"LEPASIN DIA BRENGSEK!" Ucap seorang laki-laki yang baru saja turun dari montornya sambil menatap nyalang pria yang menarik vania
"Wah wah wah nyari masalah sama kite nih bos" ucap salah satu teman pris itu
"Hajar" titah pria yang berbadan kekar tadi lalu melepaskan pegangannya dari tangan vania
Bruk
Krak
Krak
Bruk
Perkelahian terus terjadi, pria yang membawa montor ninja tadi berhasil mengalahkan para preman-preman itu, ternyata cuman segitu tenaga mereka
"Lo gapapa?" Tanya pria itu lalu melepaskan helmnya, saat vania melihat wajahnya ia kaget. Bukankah pria itu yang tadi ada di cafe, pikir vania
"Gw tau gw tampan ga usah diliatin kek gitu" ucap pria itu narsis
"Pede sekali kamu" ucap vania mendengus kesal, apa apaan narsis banget tapi emang iya sih hehehehe
"Emm makasih udah nolongin aku tadi" ucap vania
"Hm, ayo gw antar pulang" ucap pria itu lalu menaiki montornya
"Eh ga usah deh aku jalan aja, lagian premannya udah pergi" kata vania
"Ini udah malem, lagian lo emang besok nggak sekolah apa" ucap pria itu
"Iyasih tapi"
"Ga ada tapi-tapian, ayo buruan naik nanti lo diculik kuntilanak perempatan jalan mau?" Ucap pria itu yang dibalas gelengan
"Yaudah naik" tutah pria itu yang dituruti vania, dibalik helm fullface nya pria itu tersenyum entah mengapa ia merasa senang saat ada gadis itu begitu nyaman
"Udah?"
"Udah"
Angin malam menerpa wajah mereka, hening tak ada perbincangan antara mereka dan canggung? Oh ayolah vania mungkin sudah sangat gugup karena suasana ini
"Rumah lo dimana?" Tanya pria itu
"Ha? Apa?" Tanya vania tidak dengar, maklum mereka masih dijalan
"RUMAH LO DIMANA" ucap pria itu keras
'cantik tapi kok budeg' malas pria itu
"OWHH DI JALAN MELATI NO 11, MASUK GANG YANG ADA DISITU RUMAH NO 13" ucap vania
Tak perlu membutuhkan waktu banyak mereka akhirnya sampai di rumah vania
"Makasih em" ucap vania
"Mirza" ucap mirza pria yang mempunyai mata hazel itu
"Iya makasih mirza udah nganterin pulang" ucap vania
"Iya, lain kali kalo pulang naik ojek aja" ucap mirza
"Masalahnya aku ga punya uang ini hari pertama aku kerja" tutur vania yang membuat hati mirza berdenyut sakit, sebenarnya apa yang terjadi kenapa ia jadi begini
" lo yang semangat ya gw bakalan sering-sering ke cafe tempat kerja lo anggep aja pelanggan tetap" ucap mirza
"yang bener, makasih ya" ucap vania berbinar
"Yaudah gw pulang dulu" ucap mirza
"Iya hati hati" ucap vania lalu masuk kedalam rumahnya
****
2 hari berlalu lepas sudah penderitaannya dari jessica ddk, disinilah vania di taman belakang sekolah yang akhir-akhir ini sering ia kunjungi, vania memejamkan matanya menikmati semilirnya angin disiang hari berharap hari ini adalah hari yang beruntung
"Nih van" ucap oline yang baru datang dari kantin membawa 2 bungkus roti dan 2 kotak susu
"Makasih oline" ucap vania tersenyum sambil mengambil pesanannya
"Iya sama-sama" ucap oline lalu duduk di sebelah vania
"Apa rencana lo setelah lulus sekolah?" Tanya oline
"Kerja sambil buka usaha kecil-kecilan" ucap vania
"Lo ga mau kuliah dulu apa gimana gitu" ucap online
"Aku mau kerja dulu line kamu kan tau aku hanya sebatang kara" ucap vania
"Apapun keputusan lo gw bakalan tetep dukung lo" ucap oline
"Iya makasih" jawab vania yang dibalas senyuman oleh oline
Mereka menghabiskan waktu dengan bercanda tawa sampai tak terasa bel pelajaran telah berbunyi, hari ini adalah mapel matematika saat dipertengahan pelajaran tiba-tiba vania mendapat panggilan alam
"Bu saya ijin ke toilet" ucap vania saat sudah sampai dimeja guru
"iya silahkan" ucap guru itu, dengan langkah cepat menuju toilet perempuan, saat telah selesai menuntaskan hajatnya vania berjalan keluar dari salah satu bilik toilet yang ia gunakan menuju wastafel yang berada di toilet wanita itu. Saat sedang mencuci tangan tiba-tiba
Brakk!!
"Astagfirullahaladzim" ucap vania terjengkit kaget, saat mengetahui siapa yang datang ia cepat menunduk, baru kemarin ia selesai dengan tugasnua lalu apalagi nanti.
