webnovel
#ACTION
#SUPERPOWERS
#HOROR
#FIKSISEJARAH

UnHuman

Sinopsis : Ini adalah masa dari awal kekacauan yang sesungguhnya. Waktu di mana semuanya perlahan-lahan hancur, dan memasuki masa paling kelam dalam sejarah umat manusia. Dunia di mana adanya entitas makhluk selain manusia berkumpul. Pada awalnya manusia tidak menyadari keberadaan mereka, namun kini mereka sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Ini adalah dunia di mana keberadaan para makhluk mengerikan hidup secara terpisah dari mereka. Entitas yang memiliki kekuatan mengendalikan kekuasaan atas dimensinya. Mereka sang penguasa yang mengatur pantas atau tidaknya suatu esensi harus bertahan, atau dimusnahkan. Kisah kemudian bermulai ketika seorang pemuda terbangun tanpa bisa mengingat identitas dirinya sendiri. Kenyataan pahit harus diterima pemuda itu ketika mengetahui dunia kini sedang mengalami kehancuran massal akibat dari peperangan antar ras yang berlangsung lama. Umat manusia kini harus berjuang mempertahankan diri mereka terhadap ras baru yang disebut, Unhuman. Suatu entitas hasil dari ciptaan seorang penguasa. Masa depan yang kelam tengah menanti seluruh ras. Manusia maupun bukan manusia tidak lagi memiliki kepercayaan antar sesama. Konflik, perebutan kekuasan, dan genosida diberlakukan. Bagaimanakah nasib dunia ini selanjutnya? Genre : Fantasy, Action, Horror, Supernatural, Superpower, Shounen. Note : Cerita banyak mengandung kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. -- Harap bijak dalam membaca cerita saya. Jikalau ada kesalahan kata dan suatu kalimat yang menyinggung suatu pihak, ini murni ketidaksengajaan --

AnggaraSensei · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
180 Chs
#ACTION
#SUPERPOWERS
#HOROR
#FIKSISEJARAH

Kota Landenia

Dmitry tiba-tiba berbalik mendatangiku. Lalu menyodorkan salah satu tas yang sedang dipegangnya kepadaku, seraya berkata,

"Kenapa kau tidak coba bawa sesuatu, Hanz? Ini silakan, setidaknya kau membawa sesuatu yang bisa dipegang, bukan?"

Walau agak ragu, tanganku tetap mengambil tas Dmitry.

Apa isinya ini? Bentuknya seperti tas biasa pada umumnya. Tapi ini tidak terlalu berat. Aku masih bisa membawa lebih dari ini.

"Baik. Omong-omong, biar aku bawakan juga tas milikmu, Viona." Aku mengucapkannya sambil menjulurkan tangan kananku.

Setelah melihat dua tas besar yang dipegang Viona, aku menawarkan diriku dengan sukarela. Aku tidak tahu apa yang dibawanya dalam tas besar itu, tapi itu tampaknya sedikit berat.

"Bolehkah? Kalau begitu ... ini." Viona langsung menyerahkan tasnya tanpa ragu. Dia juga tersenyum kecil saat menoleh ke arahku.

"Tentu ...."