Langkah kaki Alira terlihat sangat berat. Tidak seperti hari-hari biasanya. Alira selalu semangat ketika akan berangkat ke sekolah. Namun untuk hari ini, semuanya berbeda.
"Alira yuhuuu!"
Suara cempreng Gea menyambut kedatangan Alira. Gadis tersebut masih seperti biasanya. Selalu terlihat ceria di depan Alira.
"Muka lo kenapa kayak lap meja yang belum dicuci sebulan? Habis maraton drama baru ya? Spill ceritanya dong! Siapa tau gue ikutan tertarik buat nonton," ujar Gea tanpa ada jeda di setiap katanya.
Bukannya menjawab pertanyaan Gea, Alira hanya diam di tempat duduknya. Ekspresi di wajahnya pun tidak berubah.
"Heh! Jangan ngelamun, Al. Masih pagi juga," Gea menyenggol lengan Alira dengan penggaris miliknya.
"Gue nggak ngelamun," kata Alira.
Suara Alira terdengar lirih. Seperti orang sakit. Membuat Gea yang mendengarnya mengira jika Alira sedang tidak enak badan.
"Lo demam, Al?" tanya Gea sambil meletakkan punggung tangannya di atas dahi Alira.
"Tapi kok nggak panas."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com