"Hmm, mama sama ayah istirahat dulu, nanti Harit telpon lagi"
"Iyaa maa" jawab Sing lalu segera mematikan sambungan teleponnya. Saat ini ia sedang mencuci piring bekas makan malam nya.
Cucian piringnya hanya sedikit, di karenakan Max belum pulang sejak subuh tadi karena sudah mulai bekerja seperti biasa.
Awalnya Sing sempat sadar bahwa akan sesibuk itu Max untuk kedepannya, tetapi ia sadar bahwa itu memang sebuah kewajiban yang harus dilakukan nya.
Akhirnya setelah mencuci piring, ia lalu memilih untuk menonton film di kamar.
Fyi, mereka sudah tinggal di penthouse yang di beli Max beberapa hari yang lalu.
Sing mengambil laptop dan juga beberapa snack, ia lalu membawanya ke kamar dan mulai mempersiapkan posisinya.
Ia berencana akan menontom film yang baru saja keluar minggu kemarin.
TINUT TINUT TINUT
belum saja Sing memulai filmnya, suara dering telepon membuatnya segera mengangkat panggilan itu.
"Halo?"
"Halo Sing, lu lagi dimana?"
"Gue lagi di ph, kenapa?"
"Lu temenin gue kuy"
"Gak ah mager, lu mau ngajak kemana emang?"
"Heh lu lupa disuruh cari referensi buat tugas hah?? Ya ke gramed lah anjir"
"Eh siti!! Lu kaga ngingetin dari tadi anying!! Yaudah gue siap siap dulu, lu jemput gue yak"
"Iye iye, gece"
Panggilan dari Chimmon membuat Sing teringat bahwa tugas yang diberikan dosennya belum ia kerjakan sama sekali, astaga.
Jadi dengan cepat ia mengganti bajunya dan segera turun ke lobi.
"Disuruh cari berapa?" Tanya Sing sambil menaiki mobil Chimmon.
"Kata bapaknya sih, tiga. Sebenernya boleh aja minjem dari kating, tapi gue males nanyanya. Mending beli aja dah" jawab lelaki itu pada Sing.
"Apa aja emangnya?"
"Buku genre fiksi ilmiah, bahasa inggris . Dan itu harus sama british juga, dan gue belum nemu judul bukunya, muehehehehe" Sing menatap Chimmon datar lalu segera membuka ponselnya.
"Deadline sampe kapan si?"
"Jumat, mampus dah masi maba udah dikejer deadline"
"Jumat?? Gilak bro dua hari lagi. Gue bahasa inggris ae kepletot gitu anjir ih, trus nanti suruh presentasi gitu??" Chimmon menggeleng.
Ia sempat menanyakan ini pada teman nya yang lain.
"Kaga untungnya sih"
"Baguslah, gue minta ajarin Max ah, awoakwokawok" ujarnya.
Ia baru teringat bahwa kekasihnya itu sangat pandai berbahasa inggris. Lumayan untuk menopang tugasnya,wkwk.
Sesampainya di gramedia, keduanya segera masuk dan mulai mencari referensi yang ditugaskan.
"Eee, kak kalo buku fiksi ilmiah yang bahasa inggris dimana ya?" Tanya Chimmon pada salah satu staff disana.
"Oh disini kak" ujarnya sambil mendekati rak bagian buku bergenre fiksi ilmiah.
"Disini campur bahasanya kak, ada yang bahasa indonesia, bahasa inggris, bahasa prancis, sama bahasa jerman"
Sing dan Chimmon mengangguk paham dan mulai memilah buku bukunya.
"Oke makasih kak" staff itu mengangguk lalu meninggalkan mereka.
"Bro, bagus yang tebel apa yang tipis?" Tanya Chimmon sambil menunjukkan dua buku pada Sing. Sing pun menatap kedua buku itu.
"Yang tebel sabi, yang tipis pun sabi. Kalo waktunya cukup ya yang tebel aja" jawabnya.
"Tapi gue males bacanya, awoakwoawok" balas Chimmon sambil cengengesan.
"Tuman ih pacarnya Purim" gerutu Sing.
Setelah selesai membeli buku, keduanya memutuskan untuk membeli snack yang akan menemani selama mereka mengerjakan tugas nya.
Dan sejak tadi Chimmon sudah lelah dengan Sing yang terus saja memintanya untuk membeli lemonade.
Katanya sih, dia mau minum minuman kesukaan Max itu.
"Ya nchim? Beliin gueeee" pintanya sambil menggelayuti lengannya.
"Iya iya ih, bini nya Max cerewet banget" omel Chimmon sambil berjalan ke stan beverages.
"Ya lagian, kan gue kangen ama Max, dia paling lagi diatas sanaaa, mengarungi langit melewati samudera pasifik~~" Chimmon hanya menggeleng pasrah menghadapinya.
Benar benar anak ini.
"Dia bilang jam berapa pulangnya emang?" Tanya Chimmon sambil menyerahkan kartunya ke kasir.
"Katanya jam 9, bentar lagi, heheeheheheheh"
"Lu mah ketawa ketiwi ae. Haih, kalo ampe lu begini mulu tiap ditinggal ama tu bocah, stress gue lama lama" mendengar itu Sing menatapnya datar.
"Jan begitu ya mamah mertua, harus ikhlas sama menantunya, lagian si maspur juga kemane? Sibuk kan dia semenjak masuk efka,awoakwoakok" Chimmon menabok Sing lalu menerima kartunya kembali dari sang kasir.
Ia benar benar lelah. Calon istri Max itu memang sangat menyebalkan jika pawangnya tak ada.
Ia jadi rindu Purim. Astaga apa korelasinya.