Selelah-lelahnya vania ia tidak berpikiran untuk bunuh diri karena munurtnya itu adalah sia-sia bukannya masuk surga dan banyak amalnya ia malah masuk neraka dan banyak dosanya
"Liat girls siapa yang disini" ucap jessica dengan tangan bersedekap dada
"Ada si cupu" ucap rissa salah satu dari queen bullying
"Permisi" ucap vania saat hendak pergi dari sana namun langkahnya terhenti saat salah satu tangannya dicekal oleh safira
"Mau kemana lo?" Ucap rissa lalu mengambil alih cekalan tangan safira dan mendorongnya ke tembok
"Kek nya kita butuh pemanasan iya gak girls?" Tanya jessica dengan kekehan
"Iya" ucap rissa,safira,aldara serempak
"Rissa" kode jessica kepada Rissa, rissa yang tau itu segera mengambil ember berisi air dingin dan meletakkannya di depan jessica
"Safira" kode jessica kepada safira, safira mendapatkan giliran yaitu mengguyur badan vania dengan air itu
"Waww, kek ada yang kurang" ucap jessica
"Dara" kode jessica, dan akhirnya giliran yang dara tunggu sejak tadi. Ia mengambil sampah dengan jijik dan menuangkannya di badan vania,Vania yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menangis pasrah
"Iwhh" ucap dara sambil menutup.hidungnya
"Ihh cantik banget sih" ucap jessica membuat ketiga orang itu tertawa
"Sekarang giliran gw" ucap jessica lalu mengguyurnya dengan sebotol air got yang sudah ia siapkan kemarim bersama adek kelasnya
"Nah gini kan tambah cantik" ucap jessica tertawa puas melihat karyanya
"Cabut girls" titah jessica lalu pergi bersama antek-anteknya meninggalkan vania yang sedang menangis sambil terduduk dengam seragam yang kotor
"ayo van semangat" ucap vania yang masih sesegukan apalah dayanya
"Vania lo gapapa?" Tanya oline hang baru saja datang sebenarnya ia ijin ingin BAK tapi karena melihat kondisi sahabatnya seperti ini ia mengurungkan niatnya
"Van ayo gw bantu, lo mau mandi dulu? Nanti gw pinjemin seragam cadanagan gw" ucap oline
"Iya line, aku pinjem seragam cadangan kamu ya" ucap vania yang diangguki oline, dengan segera oline berlari menuju lokernya dan mengambil seragam cadangan yang ia punya lalu berlari lagi sampai ke toilet wanita
"Van udah belum ini seragamnya" ucap oline sambil menyodorkan seragamnya
"Udah line, makasih ya" ucap vania lalu menerima seragam cadangan milik oline
"Iya" jawab oline
"Udah?" Tanya oline saat melihat vania telah keluar dari salah satu bilik toilet
"Udah" jawab vania
"Pasti yang ngelakuin ini jessica ddk ya?" Tanya oline
"Em, i-iya" ucap vania dengan kepala menunduk
"Lo ga perlu takut van, ada gw disini" ucap oline lalu merangkul pundak vania
"Makasih line" ucap vania tersenyum
"Santai aja kali van kayak sama siapa aja lo" ucap oline, tak terasa mereka telah sampai dikelas vania tak luput dari pandangan siswa-siswi disana bagaimana tidak sudah 29menit vania di kamar mandi
"Darimana saja kamu vania, kamu ini sudah jam berapa ini" ucap guru bahasa inggris itu
"Maaf pak tadi ada sedikit kendala dikamar mandi" ucap vania, pak topik selaku guru bahasa inggris yang tau maksut dari perkataan vania hanya mengangguk pasrah ia tau bahwa murid-murid beasiswa sering diperlakukan seperti sampah oleh anak anak kalangan atas, mau ditegur pun masih sama saja kalau guru tidak mengingat beberapa dari mereka donatur sudah mereka keluarkan dari sekolahan ini
"Kamu boleh duduk" ucap pak topik lalu diangguki oleh vania sedangakan murid yang lain? Mereka hanya mendengus kesal seharusnya dia dihukum, pikir mereka
Pelajaran terus dimulai, jarum jam menunjukkan angka 15.30 yang artinya bel pembelajaran telah selesai, seperti biasa vania bekerja sebagai pekerja paruh waktu di salah satu cafe yang terkenal di Jakarta
"Udah dateng van" ucap mbak rita basa basi
"Udah mbak, kalau belum yang didepan mbak ini siapa? Hantu" jawab vania lalu geleng-geleng kepala sedangkan mbak rita hanya menyegir
"Hehehe, yaudah van tugas kamu cuci piring sama gelas di belakang" ucap mbak rita
"Siap mbak" ucap vania lalu pergi kebelakang untuk membersihkan piring dan gelas kotor
***
"Bagaimana? Sudah ada perkembangan?" Tanya pria paruh baya yang duduk di kursi kebesarannya sambil membaca proposal
"Belum tuan, sejauh ini masih belum ada celah namun saya sudah menyuruh beberapa bawahan lain untuk mencari tau di sekitar jawa, banten, sumatra dan kalimantan" jawab bodyguard itu membuat pria yang nenbaca proposalnya mengalihkan pandangannya ke arah bodyguard itu dengan geram
"Hmm, kau boleh pergi" ucap pria paruh baya itu, saat bodyguard itu berbalik tiba-tiba....
Dorr