~ZAYN JAXTON
Tepat pada tanggal 28 hari ini adalah hari spesial untukku. Ya hari ini adalah hari kelahiran ku,hari ulang tahunku. Semua orang pasti akan bahagia menyambut hari bahagianya tetapi berbeda denganku. Semua hari bagiku adalah hari biasa bahkan hari ulang tahunku saja sudah aku anggap biasa.
Muncul kesedihanku pada saat papaku mengirimkan sebuah pesan suara melalui hp "Zayn selamat ulang tahun,papa masih diluar negri untuk beberapa waktu. kamu jaga diri baik-baik" seperti itulah isi pesan suara yang dikirimkan papa padaku. Setiap dihari bahagiaku aku ingin sekali merayakan hari ini bersama mereka. Tapi nampaknya itu hanya akan ada didalam mimpi saat aku tidur nanti.
Aku tidak membalas pesan papa sama sekali,menutup handphoneku dan menutup hatiku agar rasa sedih dan kecewaku pada mereka tidak semakin membengkak. Tapi apadaya setiap aku mengingat mereka hatiku semakin terluka dan luka yang aku rasakan semakin hari semakin besar. Aku berharap suatu hari luka ini tertutup meskipun akan berbekas tapi setidaknya tidak mengeluarkan darah lagi sudah cukup bagiku.
Saat aku akan beranjak istirahat kekasur tiba-tiba handphoneku berbunyi tanda panggilan masuk. Aku lihat layar handphoneku ternyata dari mamaku. Aku sangat bahagia aku berfikir mungkin dia akan ingat hari ulang tahunku. Sesegera mungkin aku mengangkat telponnya. Dari dalam handphone aku mendengar suara mamaku,dia mengatakan akan mengajakku makan diluar dan memberitahukan alamat restoran yang ingin aku tuju.
Dalam hati aku berteriak bahagia,astaga aku tidak percaya aku akan merayakan hari bahagiaku bersama orang yang aku rindukan selama ini. Segera aku berlari kekamar mandi untuk membersihkan diriku terlebih dahulu sebelum bertemu dengannya nanti. Aku merasa hari ini ini seperti mimpi,biasanya aku hanya bertemu dengannya lewat tidur malam ku tapi hari ini pertama kalinya aku dan mama akan merayakan hari spesial ku.
Dengan rasa percaya diri yang tinggi aku keluar rumah untuk menemui mama,mengendarai mobilku ke restoran yang telah disebutkan. Aku sungguh tidak sabar ingin bertemu dengannya. "mama,I misssss uuuuuuu" teriak ku dengan girang didalam mobil.
* * *
Kini aku telah tiba di restoran tempat janjian ku bersama mama. Dengan langkah panjang aku memasuki restoran mencari nomor meja yang sudah diberitahu mama sebelumnya. Akan tetapi yang aku dapati disana bukan mamaku. Melainkan seseorang yang tidak kuharapkan dia adalah Marcella mantanku.
"kamu kenapa disini,mama kemana?" aku bertanya penuh kebingungan pada Marcela.
"tidak ada,aku yang meminta Tante untuk mengajakmu keluar. Ada yang mau aku bicarakan denganmu." Marcella berucap santai padaku. Dia berucap padaku semudah membalikkan telapak tangan.
"tidak ada yang perlu aku bicarakan denganmu" segera aku melangkah pergi dari hadapannya. Marcella memanggilku akan tetapi aku tidak ingin menanggapi Marcella,aku pergi meninggalkannya seorang diri disana. Lagipula dari tadi dia seorang diri kan,jadi mungkin tidak akan terjadi apa-apa. Hatiku sangat sakit,aku kecewa,aku kesal dan sedih.
Sekarang aku berada didalam mobil. Kubuka handphoneku kucari kontak mamaku dan memanggilnya lewat panggilan suara. Setelah 3 kali deringan terdengar suara mama diujung telpon.
"ma,kenapa kamu membohongiku?" langsung aku to the point bertanya padanya.
"Marcella bilang dia ingin baikan denganmu bukankah kalian berdua sangat cocok? ." Terdengar jawaban mamaku diseberang telpon.
"ma...apa mama tahu ini hari apa?" aku bertanya dengan mata berkaca-kaca pada mama.
"memangnya ini hari apa?" aku mendengar suara mama yang bertanya padaku.
"Ternyata kamu sama sekali tidak ingat."
Kumatikan panggilan itu dengan rasa kesal yang membuncah. Aku memukulkan tanganku pada setir mobilku. Tanganku tidak terasa sakit sama sekali tapi hatiku yang sangat sakit. Tak ingin menjadi pria cengeng aku menarik napas dalam-dalam berusaha setenang mungkin. Sedikit agak tenang kemudian aku melajukan mobilku kembali menuju rumah. Sesampai didalam rumah aku berjalan memasuki kamarku.
"tuan muda sudah pulang!" Moxie yang sedang beres-beres menyapaku. Tetapi aku hanya lewat tidak mempedulikannya. Dengan langkah panjang tertunduk aku berjalan menuju kamar tempatku menghabiskan waktu.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!