webnovel
#ACTION
#SUPERPOWERS
#HOROR
#FIKSISEJARAH

UnHuman

Sinopsis : Ini adalah masa dari awal kekacauan yang sesungguhnya. Waktu di mana semuanya perlahan-lahan hancur, dan memasuki masa paling kelam dalam sejarah umat manusia. Dunia di mana adanya entitas makhluk selain manusia berkumpul. Pada awalnya manusia tidak menyadari keberadaan mereka, namun kini mereka sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Ini adalah dunia di mana keberadaan para makhluk mengerikan hidup secara terpisah dari mereka. Entitas yang memiliki kekuatan mengendalikan kekuasaan atas dimensinya. Mereka sang penguasa yang mengatur pantas atau tidaknya suatu esensi harus bertahan, atau dimusnahkan. Kisah kemudian bermulai ketika seorang pemuda terbangun tanpa bisa mengingat identitas dirinya sendiri. Kenyataan pahit harus diterima pemuda itu ketika mengetahui dunia kini sedang mengalami kehancuran massal akibat dari peperangan antar ras yang berlangsung lama. Umat manusia kini harus berjuang mempertahankan diri mereka terhadap ras baru yang disebut, Unhuman. Suatu entitas hasil dari ciptaan seorang penguasa. Masa depan yang kelam tengah menanti seluruh ras. Manusia maupun bukan manusia tidak lagi memiliki kepercayaan antar sesama. Konflik, perebutan kekuasan, dan genosida diberlakukan. Bagaimanakah nasib dunia ini selanjutnya? Genre : Fantasy, Action, Horror, Supernatural, Superpower, Shounen. Note : Cerita banyak mengandung kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. -- Harap bijak dalam membaca cerita saya. Jikalau ada kesalahan kata dan suatu kalimat yang menyinggung suatu pihak, ini murni ketidaksengajaan --

AnggaraSensei · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
180 Chs
#ACTION
#SUPERPOWERS
#HOROR
#FIKSISEJARAH

Keberangkatan

Lyana kembali menuangkan teh ke dalam dua cangkir kayu yang masih baru. Dan berkata,

"Viona, Hanz, kemari lah. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kalian juga."

Aku bisa melihat suatu sup dalam mangkuk dan sepiring roti yang terletak di atas meja. Meja hari ini terlihat penuh dari sebelumnya. Sepertinya Lyana telah berusaha keras menyuguhkan setiap hidangan itu hanya agar kami bisa pergi dengan tenang.

Dia baik sekali.

Segera, aku datang ke sana dan ikut duduk di salah satu kursi. Dan Viona menyusul duduk di sebelahku.

Aku memegang cangkir kayu yang terasa hangat dalam genggaman tanganku, dan meminumnya dengan perasaan lega.

Dmitry membuka matanya dan menatap ke arah kami. Iris biru matanya menyala dan dingin. Ekspresi keseriusan Dmitry terlihat tajam, dia lalu mengucapkan, "Sepertinya kalian tidak terlihat gugup sama sekali."

Sebenarnya hanya sedikit. Aku lebih merasa tertarik ingin sampai ke sana.