webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Seekor Ular

Aku tidak bisa mengatakan apapun, Ini membuatku terkejut. Aku kira dia juga bisa melihat bentuk Falak, karena dia seperti tahu kapan datangnya makhluk itu.

"Apa bentuknya seperti ini?," ucapnya, sambil menunjukkan sebuah buku dengan gambar seekor ular dengan separuh tubuh manusia.

"Tidak," jawabku membenarkan, "Hanya di bagian kepalanya saja yang sedikit mirip wajah manusia, sementara tubuhnya tidak. Dia juga tak tangan seperti kita. Mulutnya lebar, matanya besar dengan warna hijau kebiruan," aku berusaha mendeskripsikan ciri-ciri Falak pada Antonie.

"Kau lucu, Tha," ucap Antonie setelah meredakan tawa, sejalan dengan hilangnya buku di tangannya dalam sekejap, "Aku tahu sekarang, kenapa Azalea sangat menginginkanmu. Kau memiliki mata yang sangat indah,".

Kata-katanya terdengar seperti rayuan seorang bocah untukku, tapi disaat bersamaan, aku justru semakin bingung.