webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Yuurei

Enam jam perjalanan, tapi kami sampai lebih cepat dari perkiraan seharusnya. Tempat yang kami datangi seperti adalah sebuah kota yang sangat maju dan terletak di atas bukit dengan sebuah sungai besar mengalir di sampingnya. Kota dibatasi tembok menjulang dengan penjagaan yang ketat, menembusnya seperti hal mustahil rasanya. Theo menunjuk satu bagian dari sungai dimana terdapat dua buah sampan kayu di sana. "Yui sudah ada disana, tapi kita harus menunggu dulu kabar dari Yuurei untuk bisa masuk," Jelas Theo tegas.

"Tha kau pergi bersama Theo dan Zie, aku dan Andera akan pergi lebih dulu membuat jalan untuk kalian," Naar melihat pada Zie. "Jaga mereka, aku percaya padamu," aku berharap pertengkaran diantara mereka tidak kembali terulang seperti saat menghadapi Phobos saat itu.

Theo memberikan padaku perlengkapan termasuk busur dan panah. "Kau tahu kan tugasmu," aku mengangguk, meski aku tidak tau mana jantung yang mereka maksudkan namun aku yakin aku bisa melakukannya.