Karena perbedaan status keluarga, Mo Heng tak bisa mengungkapkan perasaannya. Dia hanya bisa terus memendamnya. Dia berencana untuk menjadi seorang kultivator kuat untuk bisa menyamai status yang dimiliki oleh Mun zue. Dengan begitu, dia akan bisa mengungkapkan perasaannya dan menikahi wanita idamannya.
' Mun zue selalu membela ku dalam keadaan apapun. Dia akan selalu berada di pihak ku dalam situasi sesulit apapun. Dia rela membantah orang tuanya hanya untuk bisa bertemu dan bermain dengan ku saja... Ku pikir kami saling mencintai. Begitulah pikiran ku. Tapi sampai dimana kami diselamatkan oleh orang asing yang entah dari mana datangnya, pikiran ku ternyata salah.'
Pemikirannya mo Heng berubah ketika dia melihat Mun zue yang menatap Gu Yuwen dengan tidak biasa. Mun zue tak pernah sekalipun menatap mo Heng seperti itu. Rasa cemburu ketika melihat orang yang dicintainya seperti itu, membuat mo Heng membenci Gu Yuwen.
Selama perjalanannya dengan Gu Yuwen, rasa bencinya terhadap Gu Yuwen semakin besar. Dia juga selalu mengabaikan dan beberapa kali melontarkan perkataan kasar kepada Gu Yuwen. Tapi anehnya, Gu Yuwen malah terus berbaik hati kepadanya. Bahkan Gu Yuwen selalu mencoba untuk membuat hubungan dirinya dan Mun zue baik kembali.
' apa mungkin dia memang orang baik...? Aku jadi merasa sangat bersalah. Dia selalu mencoba untuk berteman dengan ku dan membuat ku memaafkan Mun zue... Sekarang aku malah merasa kalau diriku lah yang jahat. Sebaiknya, aku segera berbaikan dengan Mun zue dan aku mungkin akan mencoba untuk menerima Gu Yuwen sebagai teman ku...'
Mo Heng masih bermimpi dalam tidurnya. Meskipun begitu, pikirannya tetap sadar di otaknya.
Sementara itu, ketika mo Heng sedang tertidur dengan lelap. Gu Yuwen dan Mun zue masih melakukannya. Waktu telah berjalan cukup lama ketika mereka memulainya.
" .... Nnngh.."
" .... Apa kamu baik-baik saja..?"
" ... Ya... Tapi.. entah kenapa... Aku merasa ngantuk..."
[ Proses : 89%- 90%-]
"... Tak apa, kalau kau ngantuk. Maka tidurlah."
" ... Baiklah.."
Rasa lelah serta kantuk dirasakan olehnya, Mun zue perlahan-lahan mulai menutup matanya.
Beberapa saat berlalu, proses penyerapan Qi pun telah selesai.
[ Proses : 100%]
[ Proses penyerapan telah selesai!]
[ Selamat! Anda telah berhasil menyerap Qi seseorang untuk pertama kalinya!]
[ Anda mendapatkan hadiah poin sebesar 200!]
Swooossー
Qi hitam menyelimuti seluruh tubuh Gu Yuwen. Dia bisa merasakannya, kalau dirinya telah naik tingkat.
" Aku langsung naik ke tingkat Qi gathering tahap 4 puncak... Tak ku sangka, akan naik sebesar ini. Terlebih aku juga mendapatkan tehnik kultivasi serta gaya bertarungnya..."
Gu Yuwen bisa merasakannya kalau seluruh Indranya juga di perkuat. Bahkan otot di tubuhnya juga meningkat besar. Dia juga merasakan kalau dantian dan merdiannya sedikit terobati.
Tentu saja, dengan apa yang didapatkan sekarang membuat dirinya sangat gembira. Tapi Gu Yuwen hanya tersenyum dengan ekspresi dingin diwajahnya.
" Ini benar-benar luar biasa... Aku bisa mendapatkan semua ini tanpa perlu bekerja keras untuk duduk dan bermeditasi... Terlebih aku juga mendapatkannya dengan kenikmatan... Hehehe... Kalau seperti ini, mungkin aku tak perlu capek-capek untuk berkultivasi. Aku bisa meningkatkannya dengan poin dan juga bisa dengan cara seperti ini..."
Gu Yuwen lalu melihat kepada Mun zue yang terbaring lemas. Dengan penampilan dan pakaiannya yang berantakan, Mun zue sudah tak bernafas. Gu Yuwen hanya menatapnya dengan dingin. Dia tak merasakan apapun, dia malah senang. Karena apa yang dilakukannya membuat mimpi yang ingin di tuju oleh Mun zue akan tercapai di 'dunia mimpinya' itu.
" Baiklah... Panggungnya sudah selesai. Sekarang saatnya, kepertunjukkan yang sebenarnya."
Membenarkan bajunya, Gu Yuwen pergi meninggalkan Mun zue di sana.
Gu Yuwen kembali ketempat para penjaga yang tertidur. Dia melihat kesetiap wajah mereka. Mereka semua masih tertidur lelap dengan perut yang terpenuhi oleh makanan. Orang yang tertidur dengan perut yang kenyang, akan sangat sulit untuk dibangunkan.
Setelah melihat mereka sebentar, Gu Yuwen mengambil salah satu pedagang yang di letakan di sana. Dia kemudian mengeluarkannya dari sarungnya.
" Kalian telah ku layani selama beberapa hari. Sebagai bayaran atas apa yang telah ku lakukan, bencilah diriku di neraka sana."
Gu Yuwen kemudian berjalan ke salah satu penjaga. Dia mengacungkan pedangnya tepat di leher penjaga itu.
Tusukー!
"..accckkhh?!!!"
Penjaga itu terbangun karena rasa sakit yang dialaminya. Dia mencoba berteriak tapi dia tak bisa mengeluarkan suaranya. Karena, tenggorokannya sudah tertusuk oleh pedang. Darah keluar seperti air mancur di tenggorokannya. Tatapan yang begitu dingin dari Gu Yuwen adalah hal terakhir sebelum dirinya tewas.
[ Anda telah dibenci oleh jiwa yang mati.]
[ Anda mendapatkan 100 poin kebencian!]
Mencabut pedang yang tertancap di leher itu, Gu Yuwen langsung menuju penjaga lainnya.
Tusukー!
" ...kuaackkhh!!?"
Lagi. Dia menusukan pedangnya ke leher penjaga itu.
[ Anda telah dibenci oleh jiwa yang mati.]
[ Anda mendapatkan 100 poin kebencian!]
Gu Yuwen melanjutkannya lagi, dia terus menusukkan pedangnya kepada leher setiap penjaga yang ada. Setiap dari mereka yang mati, mereka mati setelah melihat tatapan dingin dari seseorang yang mereka anggap sebagai orang baik. Siapa yang menyangka, kalau mereka akan mati di tangan orang yang telah membuatkan mereka makanan lezat.