Alira menghentikan langkah Gea saat berada di depan kamar yang ada di lantai dua. Di depan mereka saat ini adalah pintu kamar Alingga. Alira masih ingat betul karena ia pernah masuk ke sana.
"Udah sampai sini. Malunya disimpen dulu," kata Gea dengan suara pelan.
Alira menghela napas panjang. Tidak ada gunanya melakukan tawar menawar dengan Gea. Gadis tersebut lebih keras kepala daripada Alira.
Tok tok tok!
Meskipun sering dijuluki gadis bar-bar, Gea masih tau yang namanya sopan santun. Lagi pula yang di depannya ini adalah kamar laki-laki. Tidak semestinya Gea langsung masuk tanpa meminta ijin dari yang punya kamar.
Beberapa saat Alira dan Gea berdiri di depan kamar, namun belum ada yang membukakan pintu. Apa jangan-jangan Alingga dan Oscar sudah tidak ada di dalam?
"Ini kenapa dari tadi nggak ada yang …" Gea menghentikan ucapannya saat melihat pintu kamar terbuka.
"Hai sayang!" sapa Oscar tersenyum lebar di depan kekasihnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com