"Ini kak pesanannya" ujar pelayan itu sambil memberikan pesanan Sing.
"Makasih" setelah mengucapkan terimakasih, keduanya segera kembali agar cepat memulai tugas nya.
Semoga cepat selesai.
"Nchim lu ngerjain di tempat gue ajaa" pinta Sing membuat Chimmon menggeleng.
"Gakmau, nanti gue jadi lumut ngeliatin lu sama Max" gerutunya.
"Ai? Kagaaak, kan nanti Max langsung istirahat, ya ya ya??" Mohonnya sambil merangkul lengan Chimmon. Lelaki itupun menghela napas.
"Iya iya, awas ae lu kalo mesraan, gue tinggal beneran ntar" ancamnya.
"Woih sipp"
Mereka mulai mengerjakan tugas itu. Sing sempat meminta chimmon untuk mengerjakannya di ruang tengah saja daripada di ruang belajar, karena ia ingin sambil menonton tv.
Ada ada saja.
Sekitar setengah jam setelah itu, tiba tiba terdengar suara pintu terbuka dari depan sana, dan itu adalah Max.
"Sayaaaang~ Harit Brasier~" panggil Max sambil memasuki penthousenya. ia tidak menemukan lelaki kecilnya itu di kamarnya, ia lalu meletakkan kopernya sambil membuka dasi, lalu berkeliling mencari Sing.
"Astaga disini rupanya" mendengar suara itu, keduanya pun menoleh.
"Halo calon suamiii~~" sapa Sing sambil bangkit berdiri dan membantu Max membuka dasinya.
Chimmon menghela napas. Ia benar benar akan menjadi lumut sekarang.
Belum sempat Max mencium Sing, Chimmon pun berdehem.
"EKHEM, masi ada gue ya" ujarnya setengah kesal. Max pun menatapnya lalu menyengir membuat lelaki itu semakin kesal.
"Eh ada si mamah mertua" sapa Max sambil cengengesan.
"Lu abis kerja kan? Nah mending lu istirahat, karna calon istri lu sama gue mo ngelembur oke? Jan ganggu pokoknya" ucap Chimmon.
"Ooh ada tugas, yaudah Harit kerjain dulu sama nchim ya, Max mau mandi" Sing pun hanya mengangguk dan kembali duduk sementara Max beranjak mandi.
"Ih gue bete, masa si Purim ada kerkom sama cowo itu si" gerutu Chimmon membuat Sing menatapnya. Apa lagi ini.
"Cowo siapa?" Chimmon lalu menunjukkan sebuah foto dimana Purim dengan temannya didalam foto itu.
"Ntu cowok gue liatin dari kemaren kek naksir gitu anjir sama maspur. Pen gue bejek bejek tuh muka sok ganteng" omelnya.
Ia teringat saat di kampus kemarin, kekasihnya itu tengah mengobrol dengan lelaki yang menurutnya sok ganteng itu.
"Wah, mentor in aja lah nchim" usul Sing. Lelaki itu mengangguk setuju.
"Asli, mo gue selidiki tu cowok sok ganteng. Jan harap ae bisa deket deket maspur, pawangnya gigit soalnya" gerutunya membuat Sing menggeleng kecil. Ada ada saja.
Sekitar satu jam mereka mengerjakan tugas, Max kembali mendekati mereka dengan baju piyamanya.
" nchim" panggilnya sambil duduk di samping Sing.
"Hah?" Sautnya.
"Perth kemane? Gue kaga liat dia dari masuk kerja anjir" tanyanya.
"Ooh si Perth kan masuk fakultas bisnis, jadi dia udah sibuk sama tugasnya. Katanya sih dari kemaren dia udah kunjungan ke perusahaan gitu" jawabnya membuat Max mengangguk.
"Ngerjain apaan si?" Tanyanya lagi.
"Nih, suru bikin review dari buku fiksi ilmiah gitu" ujar Sing sambil menyodorkan laptopnya. Max membaca itu dengan seksama, lalu mengangguk.
"Udah bener kok. Kalo ada yang mau ditanyain tanya aja, Max laper mau makan"
"Eh laper? Sing masakin bentar deh" ujar lelaki itu sambil bangkit berdiri. Max menahannya, lalu menggiringnya duduk kembali.
"Enggaa, Max masak sendiri aja. Harit kerjain aja tugasnya biar cepet selesai oke na?"
"Yaudah, hati hati make piso nya"
"Iyaa" jawab Max lalu segera pergi ke dapur.
Chimmon menatap keduanya, membuat Sing memandangnya heran.
"Napa dah lu?"
"Lu bedua bisa mesra gitu ya anjir, lah gue apakabar. Diajak nge jokes mulu ama maspur" ucap nya. Sing lalu tertawa.
"Kata siapa. Max emang sering kek gitu, tapi lu jan lupa juga kalo dia itu bobrok. Masa dia pake nada sweet callingnya lagu disney, kan heran gue" mendengar itu Chimmon tertawa.
"Apa apaan. Lu kaga ngerti dulu dia pas tk gimana kerjaannya anjir, yang lain main robot dia maen plushie, yang lain nonton avengers dia nontonnya disney, jadi jan heran dah lu" Sing mengangguk angguk mendengarnya.
Memang ia bertemu dengan Max saat masuk smp saja, karena ia baru dibawa ke dormitory oleh Gunsmile saat itu.
Sedangkan yang lainnya seperti Aj, Jj, Fiat, Ohm, Beam, Peak, Chimmon, Nanon, dan juga Max itu sejak bayi sudah di dormitory.
"Btw, Max dulu tukang ngompol gak?" Tanya Sing random.
_________________________________________