webnovel

tumbal lukisan

seperti gadis gadis yang hilang secara misterius sebelumnya di kota itu, Hani yang tak sengaja bertemu Dion dalam perjalanan pulangnya akhirnya terpilih menjadi daftar korban berikutnya

nhovia · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
21 Chs

part 3

sejak dulu Hani selalu menakut-nakuti adik perempuan satu-satunya dengan cerita seram menjelang tidur, Hani akan menyelinap masuk ke kamar adiknya saat tengah malam. hani menggulung dirinya dengan selimut putih dengan kedua tangan ditangkupkan di atas kepalanya lalu membuat suaranya memberat sedikit,

aku hantu ... aku hantu yang suka anak gadis yang cantik,ikutlah ke duniaku ...Hi Hi Hi Hi

dan sang adik akan menangis jerit-jerit ketakutan

" aku benci kakak. kakak jahat"

"Mega,kakak cuma bercanda,lihat ini selimut yang biasanya kakak pakai kan?"

Mega menatap tajam Kakaknya diujung pintu. ini sudah kesekian kalinya kakaknya menakuti dirinya seperti ini. Meski ia sudah mendapatkan haid pertamanya seminggu yang lalu bukan berarti ia menjadi seorang yang pemberani

"aku sumpahin suatu hari nanti, kakak akan didatangin hantu beneran sampai kakak mati ketakutan" Mega tidak bercanda, ia mengucapkannya keras-keras seperti doa sambil membanting pintu kamarnya. lalu berlari ke arah kamar ibunya, mengadukan perbuatan kakaknya

🌕🌕🌕🌕

dan karma dari adiknya itu telah datang menghampirinya

selama beberapa detik Dion menatap Hani dengan tatapan mata seperti ingin menerkam mangsanya. Mulut Hani sedikit terbuka, sekujur otot dan tulangnya menegang, jantungnya berdetak cepat seakan mau copot ia berkeringat ketakutan.

mungkinkah sosok Dion adalah hantu? pikir Hani

"kamu takut?" Dion bertanya, laki-laki itu menyentuh kening Hani

"......" tak ada kata-kata yang sanggup Hani ucapkan saat ini

"aku bercanda, ini baksonya sudah selesai aku siapkan" tiba-tiba semangkuk bakso sudah ada di atas meja . Hani masih membeku , ia sekilas melihat uap-uap udara yang keluar dari bakso di hadapannya lalu beralih ke wajah Dion yang kini memasang senyuman lebar

aku harus apa .. aku harus apa sekarang... aku bahkan tak punya tenaga untuk segera pergi dari sini ... .

"hei,kamu menganggap tadi itu serius ya? ya ampun coba lihat kedua kakiku kalau tidak percaya. mana ada hantu yang bisa menapak tanah kan?"

Hani ingin percaya tapi sungguh ia merasa masih ada yang janggal

Dion membuka tutup tempat sendok dan garpu,mengambil sebuah sendok dan sebuah garpu , ia mengelapnya dengan tisu kering lalu menaruhnya masing masing di telapak tangan Hani

" ayo cepat dimakan, nanti baksonya keburu dingin"

dion duduk di depannya , menunggu Hani yang sejak tadi tidak bereaksi

"...nggghhh serius kan cuman bercanda?"

" apa aku kelihatan tidak seperti manusia hmmmhh???? lagipula mana ada hantu jualan bakso ? "

hani mengambil nafas dan membuangnya panjang

" syukurlah....." ucap Hani

kini ia sudah tak mau pusing entah manusia entah hantu, ia sudah sangat lelah dan mengantuk setelah seharian ini

Hani mulai memakan baksonya. pertama ia mencicipi kuah beningnya,

rasanya gurih... seperti....

"gimana? enak kan?"

"lumayanlah"

"ayo dicoba baksonya, aku jamin kamu pasti jadi pelanggan setelah malam ini"

hani sedikit tertawa

"kamu ini pede banget, gimana kalau rasa baksonya biasa aja, atau malah gak enak "

hani menggigit bakso kecil lalu mengunyahnya. ia berhenti sebentar. kedua matanya ia pejamkan untuk lebih menikmati rasa dari bakso buatan Dion.

ini...luar biasa... belum pernah aku malan bakso seenak ini. serat dagingnya terasa kasar , tidak lembut tapi membuat gigiku ingin menguyah,menguyah dan tak mau berhenti

hani membuka matanya,

"ini enak banget, bakso paling enak yang pernah aku makan, kamu yang buat ini sendiri? atau beli dari penggilingan daging?"

"iya aku buat sendiri, aku punya alatnya di rumah"