webnovel

tumbal lukisan

seperti gadis gadis yang hilang secara misterius sebelumnya di kota itu, Hani yang tak sengaja bertemu Dion dalam perjalanan pulangnya akhirnya terpilih menjadi daftar korban berikutnya

nhovia · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
21 Chs

part 6

jam berapa sekarang?" Zara membuka percakapan

Hani melihat jam dilengan kirinya. Jam 05.15 pagi. tidak mungkin pikirnya, ia sudah disini sejak tadi dan waktu seakan tidak bergerak

"apa kamu pernah kehilangan orang yang kamu sayangi?"

" ehh "

" rasanya seperti tidak akan bertemu lagi selamanya, apa kamu pernah?"

hani belum menjawab pertanyaan-pertanyaan Zara , langkah kakinya berhenti sejenak. ia membuang jauh pandangannya jauh ke atas langit seolah mencari jawaban. langit-langit berwarna kelabu tampak lebih rendah dari yang biasanya ia lihat, sekilas ia beradu pandang mata dengan seekor burung gagak hitam yang bertengger di atas pohon

seekor burung gagak berkaok,mengepakkan sebelah sayapnya dengan liar. ia mengalihkan pandangan dari burung itu lalu mulai berjalan lagi. ia tak menemukan jawabannya . meski hatinya pedih mengingat kepergian adiknya beberapa bulan yang lalu

Zara nampak cantik dan misterius dengan gaun hitam transparan yang dikenakannya. Hani sekali-kali mencuri pandang ke arahnya. seutas kalung emas putih berayun-ayun di atas dadanya. Hani menjelajahi tubuh Zara dengan seksama sampai ke bawah

ujung-ujung jari kakinya yang tampak pucat berkerut membiru, ya Hani baru sadar ternyata Zara bertelanjang kaki rupanya

" dimana sepatumu?"

" mereka membuangnya saat aku tak bisa bergerak"

"maksudnya?" Hani bertanya tak mengerti. ia tak bisa mencerna ucapan Zara barusan

Zara berjalan ke arah Hani menatap dalam pada wajah Hani, ada hening sejenak diantara mereka

" kita sudah sampai, kamu tinggal menyebrang jalan saja di sana. Ada 3 gedung berjejeran dengan ukuran sama. carilah gedung dengan kaca-kaca berwarna biru"

"baiklah,terima kas...."

belum sempat Hani menyelesaikan kalimatnya,Zara sudah berbalik arah lenyap dari pandangannya membuat Hani sedikit kesal

"perduli setan, aku juga harus pergi sekarang"

timpal Hani

hanya dalam beberapa detik saat ia baru setengah menyebrangi jalan, langit kelabu yang dilihatnya memudar di ganti sinar matahari yang menerobos setajam pisau asah.

keadaan berbalik aneh dengan sangat cepat.

la berada di tengah garis zebracross dengan lampu yang berganti hijau. suara-suara klakson mobil dan motor hampir meremukan gendang telinganya. seorang pria berkepala plontos menyembul keluar dari jendela yang terbuka, memberinya peringatan keras

" minggir gadis jelek atau kutabrak sekalian"

hani ingin protes karena memang ia tak habis pikir, seingatnya jalanan masih nampak lenggang

bagaimana bisa berubah ramai dalam sekejap??

Hani membungkukan kepalanya sedikit kepada mereka, membuat tanda permintaan maaf lalu berjalan pergi secepatnya

hani merasa lemas,lututnya gemetaran ia hampir terjatuh karena bersenggolan dengan anak anak kecil berseragam sekolah yang lari-lari sambil tertawa

seseorang menolongnya. seorang gadis yang usianya hampir sama dengannya

"kamu baik-baik saja.? ah dasar anak sekolah zaman sekarang enggak punya sopan santun sama yang lebih tua"

" biarin,.mereka masih anak-anak. aku juga yang salah "

" serius kamu enggak apa-apa? wajahmu pucat loh! atau kamu lemas karena belum sarapan"

gadis itu benar nyatanya Hani belum Sarapan tapi ia lemas karena pengalaman mencengangkannya beberapa saat yang lalu

"aku mau melamar kerja,kamu tahu alamat kantor ini?"

"ahh nanti kita jalan sama-sama kesana ya. ini kantor tempatku bekerja"

" benarkah?"

"iya, tapi sebelum itu kita sarapan yuk, aku yang bayar deh. kan ga lucu kalau kamu sampai pingsan saat wawancara nanti"