webnovel

Kenangan iii

First Gate iii

***

Edi duduk bersandar pohon, menikmati pemandangan indah dengan beralaskan padang rumput hijau di atas sebuah bukit. Terkadang angin sepoi-sepoi menerpa membuat tempat itu semakin sejuk.

Langit biru yang berawan membentang luas, berjejer bukit dan gunung kerap menghiasi pandanganmu. Warnanya hijau dan coklat, sesekali biru sungai atau danau terlihat diantaranya.

Kota dengan bangunan kota metropolitan tersebar di beberapa titik, yang terdekat terdapat sebuah menara pencakar langit di pusatnya. Bentangan sabana, hutan rimbun, hingga lahan garapan jangan lupa diamati.

U-Watch di tangan kirinya bersinar, lalu menyeruak buliran cahaya dan berkumpul menjadi sosok pemuda di sebelahnya. Hits ikut duduk bersandar menemani Edi.

Edi menoleh menyadari kehadiran Hits, dia tersenyum dengan polosnya berucap, "Terima kasih Hits."

Hits menatap Edi dengan heran, dia bertanya mengapa bocah itu berterima kasih. Sudah sewajarnya jika Hits membantu Edi mengingat dia adalah Shikai-nya, harusnya dia yang berterima kasih karena sudah merepotkan tuannya. Bukannya membantu Edi, Hits malah dibantu olehnya.

"Terima kasih karena sudah mau menemani-ku, Hits...."

Edi berusaha memahami perasaan Hits, kini gilirannya untuk mengerti tentangnya, mengingat Edi merupakan Shikai-nya. Saling mengerti perasaan satu sama lain merupakan bentuk dari keakraban bukan?

Edi kembali menyandarkan kepalanya ke dahan pohon, "Dan,... Maaf." Gumamnya lirih, meski begitu Hits masih mampu mendengarnya.

Belum lagi Hits mampu merasakan emosi Edi, koneksi antara code dan Shikai membuat perasaan dan pemikiran mereka saling berinteraksi. Bocah itu merasa bersalah karena belum mampu mengontrol Light Power, tidak seperti Dwi yang sudah mahir sebelum dikendalikan. Mungkin saja wujud Hits sekarang juga karena salah Edi, tubuhnya diliputi penyesalan saat ini. Merenung mengapa dirinya begitu lemah, tingkahnya kurang gesit, ditambah dia tidak begitu cermat saat beraksi.

<"Ini Bukan Salahmu, Edi."> Hits berujar, bukan Edi yang salah melainkan dia sendiri.

Wujud Hits yang sekarang karena tingkah gegabah sebelumnya, meski tahu itu salah dia tidak menyesal karena sudah memutuskan jalan ini. Dilain sisi dia juga memaksakan diri untuk muncul walau tahu sisa energinya hanya 10%, tidak cukup untuk membentuk tubuh utuh miliknya, beruntung dia tidak sampai lenyap karenanya.

Sementara itu Hits juga bersyukur bisa merasakan tubuh pemuda, karena mereka tidak memiliki sifat tetap sebelumnya dia tidak bisa menentukan wujud mana yang akan dipilih. Wujud Pria sebelumnya juga meniru postur dari Profesor. Memang tubuhnya sekarang begitu lemah, setidaknya dia bersyukur masih bisa eksis sampai saat ini. Hits berharap kelak mampu berkembang lebih baik, setidaknya setara dengan Blash agar bisa berdampingan dengannya lagi.

<"Semua yang sudah terjadi biarlah terjadi, Edi.">

Hits mencoba untuk mengendalikan energi di sekitar, hembusan angin menerpa daun dan bunga lalu menerbangkan-nya. Hits mengendalikannya agar terbang melingkar, mengelilingi mereka.

<"Bagaimanapun Juga, Kamu Sudah Melakukan Yang Terbaik….">. beberapa daun dan bunga berkumpul di tangan Hits, lalu berubah bentuk menjadi sebuah bola dengan warna keemasan.

<"Lagi pula, First Gate yang sekarang sudah lebih baik.">

Hits mengarahkan Light Orb ke pada Edi, dia ingin menunjukkan contoh pengendalian Light Power.

