?"

"yaa..."

"apakah kita akan makan ayam goreng atau kalau ingin kudapan yang manis..?"

"ayam goreng pedas buatan ibu...!"

"kalau begitu ayo kita pulang..? kita akan masak bersama..?" ucap Haruka yang menggendong gadis kecil ini lalu menurunkannya lagi setelah sampai di parkiran mobil, Haruka mengencangkan seat belt Maureen lalu mengemudikan mobilnya itu, ketika masih dalam perjalanan menuju rumahnya tiba-tiba sekelebat melewatinya, entah dari mana asalnya orang itu lewat dia langsung menarik rem tangannya dengan sekuat-kuat tenaga, Haruka begitu takut menabrak orang tersebut, jalan ke arah rumahnya itu adalah arah perbukitan, kini Haruka tinggal di sana setelah mendapat pekerjaan yang lumayan layak untuknya hidup dan menghidupi Putri semata wayangnya itu.

"ibu....??? hu...hu..aku takut...?" ucap gadis kecil ini yang menangis sangking ketakutannya.

"Maafkan Ibu sayang kau jangan takut ya..? tunggulah di sini Ibu akan memeriksa keluar..?"ucap Haruka dan dia pun keluar dari mobilnya untuk memeriksa benda apakah yang ditabraknya itu tapi ia yakin itu adalah seseorang.

"Jen aku yakin anak itu bukanlah manusia biasa..?" ucap Tiffany, Mereka berdua adalah seorang penyihir baik yang sudah tinggal lama di dunia manusia, mereka berdua seperti tertarik oleh kekuatan yang ada dalam diri Maureen, terlebih dengan kalung itu yang memancarkan kekuatan yang sangat besar, menutupi kekuatan Mauren sesungguhnya.

"lain kali kita tidak seharusnya melompat seperti itu untuk memastikan siapa gadis kecil itu..? ini sangat berbahaya lihatlah tanganku terluka..?' ucap Tiffany, Dia sangat kesal dengan saudaranya Jen ini, tiba menariknya untuk memeriksa siapa Mauren itu.

Dari kejauhan Jen telah melihat cahaya yang bersinar dari sebuah mobil tidak mungkin itu ditumpangi oleh bangsa manusia, kecuali penyihir yang memiliki kekuatan yang sangat besar.

"sini aku lihat tanganmu..?" ucap Jennifer, dia mematerai tangan saudaranya itu dan sembuh seketika itu hanya lecet karena mereka terpental karena berusaha memegang Mauren dengan kekuatan mereka.

"Tenanglah, aku telah mengingat wajah gadis itu dan plat mobilnya, Aku penasaran penyihir dari mana lagi yang masuk bangsa manusia bukankah kita adalah penyihir terakhir...?" ucap Tiffany dia melihat dari kejauhan mobil Haruka menanjak menuju perbukitan karena mereka tinggal di perbukitan.