webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Separuh

"Hat-hati." ini adalah pesan terakhir dari Naar, sebelum dia pergi menyambut kedatangan kereta tetua yang memasuki halaman rumah Azalea.

Laki-laki tua yang mungkin berusia sekitar 70-80 tahunan itu, pernah kulihat sebelumnya. Tubuhnya tinggi tegap, dengan rambut yang sudah memutih disisir rapi ke belakang. Tindak tanduknya sangat lembut dan santun, tapi kita tidak dapat menilai buku hanya dari sampulnya, bukan?.

"Dimana orang itu?" ucapnya segera, setelah kulihat beliau berbincang sejenak dengan Azalea.

Detik berikutnya, Azalea memberiku isyarat untuk mendekat. Aku menurutinya dengan berjalan ke arah mereka, kemudian memberi salam.

Aku hanya diam ketika mendapatkan tatapan seolah orang itu sedang menilaiku, "Aku tidak mengira ada manusia yang—" entah apa yang akan beliau katakan, karena beliau tidak melanjutkan ucapannya.

"Tha adalah keturunan Youenha," jelas Azalea.