<"Ini adalah salah satu bentuk pengontrolan Light Power. Kamu pasti bisa mengendalikannya."

Edi terpana melihat keindahannya, baru kali ini dia melihat benda itu. Bentuknya mirip seperti bola tapi memancarkan cahaya keemasan, benda itu terlihat seolah padat meski sedikit transparan. Tangan Edi reflek ingin menyentuhnya, sebuah fenomena terjadi saat jarinya bersentuhan dengan Light Orb. Cahaya terang bersinar kemudian pecah dan menyebar ke segala penjuru, setiap benda yang terkena akan berpendar keemasan.

Edi merasakan sesuatu mengalir di dalam, rasanya hangat dan nyaman. Ada sesuatu dalam dirinya yang bertambah, entah apa itu.

"Jadi ini Light Power." kagumnya.

Setelah merasakan Light Power, Edi mulai menyadari tugasnya. Dia juga tahu mengapa harus ada 2 Shikai, Dark Power dan Light Power itu saling berlawanan. Jika hanya ada satu, akan repot nantinya. Selain itu juga memudahkan agar bisa fokus di satu energi.

Sebab itu, penting bagi Edi untuk mengumpulkan Light Power segera. Kendati dia sebagai Shikai juga demi mengejar jarak antara Edi dan Dwi. Bukan sebatas mengejar kekuatan, tapi juga mengembalikan keseimbangan agar Light Power dan Dark Power kembali Stabil. Hal lain juga dirasakan Edi, bekas luka dari Dark Power yang menghitam perlahan menghilang dan sembuh seketika.

Hits mengaku baru pertama kali mengontrol Light Power dan baru kali ini membuat Light Orb setelah sekian lama. Kepekatan energi di sekitar menjadi penentu Light Orb yang dia buat. Hits menyadari perubahan First Gate cukup masif, ketimbang beberapa saat lalu, buktinya dia dengan mudah membuat Light Orb. Belum lagi energinya terasa bertambah perlahan.

....

Keduanya berbincang cukup lama, bahkan Edi tahu siapa Blash sebenarnya dari Hits. Hits memberitahu Edi untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian, terutama dalam pengendalian Light Power. Setidaknya bersiap untuk menghadapi Blash, meski Hits tidak memberitahu kemungkinan terburuk. Edi harus menghadapi Dwi karena dia sudah dikendalikan oleh Blash.

Hits juga mengingatkan untuk berkunjung ke First gate sesekali, Edi bisa menggunakannya untuk berlatih atau sekedar mampir sejenak. Mengingat First Gate sudah terdaftar di dalam sistem, untuk masalah waktu tidak perlu dikhawatirkan, karena setiap gate memiliki rasio waktu yang berbeda. Misalnya saja sekarang ini dunia nyata sedang berhenti. Berbeda dengan waktu yang akan datang, Gate memiliki rentang rasio dari 1:1 hingga 1:1000.

Setelah selesai berbincang, Hits segera berpamitan dengan Edi.

<"Sampai jumpa lagi, Edi.">

Tubuhnya melebur menjadi butiran cahaya lalu masuk ke dalam U-Wacth. Hits bahagia bisa bertemu dengan Shikai-nya, Edi.

Edi juga bergegas mencari panel keluar karena dirasa tidak ada lagi perlu, belum lagi dia sudah cukup lama berada di tempat itu.

{Apakah anda yakin ingin keluar?}

{Ya/ Tidak}

U-watch bersinar setelah Edi menekan 'Ya', cahaya itu membalut tubuhnya. Kemudian melebur lalu melambung ke angkasa hingga lenyap tak tersisa bersama dengan Edi di dalamnya.

{Terima kasih atas kunjungan anda, sampai berjumpa kembali di First Gate}

....

***

Blash keluar dari tubuh Dwi dalam bentuk asap hitam, tubuh bocah itu berdiri mematung dengan pandangan kosong.

<"Inikah First Gate?"> ucapnya.

Blash mengamati sekitar, tempat yang begitu kosong dan sunyi bahkan wujudnya yang hitam seolah menyatu dengan tempat itu. Persis seperti perkiraannya tempat itu berwarna hitam seluruhnya, begitu gelap dan kelam tanpa adanya sumber cahaya dan suara sedikitpun.

