webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Penyimpanan

"Pakai saja dulu," tukas Winnter, "kalau sudah siap, aku akan mengetuk pintunya."

Aku hanya diam dan memakai perlengkapan yang diberikan. Winnter membetulkan jaket yang aku kenakan dengan memasang tudung jaketnya, setelahnya berkata, "kumohon, jangan terkejut!" dia memperingatkan kami. Aku sama sekali tidak tahu maksudnya dan sangat penasaran dengan ruangan apa yang ada di depan kami.

Setelah semua yang dia berikan terpakai sempurna, Winnter mengetuk pintu ruangan itu pelan. Tak lama kemudian seseorang tampak mengintip dari dalam, sebelum membuka pintunya. Ternyata, orang itu adalah ayahnya, yang segera mempersilahkan kami masuk. Winnter memberi isyarat agar tidak terlalu jauh darinya, maka aku menggandeng tangan Mirai dan kami berjalan di belakangnya.