webnovel

Kampung Sabaha

"Den, kita udah sampai" Bi Rah membangunkan Steve yang tertidur di dalam mobil, lelah karena perjalanan panjang dari kota ke kampung Sabaha.

"haaah" Arga mengambil nafas panjang lalu membuangnya sambil mengucek mata agar terjaga, dengan malas dia membuka pintu mobil dan keluar, melihat sekeliling yang ternyata rumah satu kerumah lainnya berjarak sekitar dua sampai tiga meteran.

"Ini rumah bibi Den, kecil gak seperti tempat tinggal Aden" Ucap Bu Rah.

"gak apa-apa Bi, yang penting bisa tidur nyenyak kan?" jawab Arga dengan bibir tersenyum yang pasti membuat kaum hawa bergetar tidak terkecuali Bi rah.

"Aduuuuh Den, kalo Aden tersenyum gitu bikin bibi merinding ingin...." batin nya.

Pak Prapto mengeluarkan semua tas semua keperluan tuan muda nya, lalu memasukan tas tersebut ke dalam rumah. Setelah selesai Pak Prapto pamit pergi.

"Den, saya mau pamit semua barang sudah dimasukkan kedalam" ucap Pak Prapto.

"Iya Pak terima kasih"

"Lah mau kemana? nginep aja dulu baru besok kembalinya" Ucap Bi Rah.

"Gak ah Rah, mumpung masih jam segini mau mampir dulu nengok keluarga di kampung Mumpung kesini, besok dari sana langsung ke kota lagi" jawab Prapto.

"oh yaudah hati-hati di jalan Pak, lagian dari sini ke kampung pak Prapto lumayan jauh. Terimakasih Pak"

"Kalo gitu saya pamit dulu Rah, Den" membungkuk lalu masuk ke mobil memarkirkan nya dan kemudian pergi dengan suara klakson, setelah mobil itu hilang Bi Rah pun mengajak Arga masuk ke rumah.

"Ayok Den" dan Arga pun masuk kedalam Rumah membuntuti Bi Rah, bokong bulat bergoyang terlihat jelas oleh mata Arga "Tubuh nya Bibi masih bagus padahal umurnya udah kepala empat, coba aja bisa...." batin Arga.

mereka pun masuk kedalam rumah, Bi Rah mengantarkan Arga ke kamar yang akan di tempatinya. Sebenarnya itu adalah kamar utama rumah ini, kamar Bi Rah dan mantan suaminya, namun kini akan di tempati Arga.

"Ini kamar Den Arga, gak seluas kamar Aden sih. semoga Aden betah ya" ucap Bi Rah.

"Iya Bi, tempatnya nyaman kok" Arga tersenyum membuat Bi Rah terpesona olehnya.

"Yaudah Aden istirahat dulu, Bibi mau bersihin dulu badan udah lengket, kalo ada apa-apa bilang ya Den, Bibi di kamar sebelah"

"Iya Bi, Makasih banyak" lalu Arga ambruk keatas kasur, "agak keras kasur ini, tapi lumayan lah" batin Arga.

Setelah beberapa lama dia tiduran, tiba-tiba dia mendengar guyuran air menandakan ada yang sedang mandi.

"Sepertinya Bi Rah lagi mandi, ini kesempatan liat tubuh montoknya" gumam nya.

"Intip jangan, intip jangan, intip aja lah. kalo ketauan pura-pura aja gak liat hihihi" Arga pun berjalan ke arah suara itu, dan duuug ternyata pintu kamar mandi itu hanya di tutupi kain dan agak tembus pandang, matanya terus melihat pemandangan indah itu. Tiba-tiba dia merasakan senjatanya naik dan mengeras dan mebesar " Aduuuh kenapa sakit sekali" batinnya, dia pun bergegas ke kamar lagi sembari memegang sesuatu yang menonjol diantara selangkangan nya.

Setelah sampai di kamar, mencoba menetralkan pikirannya agar senjatanya Melayu tapi tidak berhasil malah semakin mengeras.