<"Hmm,... Tidak Terlalu Buruk.">

Tawa Blash terdengar melengking, kesunyian seketika lenyap, <"Saatnya Bersenang-Senang.">

Blash menunjuk ke sisi lain diikuti tangan Dwi yang bergerak seperti boneka. Blash mulai mencoba memproyeksikan keinginannya, menciptakan hasrat yang telah lama terpendam.

Seketika langit yang ditunjuk bersinar merah, berubah warna menjadi merah darah yang kental. Kemudian dia menunjuk arah berlawanan, sebaliknya langit semakin menghitam. Begitu pekat tanpa tahu di mana dasarnya.

Blash bisa merasakan aliran Dark Power di sekitarnya, walau kapasitasnya masih cukup rendah, tapi energi itu menyelimuti seisi tempat itu. Setidaknya First gate sesuai dengan bayangannya, tempat yang cocok bagi para Shikai membangun peradaban dan persiapan. Belum lagi dia memiliki inang yang sangat bagus, seolah mendapatkan 2 buruan sekaligus. Dua burung dalam satu lemparan.

Blash mulai berangan lebih lagi, semakin banyak proyeksi dari hasratnya yang timbul. Tempat itu berubah menjadi tempat yang mengerikan, dari ruang kosong nan sunyi menjadi kehidupan di luar nalar dan mengerikan.

Banyak keanehan terjadi mulai dari makhluk tidak jelas, fenomena langka di dunia hingga kejadian-yang tidak masuk akal. Jika harus memilih tidak akan ada orang yang mau ke tempat ini, layaknya neraka yang menakutkan. Sebisa mungkin harus dihindari bagai mimpi buruk yang tidak ingin dilihat lagi.

{First Gate telah berevolusi}

{Zero Gate atau Abyss World telah tercipta}

{Selamat kepada Blash}

Berbagai pesan muncul setelah terjadi perubahan pada tempat itu, Blash tertawa menyaksikan pesan itu. Dia mengamati sekitar, kini Dark Power begitu pekat di sana. Suara teriakan dan gema mengerikan terdengar dari segala penjuru. Langit bergetar, bumi terbelah, lahar menyembur, serta beragam keburukan tercipta bahkan makhluk di luar nalar terlihat mondar-mandir dengan wujudnya yang beragam. Ada yang terbang, ada yang merangkak, bahkan ada yang merayap.

<"Tidak Ada Yang Bisa Menandingiku, Sekarang!">

Blash bersorak gembira, senyum kemenangan merekah di wajahnya. Layaknya boneka, mimik wajah Dwi turut mengikuti.

Setelah dirasa sudah cukup melakukan persiapan, Blash segera kembali ke tubuh Dwi, <"Kali Ini Aku Pasti Berhasil.">

Dwi mencari panel ke luar dari tempat itu, Blash mengendalikan tubuhnya sepenuhnya. Gimik wajah Dwi mengikuti sifat asli makhluk keji itu, dia tertawa sebelum tubuhnya lenyap menjadi partikel atom. Kini hanya tinggal menunggu rencana selanjutnya.

"Nantikan kehancuran kalian, semua!"

{Terima kasih atas kunjungan anda, sampai berjumpa kembali di (First Gate)--Abyss World}

***

Pra-Action

***

Sejak saat itu sikap Dwi berubah, dirinya seolah menjadi orang lain bagi Edi. Sorot matanya tajam, sikapnya dingin selaras dengan tingkah lakunya. Kerap kali sahabatnya itu mengacuhkan Edi, bahkan terang-terangan

menjauh darinya.

Edi mengepalkan tangannya erat, dia bertekad kuat untuk berusaha berjuang sekuat tenaga. Dwi dalam bahaya bila apa yang dikatakan Hits benar, tubuh itu bukan lagi Dwi yang dikenali Edi melainkan Blash yang menggunakan tubuh Dwi.

Edi mengalirkan sedikit Light Power di kepalan tangannya, saat dia buka butiran cahaya melayang ke angkasa. Terbang melambung menuju bintang, mencari harapan menuju angan yang akan dituju.

"Tunggu aku Dwi...." Edi bergumam pelan, lalu beranjak kembali tidur.

....