Selamat! Bab 35 dari cerita Psycho, But I Love You berhasil diplublikasikan!
Kedua tangan Alira tampak diregangkan sebelum ia mulai merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Satu pekerjaannya malam ini sudah selesai. Selanjutnya Alira masih ada satu bab dari cerita milik temannya yang juga harus diupdate malam ini. Cukup cukup. Satu bab tiga puluh menit untuk seribu kata, Alira yakin ia bisa menyelesaikannya.
"Cowok ganteng kaya raya yang tiba-tiba nolongin cewek yang habis kena bully," Alira tampak bergumam.
"Bagus juga kalo dibuat cerita. Entar gue buat si cowok itu sok cool yang awalnya ngehina si cewek, tapi ujung-ujungnya jatuh cinta!"
Alira tersenyum lebar saat mendapat ide cerita baru. Ia bergegas bangkit dan mulai menuliskan sinopsis beserta plot untuk ide yang baru saja ia dapatkan. Sambil membayangkan tokoh laki-laki yang akan Alira buat, bibirnya tidak lepas dari senyuman sejak tadi.
"Kalo buat cerita ini, bakal gue upload di tempat yang …" Alira menjeda ucapannya.
Mulai membuka ponselnya dan menampilkan beberapa aplikasi novel online yang ia miliki. Satu jari tangan Alira tampak menekan salah satu aplikasi berwarna pelangi. Melihat beranda di aplikasi tersebut membuat Alira menghela napas panjang.
"Ngapain harus buat cerita baru sih?"
Alira merasa kesal saat melihat novel-novel Alingga terpampang di hadapannya. Bukan karena itu saja. Alingga baru saja memublikasikan satu cerita baru yang ia publish lima menit yang lalu.
"Buat badmood aja deh," kesal Alira mulai kehilangan semangat.
234 orang menyukai cerita dari Alingga.
Lihat! Bab pengumuman di cerita Alingga sudah dilike oleh banyak pembaca dalam hitungan detik. Sepertinya Alira memang harus mengakui kepopuleran Alingga yang semakin memuncak.
Di saat mood Alira sedang buruk karena melihat cerita baru Alingga, satu komentar yang masuk membuat senyum di wajah Alira mengembang.
Jeje123 menyukai cerita anda!
-olivee memberikan vote untuk cerita Psycho, But I Love You
Darkgirl menambahkan cerita Psycho, But I Love You ke dalam daftar bacaannya
Jeje123 memberikan komentar untuk Bab 35: lanjut thorr!
Jeje123 memberikan komentar untuk Bab 35: baper tauu, mau dong punya pacar kayak Trisal
Jeje123 memberikan komentar untuk Bab 35: next malam ini thor pokoknya
Ilyyy memberikan komentar untuk Bab 35: semangat thorr!
Ilyyy memberikan komentar untuk Bab 35: lanjut terus
Ilyyy memberikan komentar untuk Bab 35: makin baper makin seruuu
Sesekali Alira terkekeh membaca komentar-komentar pada ceritanya. Kalian harus percaya satu hal: bahwa komentar yang kalian berikan untuk penulis, adalah penyemangat terbesar bagi penulis untuk melanjutkan ceritanya.
Alira masih membaca komentar satu persatu. Sampai ia berada di komentar pertama untuk cerita yang malam ini ia publikasikan.
bananamilk memberikan vote untuk cerita anda!
bananamilk memberikan komentar untuk Bab 35: terus semangat nulisnya alira, aku selalu dukung semua karya kamu
Tidak tau kenapa, Alira selalu terpaku dengan komentar yang diberikan oleh akun bernama bananamilk tersebut. Meski komentar yang diberikan tidak jauh berbeda dengan pembaca lain, tapi Alira merasa ada yang berbeda dengan komentar yang barusaja ia baca.
"Kamu …" Alira memandang sekali lagi komentar dari bananamilk.
"Satu dari sekian banyak alasan kenapa gue terus nulis sampai detik ini."
***
"Ciee yang senyum senyum terus kayak orang kasmaran cieee!"
Denis terus menyoraki Alingga yang sedang fokus membaca komentar dari pembaca novelnya.
"My Annoying Boyfriend," Denis membaca judul cerita baru yang dibuat oleh Alingga.
"Badboy lagi tuh pasti," tebak Oscar.
Denis menggeleng cepat. "Enggak, Car. Yang ini cowoknya enggak badboy. Dia anak rohis kok. Tapi kok lo kasih judul annoying?"
"Definisi 'annoying' tiap orang itu beda-beda," jawab Alingga terlihat serius.
