. BAB 7, SI PEMBOHONG, WANG XIAU HU.
Ruang kerja wang xiau lin sunyi, sedang di sana ada 3 orang duduk di sana.
"Kau yakin..?!, Guru dr xiau hu itu menghilang tiba2..?!", Kedua kembar itu mengangguk dalam.
"Kejadiannya di depan pintu masuk kota tuan.., bukan hanya kami yg melihat tapi beberapa penjagapun sama melihat, hingga mereka berlaku sopan pada tuan muda..", ujar a hu.
"Sepertinya kau benar, hanya level sukma yg bisa melakukan kemampuan seperti itu..", gumam xiau lin pelan.
"Sekarang di mana anak itu..?!",
"Terakhir kami lihat sedang bersama dgn a siang tuan.., tapi tuan.. a siang sendiri nampak bersikap aneh saat bersama dgn tuan xiau hu..", lanjut a lu lagi.
"Aneh..?!, Seperti apa..?!",
"Seperti seolah menggenggam gunung emas di tangannya..", a hu menjawab,
"ia memegang bungkusan 3 buah buku.., dan a siang mendekapinya seolah suatu waktu seseorang akan merampas buku2 itu drnya.., tangannya di gagang pedang, seolah ia siap mengadu nyawa bila ada yg mencoba² merampas buku² dalam dekapannya..",
"Benar tuan.., ia ada di depan tuan muda saat akan melangkah menuju pulang.., seperti tak sabar segera tiba kemari sesegera mungkin..", kali ini tubuh wang xiau lin terlepas bangun dr sandaran kursinya.
"A siang pernah memegang kitab level bumi saat kita beli untuk wang xiau long.., namun ia tidak sepanik itu..", ia menganalisa.
"Apakah mungkin level kitab itu suci atau di atasnya lagi ?, akan jd masuk akal bila memang itu level kitab itu suci..",
"Tuan ingin kami memanggil a siang..?!",
"Tidak usah.., bila kitab itu untuk keluarga ini, a siang akan menyerahkannya sendiri.., bila kitab itu di peruntukan dirinya.., maka itu keberuntungan diri a siang sendiri.., tak perlu di pertanyakan di mana kitab² itu..",
"Baik tuan..", tiba² pintu ruang kerja di ketuk ma mey ling yang memasuki kamar suaminya tergesa. Menyapa a lu dan a hu sebentar ala kadarnya.
"Kau tahu apa yg di lakukan putramu..?!", Kejar sang istri.
"Apa..?!",
"Dia.., membeli 3 buah kitab level suci di pelelangan dan menyerahkannya untuk diri a siang..!!?", Ujarey ling.
"Membeli di rumah Pelelangan..?!!", Lalu menatap ke arah a lu dan a hu.
"Iya.., a siang mengatakannya padaku..!!",
"Apa yg kau lakukan dgn kitab² itu..?!",
"Tentu saja membiarkan kitab² itu ada pada a siang sebab itu hadiah dr putra kita..!!",
"Nyonya besar.., tuan muda tidak menjejakan kakinya di rumah pelelangan.., lagi pula kalau benar ada kabar kitab suci di sana pasti sudah heboh se isi kota membicarakannya..",
"Maksudmu a siang membohongiku..?!", Xiau lin tersenyum.
"A siang pasti tak berani.., tapi kalau pengakuan itu yg dapati dan ia tahu dr mulut anakmu..??!", Kejar sang suami.
"Xiau hu membohongi a siang untuk kemudian ke'bohong'an itu tersampaikan untukku..?!",
" Tepat sekali..", senyum xiau lin. Dengan detil a lu dan a hu menceritakan pengawalan diam² mereka dan pertemuan 'singkat' mereka pada seseorang tua di sisi xiau hu.., yg 'mampu menghilang sekejapan mata'.
"Kemungkinannya kitab² itu pemberian guru xiau hu begitu ?!, Tapi kenapa di berikan pada a siang kitab² suci itu..?!", Ma mey ling ikut duduk di sana sekarang.
"Kau tidak mendengar kemampuan guru dr xiau hu itu yg bisa menghilang terbang..?!, Boleh jadi yg putra kita pelajari bukan lagi jenis ilmu tingkat suci.., boleh jadi master.. atau mungkin juga sukma.., hingga tak perduli lagi pada kitab² setingkat suci yg akhirnya jatuh untuk a siang..!!", Pucat wajah ma mey ling mendengarnya.
"Tapi ini masih dugaan ku saja..",
"Mas.., xiau hu mau kemari..", tiba² istrinya mengingatkan, kemampuan pindai lingkunagannya memang yang paling tinggi di keluarga.
"Tuan apa kami sembunyi..", tanya a lu.
"Tidak usah.., saatnya kalian saling mengenal",
"Ayah.., xiau hu mau menghadap..!!",
"Masuk nak..", remaja itupun memasuki ruangan.
"Eh.., ada ibu..",
"Katakan apa mau mu..?!",
" Tidak kok yah.., waktu xiau hu selesai berburu dan jual hasil buruannya.., xiau hu melihat kitab² yg cocok untuk klan leluarga kita yah.., tadinya pihak lelang akan melelangnya tapi xiau hu berhasil merayu mereka dan membeli kitab² ini diam2..",
"Oo.., ternyata kau membelinya diam².., pantas saja ibu tidak dengar kabar ada pelelangan.., berapa kitab nak..?!", Ibu menanggapi.
"Dua ibu.." jelas xiau hu.
"Lalu 3 kitab milik a siang itu..?!",
"Maksud xiau hu 3 kitab untuk a siang dan 2 kitab untuk keluarga kita bu.., begitu.. ibu coba lihat ini..", buru² menyerahkan dua kitab yg ia bawa.