Gilli —kecil— berlari cepat menuju ke ruangan sang ayah. Tak sabar ingin menunjukkan progres sihirnya. Penyihir berkerudung putih itu sedang membuka-buka buku besar dengan tulisan para Dewa. Buku berisikan mantera-mantera sihir yang memungkinkan sihir kesembuhan. Fenrir sedang mempelajari sihir itu agar Killi bisa bertahan saat ia harus menggantikannya menjaga buku kematian.
"Ayah." Sapanya.
"Halo, Gilli. Apa yang kau lakukan di sini?? Kenapa tidak berlatih?" Fenrir acuh, ia masuh terus mencatat perkamen dan membolak balik bukunya. Seekor kucing hitam mengerung pelan sebelum kembali melingkar hangat di bawah kaki Fenrir.
"Aku sudah bisa melakukan sihir yang diajarkan Ayah. Semudah menjentikkan jari." Senyumnya, Fenrir ikut tersenyum.
"Bagaimana dengan Killi? Dia sudah bisa?" Penyihir tampan itu melepaskan kaca mata bulat yang hanya pada satu sisi. Ada rantai emas menjuntai sampai ke belakang tengkuk.
"Dia payah seperti biasanya, Ayah." tukas Gilli.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com