"Otak lo kok ada aja gitu ide ceritanya. Enggak pernah kehabisan stok apa, Al?" heran Denis.
"Bucin banget itu otak. Enggak kayak hatinya tapi," Oscar ikut menanggapi.
"Yang baca novel lo kebanyak cewek pasti, Al"
"Atau ada yang cowok?"
Alingga menutup macbook miliknya sebelum menjawab pertanyaan dari kedua temannya.
"Awalnya gue pikir yang baca cewek semua. Tapi pas ada bedah buku yang gue datangin, ternyata ada cowok yang baca cerita gue. Gokil banget sumpah!" Alingga tampak geli mengingat pengalamannya saat buku pertamanya terbit dan difilmkan.
"Terus terus? Mereka ada minta tanda tangan lo juga, Al?" tanya Denis.
Alingga mengangguk. "Kalo yang minta cewek, masih mending lah. Bisa gue ajak basa basi, gue gombalin dikit-dikit."
"Tapi kalo cowok? Canggung banget men. Gue tiba-tiba gagu dalam sekejap."
Denis dan Oscar tertawa terbahak-bahak mendengar cerita dari Alingga. Membayangkannya saja sudah membuat mereka geli.
"Merinding nih gue," ujar Denis masih setengah tertawa.
"Kok gue ngerasa aneh sih," kekeh Oscar. "Masih nggak nyangka aja."
"Sebenarnya kalo misal yang nulis cewek terus yang baca cowok masih mending. Pokoknya kalo yang nulis cewek, mau yang baca sama-sama cewek atau cowok nggak bakal ada masalah," tutur Alinga mengatakan pendapatnya.
"Tapi gue tetep seneng entah yang baca cerita gue itu cewek atau cowok, yang jelas mereka udah jadi salah satu motivasi terbesar gue buat buat terus berkarya."
Tiga tahun yang lalu, Alingga hanya iseng menulis novel karena bosan sendirian di rumah. Dan papanya masih melarang Alingga berkeliaran sendirian. Dengan menulis, Alingga tidak memerlukan banyak persiapan, tidak harus keluar rumah, dan tidak mengeluarkan banyak biaya.
Satu bulan setelah Alingga mengunggah karya pertamanya, ia menemukan satu karya yang sampai saat ini terus memotivasi dirinya supaya bisa tetap terlihat bahagia setiap hari. Alingga yang awalnya murung karena kedua orangtuanya berpisah, perlahan terobati dengan membaca karya tersebut.
Alingga tidak pernah menyangka jika tulisannya dapat dibaca oleh jutaan bahkan ratusan juta orang. Dibukukan dan difilmkan. Tidak pernah ada dipikiran Alingga jika orang-orang akan mengenalnya melalui sebuah novel.
Tentu Alingga pernah mendapat beberapa komentar yang tidak enak di dengan seperti: cowok kok sukanya nulis novel! Jijik tau kalo ada cowok yang bucin. Atau mungkin, jadi nggak kelihatan cowoknya kalo suka nulis kayak begituan.
Bukannya Alingga tidak peduli dengan komentar mereka, tapi Alingga akan tetap melakukan suatu hal selagi hal tersebut tidak merugikan orang lain. Toh, Alingga tidak memaksa mereka untuk membaca cerita Alingga. Yang mau mau aja. Kalau tidak mau juga tidak apa-apa.
"Yaelahh bosen gue," kata Denis setelah kalah dalam permainan game onlinenya.
"Kenapa lo?" tanya Oscar.
"Habis ini ada pelajaran fisik cuy. Dah! Otak gue nggak nyampe kalo harus ngadepinnya," Denis berujar sambil menyelonjorkan kedua kakinya.
"Makanya, dulu itu kalo mau ambil jurusan mikir dulu," kata Oscar.
"Udah sih, jangan bahas masa lalu. Berasa kayak punya mantan aja. Padahal pacaran aja gue belum pernah," ujar Denis terkekeh pelan.
Alingga yang sudah selesai membuat pengumunan di akun sosial medianya, segera beranjak berdiri.
"Mau cabut kemana, Al?" tanya Oscar mendongak ke arah Alingga.
"Nyari vitamin," jawab Alingga yang sudah berjalan keluar kelas.
Oscar membulatkan mulutnya mendengar jawaban Alingga. Begitu juga dengan Denis. Mereka berdua sudah paham dengan vitamin yang dimaksud oleh Alingga.
"Gue berani taruhan kalo suatu saat mereka berdua bakal pacaran."
***
04102021 (11.11 WIB)